Tepat pukul setengah tujuh pagi Aru sudah siap menggunakan seragam dan atribut lainnnya guna berangkat ke sekolah setelah kemarin sakit.
Namun sebelum pergi, Aru berniat menemui Raka yang masih berada di dalam kamar. Dia membuka pintu, membuat Raka yang semula sedang melamun duduk di pinggir ranjang, tiba-tiba menoleh dan terkejut melihat Aru sudah siap berangkat sekolah.
Setelah berhasil masuk ke dalam kamar, Aru kembali menutup pintu kamar itu rapat-rapat. Lalu setelahnya dia melangkah menghampiri Raka berada.
"Kamu mau sekolah?"
Aru mengangguk.
"Yakin? Ngga pusing?"
Aru menggelengkan kepala.
"Mas pikir kamu ngga sekolah. Jadi Mas belum siapin sarapan untuk kamu. Karena tadinya Mas mau beli bubur di depan aja."
"Nanti Aru sarapan di sekolah aja."
Alih-alih mengangguk dan memberi izin Aru sekolah, Raka malah terlihat khawatir dengan kondisi Aru yang sebetulnya belum benar-benar membaik. Aru juga terlihat pucat dan lemas saat berdiri di hadapannya. Hal itu membuat Raka jadi ragu membiarkan Aru pergi.
"Mas.."
"Hm?"
"Soal kemarin Aru minta maaf."
Raka sempat lupa. Dia berpikir sejenak masalah apa yang mereka peributkan kemarin.
"Semakin besar, semakin sering pula Aru ngambek karena hal-hal sepele. Yang seharusnya ngga dipermasalahkan, malah jadi masalah yang panjang. Tapi anehnya, Mas selalu sabar ngadepin Aru."
Raka tersenyum, kemudian menepuk lengan Aru beberapa kali sambil berkata, "Ngga apa-apa, mas ngga masalah kok. Karena suatu saat Mas bakal kangen sama ngambeknya Aru."
Aru hanya tersenyum tipis menanggapinya. "Sekarang Aru boleh sekolah, kan?"
"Emangnya ngga pusing?"
Aru menggeleng.
"Sejujurnya mas khawatir."
"Ck, tenang aja. Aru bakal pulang dalam keadaan baik-baik aja kok. Aru juga ngga bakal skip makan dan obat dari dokter kemarin."
Alih-alih mengiyakan, Raka merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang akan ia berikan pada Aru.
"Pegang uang ini untuk beli sarapan sama makan siang. Jangan beli jajan sembarangan, nanti perutnya sakit dan mual lagi."
Aru mengangguk, "Oke siap!"
Kemudian Raka bangkit dari posisinya. "Ayo mas antar ke sekolah. Jalan kaki pasti capek," ucapnya kemudian jalan lebih dulu meninggalkan Aru yang masih terdiam di posisi semula. Sebelum akhirnya dia menyusul Raka yang sudah menyalakan motor kesayangannya untuk dia gunakan mengantar Aru ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Pulang
FanfictionSebuah cerita di mana seorang kakak beradik yang selalu berusaha untuk hidup akur. Namun kenyataannya, setiap harinya selalu saja ada kesalahpahaman di antara mereka. Yang membuat mereka lagi-lagi bertengkar sampai sesuatu terjadi. ** ❝Mas pulang d...