PART 16

2 2 0
                                    

Happy Reading📚👇👏

Sebagai manusia biasa, tentunya kamu pernah mengalami berbagai musibah, masalah, atau rintangan yang berat. Hal tersebut seringkali membuat hati gelisah dan pikiran yang kacau.

Pikiran yang kacau ini muncul ketika kamu memikirkan masalah dengan berlebihan, serta stres yang terus-menerus. Jika pikiranmu sudah kacau, maka akan sulit untuk berpikir jernih atau mengambil keputusan dengan tepat.

Malam terlihat semakin pekat. Hanya saja itu tak membuat Chanyeol beranjak dari jendela kamarnya yang terbuka lebar. Angin berhembus pelan menerpanya. Tubuhnya mengigil, tapi sama sekali tak dia pedulikan. Sementara pandangannya lurus menatap satu titik kosong di kejauhan.

Perasaan Chanyeol campur aduk. Kedatangan Sehun yang tiba-tiba. Rini di bawah, mengurus Sehun yang sedang mabuk berat. Sorot mata gadis itu dapat membohongi Chanyeol. Dia tahu benar, gadisnya mengkhawatirkan sahabat yang dia cintai.

Chanyeol tak menampik, hati terutama egonya tak menyukai perilaku Rini pada Sehun. Hanya saja Chanyeol berusaha memahami gadisnya. Rininya baru beberapa minggu melepas Sehun. Beberapa minggu juga bersamanya. Tentu saja, beberapa minggu dibandingkan beberapa tahun tidaklah sebanding. Chanyeol tahu, Rini pasti masih memiliki perasaan pada Sehun.

Tanpa sadar Chanyeol meramas kuat kaleng soda yang sejak tadi digenggamnya. Hingga suara ketukan pada pintu kamarnya, berhasil menarik perhatian pria itu. Mendengar pintu kembali diketuk, mau tak mau Chanyeol memaksa kakinya bergerak.

Pintu terbuka, Rini telah berdiri di sana. Pakaian rumahannya kini telah berganti dengan piyama doraemon berwarna biru. Rambutnya terurai indah. Wajahnya polos tanpa riasan. Kedua tangannya memeluk erat guling. Tatapan gadis itu tertuju lurus tepat di kedua manik Chanyeol.

"Chan ..."

Alis Chanyeol mengernyit. "Kenapa, Rin?"

Rini tak langsung menjawab. Bibir dalam yang dia gigit menunjukkan gestur ragu, lama keduanya diam, akhirnya Rini mendesah pelan. "Boleh saya tidur di sini, Chan?"

Mata Chanyeol sontak melebar, lalu mengerjap berkali-kali. Chanyeol takut salah dengar. Ajakkan ini terdengar jauh lebih gila daripada ajakannya untuk tinggal bersama. Setidaknya, Chanyeol hanya mengajak tinggal satu atap bukan satu kamar. Dua hal yang berbeda.

Namun, tanpa Chanyeol bisa cegah, tiba-tiba Rini menerobos masuk. Gadis itu melempar gulingnya ke tempat tidur. Ditariknya bed cover, lalu menenggelamkan sebagian tubuhnya di sana. Setelah menemukan posisi nyamannya, Rini segera menyandarkan punggungnya pada headboard.

Chanyeol yang memperhatikan hanya menggeleng tak percaya. Ditenggaknya soda hingga tandas, sementara tangannya yang lain menutup pintu. Jantung pria itu jelas berdebar. Suasana canggung langsung menyelimuti seisi ruangan.

"Boleh, kan, Chan? Tolong."

"Rin, kamu bahkan sudah tidur di ranjangku," jawab Chanyeol. Dia berusaha untuk terlihat geli dan biasa saja, padahal dia sendiri sedang luar biasa gugup.

Rini terkekeh pelan. Senyum itu terlalu berbahaya. Bukannya mendekati tempat tidur, Chanyeol malah menarik kursi kerja untuk dia duduki. Dia menyukai Rini, sangat. Tapi, itu tak menjamin Rini selamat jika mereka berada di ranjang yang sama.

"Lho, Chan, kok duduk di sana? Sini ...." Rini menepuk sisi ranjangnya.

Ditatapnya Rini sejenak. Melihat senyum tipis Rini, Chanyeol seolah mendapatkan lampu hijau. Perlahan, dia bergerak. Tubuhnya kaku seperti robot. Apalagi saat menduduki sisi kosong di sebelah Rini.

Baru saja membaringkan dirinya ke ranjang, tiba-tiba Rini menubrukkan tubuhnya kepada Chanyeol. Kedua tangan gadis itu melingkari perut Chanyeol. Sementara wajahnya dia tenggelamkan ke dada bidang Chanyeol.

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang