05 || Sesuai kata bapak

256 29 0
                                    

jangan lupa komen yang banyak karena aku suka hehe

Esok paginya Aru terduduk dipinggiran ranjang sambil memegangi seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esok paginya Aru terduduk dipinggiran ranjang sambil memegangi seragam sekolah. Seketika dia lupa bahwa mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan, dia tidak akan pergi ke sekolah seperti hari biasanya. Mengingat dirinya sedang mendapatkan hukuman atas kesalahan yang tak pernah dia perbuat.

Aru menghela napas panjang, kemudian melangkah menuju lemari untuk meletakkan kembali seragam itu dengan perasaan tidak rela. Bangun pagi-pagi, membereskan buku dan bersiap seperti biasa ingin sekolah, tiba-tiba dipatahkan oleh keadaan. Membuat Aru menjadi tidak bersemangat untuk apa-apa. Sebab tidak bisa bertemu dengan sang pujaan hati.

Alih-alih berdiam diri di kamar tidak berbuat apa-apa, Aru memilih menghampiri Raka yang sudah menyiapkan sarapan sejak subuh tadi. Raka benar-benar menepati janjinya untuk membuatkan Aru sarapan selain telur ceplok sebagai menu andalan.

Raka yang melihat Aru sudah ada di ruang makan dan memperhatikan lauk demi lauk yang dia persiapkan membuat Aru seketika tersenyum, tidak bisa menunda untuk tidak menyicipi menu sarapan hari ini yang kelihatannya sangat enak dan tak biasa.

Dengan perasaan bahagia Raka memperhatikan Aru yang menyicipi makanan itu dengan lahap. Aru juga mengacungkan jempol kanannya seolah memberitahu bahwa menu hari ini sangatlah istimewa.

Usai memastikan Aru menyukai menu yang Raka siapkan, dengan segera Raka menyusul Aru untuk sarapan bersama.

Selama sarapan itu berlangsung, tidak ada satupun pertanyaan yang Raka lontarkan, meskipun sebenarnya banyak sekali yang ingin dia tanyakan kepada Aru. Tapi melihat mood Aru sedang baik pagi ini, sepertinya menanyakan sesuatu yang akan membuatnya menjadi sensitif bukan pilihan yang tepat. Alhasil, Raka tetap diam sampai sarapan mereka selesai. Bahkan sampai mereka memindahkan piring kotor ke tempat penyucian piring, Raka masih tetap diam.

Sampai akhirnya Aru membuka suara lebih dulu membuat Raka sedikit terkejut. Sebab apa yang Aru katakan adalah hal yang sedari tadi ingin dia tanyakan.

"Karena kejadian kemarin, Kevin jadi semakin nggak suka sama Aru. Kevin ngerusak sepeda peninggalan bapak sampai nggak ada satupun bagian yang masih layak pakai. Jadi.. Aru minta maaf nggak bisa nepatin amanah bapak untuk menjaga sepeda itu dengan baik."

Sebelumnya Raka sudah merasa heran. Biasanya sepeda bapak selalu ada tepat di samping sepeda motor miliknya. Namun sudah dia dicari kesana-kemari, sepeda bapak tidak juga terlihat. Sedangkan yang mengetahui seluk-beluk sepeda itu hanya Aru. Karena setelah bapak tiada, Aru yang merawat dan menggunakan sepeda itu selalu.

"Nggak apa-apa sepedanya rusak. Nanti kalau Mas ada rezeki, Mas belikan yang baru ya. Supaya kalau Aru ingin kesana-kemari nggak kesulitan."

Alih-alih menjawab, Aru malah menatap Raka terkejut. Karena pikir Aru, mungkin saja dia akan kena marah dan disuruh bertanggungjawab atas kelalaiannya dalam menjaga sepeda bapak. Tapi anehnya, Raka malah berniat untuk membelikannya sepeda baru.

[✓] PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang