PART 7

19 14 12
                                    

Happy Reading📚👇👏

Meski kekhawatiran tidak akan menyelesaikan masalah, khawatir tetap saja menghantui karena kita merasa seperti telah melakukan sesuatu, alih-alih berdiam diri, menunggu.

Padahal, kekhawatiran bisa melumpuhkan. Jadi, jangan biarkan kecemasan menguasaimu.

Mata Chanyeol tak bisa berhenti melirik Rini sejak tadi. Dia tahu bahwa gadis itu sedang tak baik-baik saja; tangannya menangkup terlalu di atas pangkuannya, tubuh yang terlihat sekaku es, serta pandangan kosong pada jalanan padat yang sedang hujan deras.

Tanpa sadar Chanyeol mendesah pelan. Entah Rini sadar atau tidak tapi sudah hampir setengah jam yang lalu gadis itu belum mengatakan letak tempat tinggalnya. Hingga Chanyeol terpaksa berputar-putar tak jelas dan memilih berinisiatif sendiri.

Begitu lampu merah berganti hijau, segera saja Chanyeol membelokkan mobil menuju jalan yang sangat dihafalnya. Mungkin ke tempat itu dapat sedikit menghibur Rini, karena itulah yang Chanyeol rasakan setiap kali kesana. Bukan tempat spesial, tetapi selalu membuat Chanyeol merasa tenang.

Perlahan jalanan padat perumahan, mulai berganti dengan sawah-sawah yang membentang. Meskipun sudah larut, namun mereka beruntung karena penerangan masih cukup baik. Chanyeol menghela napas lega mendapati parkiran mobil sepi hanya ada empat mobil terparkir, lalu kini bertambah satu dengan punyanya.

"Kita sampai," Chanyeol sengaja mengeraskan suaranya untuk menyadarkan Rini.

Gadis itu mengerjap sesaat. Kepalanya mulai celigukan untuk memperhatikan sekitar. Alisnya mengernyit dengan bingung, menyadari bahwa ini bukan rumahnya. Chanyeol menurunkan sedikit jendela mobil untuk memberi petunjuk mengenai keberadaan mereka..

"Kita ... di mana?" tanyanya. Harusnya Rini tak perlu bertanya, aroma lezat yang tercium sudah cukup memberikannya informasi. Namun, gadis itu tetap memerlukan kepastian.

Chanyeol tersenyum tipis sambil meraih payung di belakang kursi kemudinya. "Kita di restoran seafood. Saya jamin makannya enak dengan suasana yang akan membuat kamu merasa lebih baik. Ayo turun!"

Bergegas Chanyeol menuruni mobil. Kakinya berjalan dengan sendirinya untuk memutari mobil dan membuka pintu Rini. Sejenak gadis itu ragu, tapi begitu dia mendapati Chanyeol yang berdiri dengan payung terbuka serta tangan terulur membuat tangan Rini refleks meraihnya.

Mereka segera berlari kecil memasuki restoran. Pelayan dengan sigap menyambut kedatangan mereka sembari mengambil alih payung, lalu pelayan lain mengantarkan keduanya menuju meja.

Jantung Chanyeol tanpa sadar berdebar ketika mendapati suasana asing restoran ini. Pria jangkung itu tak pernah datang saat malam, karena menunggu sunset di sini adalah pengalaman terbaik. Makanya dia terkejut mendapati lampu yang dinyalakan temaram serta lampu-lampu hias yang membuat tempat ini terasa intim. Bukan hanya itu saja, tapi alunan lagu lembut dari pengeras suara serta sebuah lilin kecil di setiap meja membuat Chanyeol tak enak hati. Dia tak ingin terlihat seperti sedang merayu Rini.

Langkah mereka terhenti saat pelayan menunjuk meja mereka yang berbatasan dengan balkon. Sayang hujan membuat Chanyeol tak bisa mengajak Rini makan di balkon, padahal di sanalah tempat terbaik; pemandangan laut lepas,angin kencang yang berhembus, atap langit malam yang berbintang, serta suara deburan ombak yang syahdu. Tapi, seperti ini saja, Chanyeol yakin mampu membuat Rini merasa lebih baik.

Sementara perhatian Rini tertuju lurus pada laut lepas, Chanyeol mengurus pesanan mereka. Barulah pria itu kembali fokus pada Rini. Senyum gadis itu tersungging. Rambutnya sedikit berkibar karena angin.

Untuk sesaat Chanyeol terpaku, sebelum akhirnya berdeham pelan. "Saya belum pernah ke sini saat malam hari, jadi cukup terkejut dengan suasananya. Tapi yang harus kamu tahu, Rini, saya jamin kamu akan menyukai makanan, pemandangan serta suasana tenang di sini."

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang