PART 9

8 7 0
                                    

Happy Reading📚👏👇

Setiap orang pernah merasakan kerinduan, entah itu untuk kekasih, orang tua, teman atau sahabat, keluarga dan lainnya. Perasaan rindu ini datang ketika sudah lama tak bertemu karena terpisahkan jarak. Ketika dalam kondisi seperti ini rasanya hati menjadi tidak tenang dan sebisa mungkin mencari cara agar bisa melepaskan kerinduan.

Bagi Chanyeol senja kali ini terasa berbeda. Setelah berhari-hari lamanya, Chanyeol tak menghitungnya, kali ini tak ada cokelat di tangannya. Namun, bukan itu yang sebenarnya mengganggunya, melainkan kesendirian yang begitu nyata dia rasakan. Mendadak dia merindukan obrolan diselingi canda tawanya bersama Rini.

Chanyeol tak menyangka, ajakan sabtu lalu akan berimbas sangat buruk baginya. Sebagai seorang kepala cabang, Chanyeol selalu dituntut untuk berpikir lebih dulu barulah bertindak. Hanya saja pagi itu berbeda, perasaan familier ketika bersama Rini berhasil menghilangkan logikanya.

Tanpa sadar Chanyeol mendesah pelan, apakah dia harus kembali berteman dengan kesepian?

"Cokelat?"

Refleks, Chanyeol memutar tubuhnya saat mendengar suara yang begitu dikenalnya. Mata pria itu seketika melebar, Rini tampak berdiri di sana. Baju kerjanya tadi masih melekat di badannya; kemeja abu-abu yang ditutupi oleh blazer cokelat, celana khaki semata kaki serta heels hitamnya. Kedua tangannya masing-masing sibuk membawa secangkir kopi seperti yang dia tawarkan barusan, membuatnya sedikit kesusahan membawa tas tangannya.

Senyum Rini tersungging tipis. Padahal suasana hatinya sangatlah buruk hari ini, tapi keberadaan Rini serta cokelat buatannya selalu membuatnya merasa jauh lebih baik. Kini, Chanyeol bertanya-tanya, apakah senyum itu menular atau keberadaan gadis itulah alasan Chanyeol tersenyum.

"Chan ... kalau dilirik saja, cokelatnya tak akan habis sendiri."

Tiba-tiba Rini mendekat. Sengaja dia menyentuhkan cangkir panas ke tangan Chanyeol yang berhasil menyadarkan pria itu.

"Rini!" aduhnya yang hanya dibalas dengan cengiran gadis itu.

Tanpa membuat Rini menunggu lebih lama, Chanyeol segera meraih cangkirnya. Dihirup cokelatnya lambat-lambat. Rasa cokelat ini bukan hanya membangkitkan kenangannya, tapi juga menghangatkan hatinya. Tanpa sadar Chanyeol bersyukur Rini bersamanya.

Pria itu menoleh, saking asyiknya dengan cokelat membuat Chanyeol tak menyadari bahwa Rini telah berpindah. Gadis itu berdiri tepat di sampingnya sambil menyesap kopinya. Tatapan menerawang jauh ke arah langit di luar sana.

Perlahan Chanyeol memutar tubuhnya sambil menoleh pada Rini. "Saya pikir kamu pulang atau mungkin ... menghindari saya."

Rini menggeleng, tanpa berusaha melihat Chanyeol. "Andai bisa, pasti sudah saya lakukan. Tapi pada akhirnya, saya malah kembali ke sini."

Kepala Rini perlahan turut menoleh ke arah Chanyeol. Sesaat kedua mata mereka beradu, lama sekali dan tak ada satu pun yang berusaha untuk memutus kontak mata mereka.

"Saya punya satu pertanyaan untuk kamu ..." Suara Rini memecahkan keheningan. Chanyeol mengangguk pelan. "Kenapa harus tinggal bersama?"

Seketika Chanyeol menghela napas dalam. Pandangannya beralih, berusaha menghindari kontak mata dengan Chanyeol. Mulutnya terasa keluh. Chanyeol bukan tak memiliki jawaban, tapi jawaban itu tak pernah mudah untuk Chanyeol ungkapkan.

Namun, saat menyadari bahwa Rini telah berbagi kesakitan bersamanya, Chanyeol harusnya tak egois. Meskipun hanya sedikit yang bisa dia ceritakan, tapi setidaknya Chanyeol dapat membuat Rini mengerti.

"Saya ... mau kembali bahagia, Rini."

"Chan---" Tangan Chanyeol terangkat, meminta Rini untuk diam dan membiarkan Chanyeol berbicara.

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang