07 || Kamu malu ya?

272 27 3
                                    

nanti baca pesan di bawah yaaaa

Hari ini Aru pergi pagi-pagi sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Aru pergi pagi-pagi sekali. Bahkan saat Raka belum keluar dari kamarnya, Aru sudah menuliskan beberapa pesan di stick note yang akan dia tinggalkan di atas meja dapur. Karena Aru tahu betul, setiap bangun tidur, Raka pasti akan pergi ke sana.

Di dalam stick note itu berisi pemberitahuan bahwa Aru harus pergi sepagi ini karena ada urusan yang harus dia kerjakan. Aru juga meminta Raka untuk tidak mencampuri urusannya dan tidak mencari di mana keberadaan Aru saat belum pulang nanti.

Selain alasan masih marah karena perdebatan semalam, Aru juga tidak ingin Raka tahu bahwa mulai hari ini Aru akan mengisi waktu luangnya dengan bekerja. Aru ingin menghasilkan uang dan membuktikan pada Raka bahwa dia tidak hanya menerima belas kasih seseorang. Tapi Aru juga bisa menghasilkan- dan berharap penghasilan itu nantinya akan membuat Raka merasa bangga padanya.

Namun sepertinya Aru telah mengambil satu langkah yang salah. Dia pergi dengan perut yang lapar. Sehingga di tengah perjalanan, langkahnya harus berhenti guna beristirahat dan menenangkan cacing di perutnya yang terasa sangat sakit.

Perlahan Aru merogoh saku celananya. Ternyata ada selembar uang dua puluh ribu yang bisa dia belikan nasi uduk di depan sana.

Dengan senyum sumringah Aru kembali melangkah. Dia memesan satu nasi uduk dan segelas teh manis untuknya sarapan pagi ini.

Sementara di lain sisi, saat ini Raka sedang kebingungan kemana Aru pergi. Di tambah lagi ponsel Aru yang tidak aktif. Sehingga saat Raka mencoba menghubunginya, panggilan itu tak tersambung.

Mendadak hati Raka jadi tidak karuan. Perasaannya campur aduk dan pikirannya melayang kemana-mana. Dia takut Aru bertindak yang aneh-aneh mengingat perdebatan mereka semalam.

Namun yang bisa Raka lakukan saat ini hanyalah berdoa. Semoga saat pulang nanti Aru akan tetap dalam keadaan baik-baik saja.

Lalu setelah itu Raka mempersiapkan diri untuk pergi ke kedai guna mencari rezeki, walaupun kedai akhir-akhir ini sangat sepi. Mungkin sebagian orang sudah bosan dengan menu makanan di kedai Raka yang tidak ada perubahan sedari dulu. Sampai-sampai Raka berpikir ingin menutup kedai peninggalan bapak itu dan mencari kerja di luaran sana.

Tapi untuk menutup kedai itu, Raka membutuhkan persetujuan Aru. Karena Raka tidak bisa ambil keputusan tanpa sepengetahuan Aru.

Omong-omong soal Aru, kini Aru telah menyelesaikan sarapannya. Kondisi cacing di perutnya juga sudah jauh lebih baik walaupun kadang masih ada rasa sakit sedikit. Pikir Aru, mungkin asam lambungnya nya kambuh. Jadi sebelum pergi dari warung nasi uduk ini, Aru memutuskan untuk diam sejenak sambil berpikir ingin bekerja apa.

Sampai akhirnya, saat Aru sedang melamun, Aru tidak sengaja melihat setumpuk cucian piring kotor milik ibu penjual nasi uduk. Aru pikir, mungkin kalau dia menawarkan jasa cuci piring, jatah makannya barusan bisa menjadi gratis.

[✓] PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang