PART 21

4 2 8
                                    

Happy Reading📚👇👏

Saat jatuh cinta, rasanya pasti seperti berada di langit ketujuh, kamu seperti berada di cloud nine. 

Saat dimabuk asmara memang menimbulkan perasaan istimewa dan bahagia. Segala sesuatu tampak indah. Saat jatuh cinta, kamu maupun kekasihmu bisa memunculkan sisi-sisi yang terpendam, semisal menjadi seperti kekanak-kanakan atau sisi 'liar dan gila'mu.

Hidup jauh lebih indah dengan kamu di dalamnya, analogi yang paling cocok untuk dua orang kasmaran. Semua bermula sejak malam pengakuan itu dan berujung seperti yang mereka inginkan. Chanyeol jadi lebih perhatian. Rini malah semakin menempel pada Chanyeol.

Meski begitu, keduanya berusaha untuk tetap bersikap profesional di kantor. Fokus pada pekerjaan, sekalipun sesekali mengirimkan pesan instan berisi godaan ala anak puber --- mereka mengakui bahwa sebenarnya jijik, tapi tetap dilakukan. Atau sekedar mengirimkan makan siang melalui ojek online.

Lalu, Sehun. Semenjak insiden di apartemen pria itu, Sehun sempat mengirim lagi bunga pada Rini. Tapi kali ini berbeda. Bukan mawar merah, melainkan mawar putih. Ada surat terselip di sana. Menuliskan kata maaf dan juga terima kasih dengan nama lengkapnya, tanpa berusaha menyembunyikan identitas seperti sebelumnya.

Rini sadar, buket bunga ini hanya salah satu tanda Sehun untuk menyerah. Mengenai persahabatan mereka, Rini tak yakin. Ada satu babak di hidupnya Rini yang mengajarkan bahwa Sehun bukanlah sahabat yang baik, di luar dari konteks perasaan spesial Rini. Rini hanya belajar melepaskan orang-orang yang menjadi penghalangnya untuk bahagia, itu saja.

Saat sampai rumah--- seperti sekarang--- Rini dan Chanyeol kembali menjadi pasangan kasmaran. Diberbagai kesempatan, diberbagai tempat, mereka gunakan untuk saling mencecap rasa satu sama lain. Tak terkontrol, apalagi terhitung. Hanya berusaha agar tak kebablasan seperti sebelumnya.

"Tidak, tidak!" Rini berusaha menghindari Chanyeol. Pria itu menyeringai. Kedua tangannya terangkat, bersiap menggelitik gadisnya. "Chan, stay there! On the couch!"

Chanyeol yang gemas malah semakin bersemangat. Besok sabtu dan jumat malam adalah malam terbaik untuk kencan di rumah, sekaligus menghabiskan dua atau tiga film di ruang tamu. Namun, mengetahui Rini yang mudah geli, membuat Chanyeol tak bisa menahan diri. Pria itu suka melihat wajah Rini yang bersemu merah diikuti tawa kencang.

"Kemarilah, Sayang." Chanyeol melambaikan tangan, meminta Rini mendekat.

Seketika Chanyeol terbahak kencang. Kedua kaki Chanyeol otomatis berlari mengejar Rini. Refleks, Rini kabur. Sayang, ukuran ruangan yang sempit serta lemah dalam olahraga, membuat Chanyeol dengan mudah menangkap Rini.

"Saya mendapatkan kamu!" bisik Chanyeol tepat di telinga Rini.

Pria itu sengaja merapatkan dirinya pada punggung Rini. Dia berbisik dengan sensual, membuat bulu kuduk Rini berdiri. Hal yang berhasil menciptakan debaran tak terkontrol pada jantung gadis itu.

Perlahan Rini berbalik. Kedua mata mereka langsung bersirobok di udara. Tanpa Rini sadari, Chanyeol telah memojokkannya ke tembok. Rini tak bisa menghindar dan memang tak ingin menghindar.

"Rin," bisik Chanyeol pelan, suaranya mulai terdengar serak.

"Ya, Chan."

Tangan Chanyeol membelai lembut salah satu pipi Rini. "Saya suka kamu, Rin."

"Saya tahu, Chan."

"Kamu juga suka saya kan, Rin?"

Rini mengangguk pelan. Tangan gadis  itu mulai melingkari leher Chanyeol. Dia sengaja mendekatkan kepalanya pada Chanyeol. "Suka banget."

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang