PART 18

7 2 1
                                    

Happy Reading📚👇👏

Setiap orang pasti pernah menghadapi berbagai cobaan serta rintangan dalam menjalani proses kehidupan.

Tak jarang, berbagai masalah yang menimpa akan memberikan perasaan tidak tenang dan rasa kehilangan semangat. 

Chanyeol mengusap lembut punggung Rini. Mendengar Rini menangis dengan punggung bergetar hebat, hati Chanyeol teriris. Belum ada alasan yang keluar dari mulut Rini mengenai alasan dari tangis gadis itu. Hanya ada dua kemungkinan, Sehun penyebabnya atau mungkin saja tanpa sengaja Chanyeollah yang menggoreskan luka.

Rini tadi hanya meminta Chanyeol menggendongnya menuju kamarnya sendiri. Lalu, kembali berbicara agar Chanyeol tetap tinggal bersamanya malam ini. Tak ada lagi pembicaraan setelah itu karena Rini sibuk terisak dalam dekapan Chanyeol.

Pria itu menghela napas dalam. Dia merunduk menatap wajah Rini yang bersembunyi di dada Chanyeol. "Is everything okay, Rin?"

Rini menggeleng pelan, masih tak ingin menampakkan wajahnya.

"Wanna talk?"

Tak ada jawaban. Lama sekali, hingga akhirnya Rini mendongak. Mata mereka bersirobok di udara. Refleks, Chanyeol mengusap sisi wajah Rini. Menghapus air mata gadis itu yang mengalir tanpa henti.

"Kamu cantik, Rin, sekalipun menangis. Tapi saya jauh lebih suka kalau kamu tersenyum karena bagi saya, senyum kamu adalah salah satu senyum terbaik yang pernah saya lihat selama ini," bisik Chanyeol.

Sekalipun Chanyeol tahu, kata-kata pujian ini tak cocok di suasana seperti ini. Tapi, mulutnya berbicara sendiri, mengungkapkan keindahan Rini di matanya.

"Chan ...," panggil Rini dengan suara seraknya.
"Gombal!"

Chanyeol terkekeh. Pelukannya semakin mengetat. "Kalau bilang jujur juga tak akan percaya, toh?"

Keheningan kembali menyelimuti keduanya. Tangis Rini masih tak juga berhenti dan itu mengganggu Chanyeol. "Tolong ceritakan siapa orang yang suka membuatmu menangis, Sayang?"

Salah satu jari Rini terangkat. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Chanyeol, Rini menusukkan telunjuk ke dada Chanyeol.
"Kamu ..."

"Saya?" tanya Chanyeol yang langsung dibalas anggukan Rini. "Hey, you can tell everything we can fix it together. Okay?"

"Tadi ..." Rini menghela napas dalam. Suara gadis itu semakin memelan. "Siapa?"

Sejenak Chanyeol termenung. Keningnya berkerut. Otak pria itu berputar keras mencari 'siapa' yang Rini maksud. Hingga, kejadian di kantor ketika Hani tiba-tiba muncul. Memanggil Chanyeol dengan hebohnya dan langsung memeluk Chanyeol diikuti ciuman bertubi-tubi, berputar di kepalanya.

Mengetahui bahwa Hani yang Rini maksud, seketika tawa pria jangkung itu pecah. "Kamu cemburu?"

Rini tak menjawab. Hanya saja tangis itu terhenti. Ekspresi wajah Rini tampak sedikit tersipu, membuat Chanyeol mendapatkan jawaban.

"Namanya Hani," jelas Chanyeol. Tangannya meraih dagu Rini tak melihat ke arah lain selain dirinya. Ego pria itu menang ketika mengetahui bahwa Rini menangisinya. Rini kekasihnya cemburu padanya. Chanyeol mempercayai bahwa cemburu adalah tanda seseorang memiliki perasaan lebih terhadap kita. "Dia ... adik saya."

"Bohong!"

Buru-buru Chanyeol menggeleng. "Untuk apa saya bohong, Rin? Kamu bisa bertemu dan bertanya langsung kepadanya."

"Tapi .... Sehun bilang ..... Wanita tadi --"

Chanyeol segera memotong ucapan Rini. Terlebih saat Rini menyebutkan nama Sehun, Chanyeol tak menyukai pria itu. "Saya tak tahu apa yang Sehun katakan ke kamu, tapi saya jujur ke kamu. Mungkin kamu merasa aneh dengan sikap Hani. Tiga tahun lebih tak bertemu, makanya dia cium saya. Rindu mungkin. Kalau kamu tanya kenapa Hani tak panggil saya dengan embel-embel kak atau sejenisnya, karena umur kami hanya beda setahun jadi terkadang dia jarang panggil saya 'kak.'

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang