00 || pengenalan & prolog

1.5K 73 2
                                    

jangan lupa spam komen karena aku suka hehe

Seorang pria menghentikan langkahnya tepat di sebuah kedai yang saat ini sedang ramai pengunjung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria menghentikan langkahnya tepat di sebuah kedai yang saat ini sedang ramai pengunjung. Pria itu menundukkan kepala sejenak untuk melihat surat dari sekolah yang baru saja ia dapatkan untuk kesekian kalinya, hendak segera ia serahkan kepada sang kakak. Namun melihat sang kakak begitu sibuk melayani customer kesana-kemari membuat Arutala Ragaswara hampir saja memutarbalikkan tubuh hendak meninggalkan tujuan utamanya datang ke sini.

Namun, belum sempat Aru benar-benar pergi, tiba-tiba di ujung sana, Raka Mandratama, meneriaki namanya sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya. Seolah memberitahu bahwa Aru harus datang menghampirinya.

Sempat diam beberapa detik di tempat, memikirkan apa harus surat ini lagi-lagi sampai ke tangan kakaknya? Atau mungkin Aru sembunyikan saja surat ini biar tidak ada lagi perdebatan antara mereka seperti yang sudah-sudah?

Aru menghela napas panjang sambil menatap ke arah kakinya dengan sendu. Sepatu terakhir pemberian bapak kini sudah mulai lusuh. Sudah terdapat robekan di setiap sudutnya. Ingin meminta yang baru pada Raka pun sepertinya tidak mungkin. Sebab keuangan mereka tidak baik-baik saja setelah mereka hidup hanya berdua.

Lantas bagaimana jika Raka membaca surat dari sekolah yang lagi-lagi isinya adalah penagihan biaya yang selama ini selalu tertunda? Membayangkan reaksi Raka saja Aru sudah tidak tega.

Tapi jika surat ini tidak disampaikan, maka Raka juga tidak akan pernah tahu berapa tunggakan sekolah Aru yang tersisa. Selain itu, jika Raka tidak menyicil biaya yang tersisa, makan konsekuensi terakhirnya adalah Aru yang harus rela kehilangan bangku SMA nya. Sangat sayang bukan kehilangan bangku SMA di saat Aru sudah ada di penghujung tahun kelulusan?

Alhasil, dengan penuh tekad Aru melangkah sambil mengenggam surat itu erat-erat menghampiri Raka berada.

Sesampainya di sana, Raka langsung menyuruhnya untuk duduk. Sementara Aru terus menyembunyikan suratnya di bawah kolong meja- entah kapan akan ia serahkan surat ini pada kakaknya.

"Kamu sudah makan siang?" tanya Raka yang dibalas gelengan kepala oleh Aru. "Ya sudah, tunggu sini sebentar. Mas ambilkan makan siang khusus untuk kamu."

Selepas Raka pergi, Aru mengeluarkan surat yang ia genggam sejak tadi dari amplop berwarna putih. Perlahan, Aru membaca lebih dulu isi surat tersebut sebelum ia berikan pada Raka. Namun, nominal yang tertera pada surat tersebut membuat Aru tiba-tiba diam karena terkejut. Bagaimana cara Aru mengatakannya pada Raka?

Saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya, buru-buru Aru memasukkan surat itu ke dalam amplop dan menyembunyikannya kembali. Namun, sepertinya Raka sudah lihat dari jauh apa yang Aru lakukan. Alhasil, Raka bertanya sesuatu apa yang Aru sembunyikan di bawah meja sana?

Tentu saja Aru mengelak mencari alasan yang tepat untuk Raka. Namun nyatanya Raka tidak sepenuhnya percaya pada Aru. Dia merebut kertas tersebut dari Aru dan melihat ada logo sekolahnya di depan amplop putih tersebut.

[✓] PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang