PART 20

7 2 0
                                    

Happy Reading📚👇👏

Sebagai manusia, mungkin kalian sering dilanda rasa khawatir. Apalagi ketika dilanda masalah yang tak kunjung usai, wajar jika hati kalian merasa sedih dan gelisah. 

Mobil melaju kencang melintasi jalanan di antara persawahan. Penerangan semakin minim, tersisa lampu sorot mobil yang bisa di andalkan. Dari kejauhan, parkiran mobil restoran terlihat sepi. Hanya ada 3 mobil yang terparkir berjauhan.

Segera Chanyeol memarkirkan mobil disembarangan tempat. Baru saja menutup pintu, dia menemukan seorang penjaga tengah tertidur pulas dikursi. Raut kelelahan serta dengkuran kencang, mengharuskan Chanyeol menahan diri untuk membuat keributan.

Chanyeol merogoh saku celana untuk mengambil ponsel. Sekali lagi dia memeriksa aplikasi pelacak temana di sana. Sayang, akun Rini tak aktif sejak dua jam lalu. Chanyeol jelas kebingungan serta khawatir. Memutari Jeju, memeriksa satu persatu tempat yang biasa Rini atau mereka datangi, namun tak ada hasil.

Hingga restoran seafood langganan mereka mincul di kepala. Ada keyakinan terselip, Rini di sana. Doa juga tak kunjung putus, meminta Rini baik-baik saja. Setelah sekian lama, kini ada wanita lain yang Chanyeol khawatirkan selain almarhumah sang nenek. Wanita cengeng, manja, namun memiliki ketulusan serta tak pantang menyerah bernama Rini.

Restoran seafood jelas telah sepi. Jam terakhir pesanan sudah berlalu satu jam yang lalu, pukul sepuluh. Beberapa pelayan pun sedang berbenah. Terpaksa, Chanyeol harus mencari jalan setapak untuk memasuki area pantai.

Baru saja Chanyeol menginjakkan kaki di pasir, langkah pria itu terhenti. Mata Chanyeol menemukan sebuah siluet di kejauhan. Siluet wanita dengan rambut sebahu yang di terpa angin. Dia tengah duduk sendiri dengan kaki bersila. Tatapannya lurus menuju langit gelap.

Rini.

Buru-buru Chanyeol mendekat. Suara langkah yang terburu ternyata mampu mengalihkan sosok teesebut dari lamunannya. Begitu dia menoleh, seketika Chanyeol mendesah lega.

"Rin," panggil Chanyeol begitu saja.

Chanyeol segera menghapus jarak. Lalu, turut duduk di sisi Rini. Refleks, gadis itu memeluk erat perut Chanyeol. Membenamkan kepala di dada Chanyeol. Tanpa bisa dicegah, air mata Rini meleleh. Isakkan pun terdengar kencang.

"Chan ... datang?"

Chanyeol mengangguk seraya mengusap lembut punggung Rini. "Saya selalu datang, Rin."

Hanya itu yang Chanyeol bisa katakan. Dia menanyakan banyak hal, tapi harus ditahan. Rini menangis. Dia tak dalam kondisi bagus untuk menjawab rentetan pertanyaan di kepala Chanyeol. Maka yang bisa Chanyeol lakukan hanyalah memeluk erat Rini. Mengusap punggung gadis itu. Lalu bergumam pelan, mengatakan bahwa Chanyeol bersamanya.

Menit demi menit berlalu, akhirnya suara isakkan Rini mulai memelan. Chanyeol perlahan merunduk. Mata mereka langsung bersirobok di udara. Refleks, Chanyeol mengusap pipi Rini. Dihapusnya juga air mata gadisnya.

"Semua akan baik-baik saja," bisik Chanyeol meyakinkan Rini. Sekalipun Chanyeol belum mengetahui apa yang terjadi, tapi Chanyeol tahu segala hal akan baik-baik saja jika dijalani bersama.

Rini mengangguk setuju. "Ponsel saya .... rusak. Dibanting."

Alis Chanyeol mengeryit. "Siapa yang banting?"

"Clara. Pacar Sehun." Suasana hati Chanyeol sedikit turun saat nama Sehun meluncur dari mulut Rini. "Clara pikir saya merebut Sehun dari dia."

Tatapan Rini beralih, menerawang jauh ke laut. Lagi-lagi dengan suara bergetar, dia kembali bersuara. Menceritakan sedikit kisah di balik tangisnya. "Saya tak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba Sehun bilang suka ke saya. Kirim bunga, bahkan ajak saja ke kafe langganan kami, dulu. Lalu, Clara datang dan kata-katain saya. Padahal, Chan, Clara tak tahu kalau saya punya ... kamu."

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang