08 || Hari kedua Aru bekerja

220 28 0
                                    

"Ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu.."

Aru memanggil saat dia sudah tiba di warung nasi uduk kemarin, membuat ibu yang sedang melayani pembeli, tiba-tiba menolehkan kepala dan tersenyum saat Aru benar-benar menepati janjinya.

Sambil bergerak kesana-kemari ibu menyuruh Aru untuk duduk di kursi yang tersedia dan menunggunya sampai benar-benar selesai melayani pembeli. Namun, alih-alih menuruti perkataan ibu untuk duduk, Aru malah ikut membantu ibu, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.

Setelah semua pembeli mendapatkan pesanannya, Aru dan ibu saling bertatapan, kemudian melempar senyuman.

"Sekarang giliran Aru duduk. Ibu siapin sarapannya ya," ucap ibu sambil bergerak mengambil piring, hendak membuatkan satu porsi untuk Aru.

Namun Aru berhasil menahannya sebelum nasi uduk itu mendarat di piring yang dipegang ibu. "Jangan, Bu. Aru kan belum cuci piring, belum kerja, baru dateng juga. Masa langsung makan?"

Ibu tertawa sambil menyenggol lengan Aru, "Kan kemarin ibu yang undang Aru untuk datang lagi ke sini. Ibu juga yang mau kasih sarapan nasi uduk ke Aru. Jadi Aru nggak usah nunggu cucian piring."

"Jangan gitu, Bu. Aru nggak enak."

"Nggak apa-apa." Belum sempat Aru menahan pergerakan ibu, tiba-tiba nasi uduk itu sudah mendarat di atas piring. Membuat Aru jadi tidak bisa menolak. Namun, saat ibu masih mengambilkan lauk di atas piring Aru, tiba-tiba pembeli datang yang membuat suatu ide muncul di benak Aru.

"Bapak mau nasi uduk kan?" tanya Aru bersemangat yang dibalas anggukkan kepala oleh pembeli yang baru datang itu. Sebelum akhirnya Aru mengambil piring yang ada di tangan ibu. "Ini, Pak, nasi uduknya. Selamat menikmati."

Setelah bapak itu pergi mencari tempat duduk, ibu malah menatap Aru sebal.

"Aru mau cuci piring dulu, Bu," ucap Aru sambil berjalan menuju meja yang sudah selesai ditempati. Aru mengangkat piring-piring kotor itu dan membawanya ke tempat pencucian piring.

"Dimana-mana makan dulu baru kerja, Aru.."

Aru tidak menggubris. Aru tetap fokus membersihkan piring kotor itu agar menjadi bersih dan bisa digunakan lagi nanti. Namun, saat Aru sedang menyuci piring, tiba-tiba kepalanya pusing, pandangannya melebur membuat Aru jadi tidak bisa fokus.

Buru-buru Aru membilas tangannya dari sabun dan menaruh piring yang dia pegang ke tempat seharusnya. Sebab jika tidak buru-buru diletakkan, mungkin piring itu akan lepas dari genggamannya.

Dengan tangan yang masih basah Aru memijat keningnya. Sesekali Aru juga menjambak rambutnya karena terasa sangat sakit.

Aru tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia sering tiba-tiba pusing, mual, cepat lelah dan sakit perut atau punggung bagian belakang yang berlebihan. Hal itu membuat Aru jadi was-was sendiri setiap ingin beraktivitas. Namun, apa yang Aru rasakan akhir-akhir ini sama sekali tidak pernah dia katakan pada Raka. Karena Aru takut Raka menjadi khawatir. Jadi selagi masih bisa Aru tahan, maka Aru akan melakukannya.

[✓] PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang