19.Sean

2.2K 95 0
                                    

"Hallo pak Sean?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo pak Sean?."

"Ya,gimana udah kalian temuin?."

"Mobil yang anda maksud masih ada di daerah puncak,di gudang mobil-mobil bekas dekat stasiun." Sean mengingat tempat yang di sebut oleh orang suruhannya,lalu teringat stasiun dan pagar besar yang ternyata gudang mobil-mobil bekas.

"Oke,uang bakal saya transfer kamu tolong telpon polisi ke alamat gudang itu."

"Baik pak."

Waktu menunjukan pukul 01:36 dini hari,jalanan puncak yang saat siang hari ramai mendadak sepi hingga hanya mobilnya yang melintasi bebas di jalan tersebut.

Menempuh waktu satu jam untuk sampai ke gudang mobil,saat sampai Sean buru-buru keluar dari dalam mobilnya namun di hadang oleh dua laki-laki berbaju hitam.

"Minggir!." Mendengar ucapan Sean kedua laki-laki itu justru terkekeh lalu maju menyerangnya.

Bugh

Sean tersungkur saat hidungnya terkena pukulan orang-orang itu,meringis sambil mengusap darah yang mulai keluar dari hidungnya.

"Sialan."

Masih belum siap Sean di dorong kembali hingga menabrak salah satu mobil rongsok di sana,telapak tangannya tertancap pecahan kaca yang ada di mobil tersebut namun ia abaikan lalu menghindari pukulan berikutnya.

Hampir 20 menit perkelahian akhirnya Sean berhasil mengalahkan keduanya dengan sekujur tubuh yang sudah memar,bahkan bukan hanya hidung dan telapak tangannya yang berdarah,tapi sudut bibir hingga pelipis pun ikut terkena pukulan juga benda tajam yang di bawa keduanya.

Keadaan sekitar yang gelap membuat Sean kebingungan,namun ada satu bangunan besar dengan lampu yang menyala,ia yakin Lananya ada di sanah.

Brak

          Lana terlonjat kaget saat suara bising menyapa gendang telinganya,terkejut saat mendapati Sean yang berdiri di ambang pintu dengan tubuh yang berdarah.

"Sean!." Pandangan keduanya bertemu,melihat Sean dengan keadaan kacau seperti itu membuat Lana merasa bersalah,khawatir,juga takut di waktu bersamaan,perempuan itu bahkan menangis.

Buru-buru Sean menghampiri Lana yang terikat di bangku dengan keadaan berantakan,di tambah ia melihat sudut bibir Lana juga rahangnya yang memar membuat emosi Sean memuncak,tapi untuk saat ini ia akan menepisnya.

"Lan,kamu gapapa?." Lana mengangguk dengan tangisnya,terbebas dari tali yang mengikat kedua tangan dan kakinya,Lana berhamburan memeluk Sean yang berdiri di depannya.

"Sean..hiks."

Sean mengusap sayang rambut Lana,lalu melepas pelukan perempuan itu dan jongkok di hadapan Lana yang masih duduk di tempatnya semula.

Tangan kanan Sean terulur mengusap air mata,lalu sudut bibir juga dagu Lana yang memar,sedangkan tangan kiringa menggenggam tangan Lana.

"Pasti sakit,maaf ya..saya telat harusnya saya juga gak ninggalin kamu sendirian." Lana menggeleng,lalu kembali memeluk Sean.

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang