21.Why not?

2.4K 103 0
                                        

📍ATTENTION : Ada sedikit adegan 🔞 di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍ATTENTION : Ada sedikit adegan 🔞 di sini.

"Kamu gapapa?."

Di pelukan Sean,Lana hanya bisa mengangguk bingung dengan situasi yang di hadapinya,ingin membalas pelukan laki-laki itu pun takut,mengingat punggung Sean masih dalam pemulihan.

Sean mengurai pelukannya,menatap mata Lana,lalu tangannya meraih tangan Lana yang terkena pisau tadi.

Sean menghela napas.

"Siapa yang suruh kamu masak,Erran yang suruh?." Laki-laki yang tengah membersihkan pecahan mangkuk itu mendadak berdiri tegak,menoleh menatap Sean dan Lana.

"Nggak pak,justru Lana yang meminta saya buat temenin dia bikin sarapan buat bapak."

"Bukan salah Erran,Sean." Laki-laki itu kembali menatap Lana.

"Saya gak ngeledek kamu,saya tau kamu gak bisa masak jadi tolong jangan coba-coba tanpa di awasi orang yang mahir,jadi luka kan? saya masih shock kejadian minggu lalu Lan,saya takut kamu kenapa-kenapa." Mendengarnya Lana mengangguk,menepuk pipi Sean dua kali.

"Saya gapapa Sean,tenang ya?." Sean hanya mengusap wajahnya kasar,kemudian menunduk." Ngomong-ngomong kenapa kamu jalan-jalan si,kan belum sembuh?."

"Yang sakit itu punggung saya Lan,saya gak lumpuh sampai harus terus di kursi roda."

"Yaudah kalau gitu kita sarapan ya?." Akhirnya Sean,Lana,dan Errando sarapan bersama dengan menu sup ayam alakadarnya.

Pukul delapan Errando pamit,lalu saat ini hanya ada Lana di ruang tamu,sedangkan Sean tengah mandi di kamarnya,sebelum Errando pulang wanita yang tidak lagi muda datang ke rumah laki-laki itu,ternyata dia Ida-ART di rumah Sean.

"Non..ini pertama kalinya sejak Bibi kerja sama keluarga Mas Sean,si Mas bawa perempuan sampai di biarin menginap berdua gini."

"Bibi udah lama kerja sama keluarga Sean?." Asisten rumah tangga yang bernama Ida itu mengangguk.

"sejak Mas Sean masih sekolah SMA,Bibi yakin banget si Non ini orang spesial buat mas Sean."

"Mas Sean baik non,sayang banget sama orang tuanya,bibi juga liat cara natap mas Sean ke non dalem banget keliatan kalau mas Sean suka sama non."

"Kenapa ngelamun Lan?." Lana tersentak lalu tersenyum saat melihat Sean yang menghampirinya dengan rambut yang basah dan anduk yang di bawanya.

"Gapapa,sini saya bantu keringin rambutnya." Sean mengangguk lalu duduk di sisi Lana yang justru berdiri di hadapan laki-laki itu.

Sean memejamkan mata,menikmati kegiatan Lana yang tengah mengeringkan rambutnya itu.

"Masih sakit ya punggungnya?." Sean menggeleng.

"Udah mendingan kok."

"Beneran?."

"Iya Lana." Jawab Sean sambil mendongak,tepat saat itu pandangan keduanya bertemu,Lana sontak menghentikan kegiatannya dan malah fokus dengan tatapan Sean.

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang