PART 13

7 2 10
                                    

Happy Reading📚👇👏

Sahabat jadi salah satu sosok yang berharga di kehidupan seseorang. Sahabat selalu ada dan setia di sisi untuk mendukung apapun langkah yang kita ambil. Namun, sahabat tetaplah manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah. Sehingga, mungkin saja ada beberapa perilaku sahabat yang membuat kita kecewa.

Rini langsung loncat begitu mobil terparkir di carpot rumah. Dibantingnya pintu keras-keras, berusaha meredam teriakan Chanyeol yang memintanya tinggal.

Langkahnya cepat, bahkan hampir berlari memasuki kamarnya. Sekali lagi dibantingnya pintu, lalu menguncinya rapat-rapat. Chanyeol pernah mengatakan bahwa kamar adalah tempat teramannya, maka pria itu tak akan berani masuk tanpa seijinnya.

Punggung Rini seketika membentur pintu. Kedua kaki yang sejak tadi dipaksa berdiri tegak mulai melemas. Tanpa bisa dicegah, perlahan tubuhnya merosot dan kini terduduk di lantai.

Air mata yang sejak tadi ditahannya mulai meleleh. Tangannya menyentuh bibir. Ciuman pertamanya kini telah dimiliki oleh Chanyeol tanpa ijin. Rini marah, tapi juga bingung.

Sesaat setelah Chanyeol menciumnya, hati gadis itu menghangat. Dia bahkan menikmati dan membalas ciuman tersebut. Tapi, begitu tautan mereka melepas, tiba-tiba Rini begitu marah. Hatinya bingung menentukan bagaimana seharusnya dia menyikapi tindakan Chanyeol. Haruskah dia marah pada kelancangan Chanyeol, meskipun dia menikmati apa yang terjadi?

"Rin ...." Napas Rini seketika tertahan saat mendengar ketukan pintu kamarnya. Suara pria itu terdengar memohon. "Bisakah kita bicara?"

Buru-buru dibekap mulut rapat-rapat, karena intensitas isakkannya tiba-tiba bertambah. Rini tak ingin Chanyeol mendengar isakkan tersebut. Pasalnya, Rini semakin bingung pada dirinya sendiri. Mulutnya keluh, namun dia iba mendengar suara Chanyeol.

"Rin ...." sekali lagi pria itu memanggil namanya.
"Jangan menangis."

Kemudian suasana kembali hening. Sesaat kemudian, terdengar suara langkah kaki menaiki tangga di samping kamarnya. Rini bisa menebak kemana pria itu pergi, ke tempat amannya sendiri.

Menyadari Chanyeol tak lagi di dekatnya, dilepaskan bekapannya. Isakkan gadis itu semakin kencang, cenderung meraung. Kini dia dilema, bagaimana harus menghadapi Chanyeol setelah ini. Ciuman serta perasaan yang beradu di dalamnya, jelas merupakan plot twist di dalam hubungan mereka.

Chanyeol membanting kencang pintu kamarnya. Dilepas jaket dengan kasar, lalu dibuangnya begitu saja ke lantai.

"Sial, brengsek memang!" Tanpa sadar dia menendang keras kaki di tempat tidurnya. Jari-jarinya seketika sakit dan perih, namun bagi Chanyeol itu sepadan.

Harus diakui Chanyeol gila, tidak dia juga kurang ajar. Dia mempertanyakan ke mana akal sehatnya saat di bukit tadi.

Namun, satu hal yang tak bisa Chanyeol sangkal, Rini terlihat berbeda di matanya tadi. Senyumnya yang cemerlang, terlihat memukau. Dia bahkan tak memedulikan matahari terbit, melainkan gadis itu. Untuk sesaat kala itu, dia menyadari dan tak ingin menyangkal bahwa Chanyeol menyukai Rini.

Lalu, semua hal berjalan begitu cepat. Akal sehat serta kontrol tubuhnya hilang karena Rini. Dia menyukai rasa gadis itu setiap kali didekapnya dan kali ini bertambah saat dia mampu merasakan bagaimana bibir tipis itu di bibirnya. Sebagai pria yang sangat menghormati wanita, harusnya Chanyeol menahan diri. Atau setidaknya meminta ijin lebih dulu.

Dihelanya napas dalam, lalu berjalan cepat menuju jendela kamar. Dibuka jendela, membuat sinar terik matahari menyilaukan matanya. Pria jangkung itu membutuhkan udara segar sebanyak mungkin untuk mengurangi emosinya. Dia juga berharap, kelakuannya barusan tak akan membuat Rini menjauh darinya. Baru saja merasakan bahagia, Chanyeol jelas tak ingin kehilangan untuk kesekian kalinya.

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang