Happy Reading📚👇👏
Setiap orang pastinya dalam hidup pernah mengalami kesedihan dan kepahitan. Hidup memang tidak selamanya manis, ada kalanya kita merasa sedih dan juga pahit.
Kedua kakinya melangkah tanpa arah, mengikuti Sehun yang berjalan mendahuluinya. Tatapan Rini kosong. Sementara ingatannya terus memutar adegan beberapa menit yang lalu. Tanpa jeda. Hatinya perih, sakit dan matanya bahkan terus berkaca-kaca.
"Kita di sini saja, Rin," suara Sehun berhasil membuyarkan lamunannya.
Rini mendongak. Dia celingukan, mencari tahu keberadaan mereka. Matanya melebar, terkejut taktala menemukan mereka telah berada di tepian pantai sekarang. Deburan ombak terlihat tenang. Tak ada bintang di langit, begitu pula bulan. Seolah langit menggambarkan perasaan Rini yang kelabu.
Pada akhirnya Rini mengangguk patuh. Tanpa banyak bicara, dia mengikuti Sehun menduduki kursi di salah satu tempat makan. Tiba-tiba saja Sehun meraih tangan Rini yang tergeletak di meja. Membuat gadis itu termangu sesaat.
Tingkah Sehun jelas tak biasa serta menimbulkan tanya. Sayang, Rini justru membencinya. Sehun terkesan plin-plan. Pria itu sejak awal berkata bahwa dia menghormati keputusan Rini untuk pergi. Ketika Rini perlahan menemukan kebahagiaannya bersama Chanyeol, Sehun tiba-tiba datang. Bertindak seenaknya, seolah tak pernah terjadi apa pun di antara mereka.
"Rini ....." Menyadari Rini tak merespon, Sehun kembali memanggilnya. Rini dapat merasakan genggaman pria itu menguat. Refleks, Rini menarik tangan, namun Sehun menahannya. "Chanyeol bukan pria baik."
Tuduhan Sehun jelas menarik perhatian Rini. "Kamu ..... jangan nuduh."
Sehun menggeleng. Matanya menatap lurus tepat di kedua manik Rini. "Tadi saya sempat bicara sebentar sama wanita di lobi ... yang peluk dan cium Chanyeol. Dia bilang .... kalau dia wanita berharga di hidup Chanyeol. Rin, mendengarnya buat saya langsung berkesimpulan, siapa pun wanita jelas memiliki hubungan spesial dengan Chanyeol, bukan?"
Rini tak langsung merespon. Siapa pun wanita itu, Chanyeol pasti memiliki alasan kuat karena belum pernah menceritakan pada Rini. Hingga kilasan mengenai kebersamaannya dengan Chanyeol, menyadarkan gadis itu. Chanyeol hampir tak pernah menyinggung masa lalunya. Seringnya Rini yang bercerita dan Chanyeol dengan senang hati mendengarkan. Rini merasa tak berguna dan berat sebelah, sebagai kekasih Chanyeol.
Buru-buru dihelanya napas dalam, ketika merasakan matanya kembali berkaca-kaca. Sepertinya bahasan mengenai Chanyeol saat ini akan mengundang tangis kencangnya. Rini melirik Sehun. Sekali lagi dia berusaha menarik tangannya dan pria itu tetap kukuh menahan gerakkan Rini.
"Kamu ... mau bicara apa, Hun?" tanya Rini pada akhirnya. Suaranya terdengar serak dan pelan.
Sehun menyunggingkan senyum. Dulu, senyum itu kesukaannya namun kini terasa biasa saja. "Rini .... boleh kalau saya minta satu kesempatan?"
"Kesempatan?"
Kepala Sehun mengangguk cepat. Kini kedua tangannya menggenggam tangan Rini begitu erat. Tanpa Sehun perlu jelaskan, Rini seolah memahami kemana arah pembicaraan ini.
"Kesempatan untuk .... mengembalikan keadaan seperti semula. Karena, Rini, saya baru menyadari perasaan saya ke kamu setelah kamu benar-benar pergi. Saya tahu ini terlambat, tapi sebelum semua semakin terlambat, Rin."
Rini kehilangan kata-kata. Dugaannya benar. Meskipun tak ada pernyataan cinta yang Sehun ungkapkan, tapi dari kata-katanya jelas terdengar seperti itu. Harusnya Rini senang. Ungkapan ini telah ditunggunya bertahun-tahun. Hanya saja, pikirannya malah tertuju pada Chanyeol. Pernyataan Sehun terdengar, tak lagi menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Meet You (SUDAH TERBIT)
Romance"Ada sepasang mata yang tak saling kenal, bertemu dan saling sapa. Hingga akhirnya mereka memutuskan akan berteman atau menjadi pasangan." "Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rin...