Bab 21

1.7K 122 5
                                    

WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧

HAPPY READINGlike jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬Sorry for typoJangan jadi pembaca gelap terus 🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, Gisel selalu bangun sebelum matahari menunjukkan sinarnya. Meski tidur larut malam, tubuhnya sudah otomatis ter-set untuk bangun pagi hari.

Sepertinya Jevan yang memindahkannya ke kamar, padahal pria itu bisa saja membangunkannya. Tapi ya sudah, toh ia ketiduran karena menunggu Jevan makan juga.

"Gi..." Suara parau khas bangun tidur masuk ke dalam indera pendengarnya. Gisel pun menoleh dan menemukan Jevan yang sedang mengusap-usap matanya. Pria itu baru bangun tidur, karena itu suaranya masih terdengar serak.

"Gi..." panggilnya lagi sambil membenahi posisi duduk dan penampilannya yang mungkin terlihat acak-acakan.

Meski terlihat masih linglung, Jevan tetap terlihat menawan. Rambutnya yang acak-acakan dan deep voice khas bangun tidurnya membuat Gisel sedikit terpaku.

"Ah—iya?" jawab Gisel, terkejut.

"Ganti baju," perintah pria itu, yang sukses membuat Gisel mengangkat sebelah alis tanda bingung dengan ucapan pria itu.

"Mas Jevan linglung ya?" Kakinya melangkah menghampiri sofa tempat tidur dua saudara sepupu itu. Dia juga melihat Nares yang masih tertidur di sofa, dengan kaki yang menggantung karena tidur miring.

"Enggak, Gi..." ujarnya sambil menggeleng, "Mending pakai baju yang bener deh." Jevan menunjuk celana pendek yang dikenakan Gisel.

Perempuan itu menunduk dan seketika merasa malu karena Jevan melihat dirinya memakai celana pendek setengah paha. Dia langsung berlari masuk kamar untuk mengganti pakaiannya. Semalam, dia terlalu mengantuk untuk memeriksa penampilannya.

Tunggu, bukankah kemarin malam Jevan yang menggendongnya ke kamar? Berarti pria itu sudah melihat penampilan memalukannya sejak semalam.

'Aishhh...' Gisel merasa malu.

Sudah bahannya tipis, murah pula. Gisel yakin Jevan akan mengomelinya karena memakai pakaian gembel. Padahal ini pakaian yang baru dia beli di toko oren, harganya murah, dan enak dipakai.

Setelah berganti pakaian dengan yang lebih tertutup, ia kembali menghampiri sofa tempat Jevan duduk.

"Mas Nares ke mana?" Gisel melirik sofa yang kini hanya menyisakan Jevan.

BABY FATHER | selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang