Happy Reading 📚👇👏
Dalam hidup, tujuan kita tidak hanya memberi kasih kepada sesama melainkan mencari pasangan hidup yang mampu mendukung di saat kita susah dan senang.
Lantas, terkadang pasangan butuh yang namanya bumbu-bumbu cinta selain candaan dan perhatian kita.
"Bu Rini."
Refleks Rini menoleh. Pak Brain, office boy kantor berdiri di belakang kursinya. Tangan pria itu menyodorkan sebuket mawar merah pada Rini. Ragu-ragu campur kebingungan, tetap membuat Rini menerima bunga yang Pak Brain sodorkan.
Sepucuk surat kecil yang terikat di tangkai berhasil menarik perhatian Rini. Segera diambil surat tersebut, kemudian dibuka. Hanya ada satu kalimat. Tulis tangan rapi dan asing. Tak ada nama pengirim.
Have a nice day.
Kening Rini berkerut begitu saja. Akal sehat seolah menolak keras jika Chanyeol yang mengirimkan bunga ini. Prianya memang baik, selalu ada dan penuh perhatian. Tapi Chanyeol bukan pria yang suka berlaku manis hingga mengirimkan bunga di tengah-tengah jam kerja seperti ini.
"Aduh, Pak Leoy sweet banget, Rin," celetukkan pelan Emily, membuat Rini mendongak.
Emily berdiri di dekat Rini. Badannya membungkuk menghadap Rini. Kepala di dekatkan pada wajah Rini. Gadis itu sengaja melakukan ini, mengingat kisah cinta Rini dan Chanyeol masih menjadi rahasia.
Mendengar Emily terkekeh pelan dengan senyum menggoda, tanpa sadar membuat Rini tersipu. Sekalipun sempat menolak untuk mengetahui Chanyeol, tapi bagaimanapun Chanyeol kekasih Rini. Pria itu juga penuh kejutan. Hal-hal yang dia lakukan terkadang terlalu manis dan bisa saja kiriman mawar ini juga kejutan dari Chanyeol.
"Cie, Rini! Punya pacar!" teriakkan Emily yang disengaja jelas menimbulkan banyak kepala menoleh ke arah Rini. "Mawar merah dikirim ke kantor lagi. How sweet!"
Seketika suasana divisi Rini yang senyap, berubah riuh. Senior-senior yang berada di kubikel lain juga ikut menggoda Rini. Wajah gadis itu semakin memerah. Kepalanya bahkan merunduk saking malunya. Beruntungnya, tak ada yang penasaran menanyakan si pengirim bunga.
Begitu suasana kembali kondusif, Rini segera menaruh bunga pada sudut kubikel. Sembari mengagumi bunga, diambil ponsel untuk menghubungi Chanyeol. Setidaknya, pria itu berhak mendapatkan ucapan terima kasih untuk bunga yang dia kirim.
"Kenapa, Rin?" suara Chanyeol langsung bergema, tepat di panggilan kedua.
"Chan ...." Rini berdeham pelan. Dia mendadak berdebar sambil tersipu. "Makasih ya ...."
"Makasih?"
"Iya, makasih, Chan. Saya suka."
Keheningan panjang menyelimuti obrolan. Rini bahkan harus memeriksa ponsel untuk memastikan bahwa panggilan masih aktif. Lalu, kebingungan Rini bertambah ketika mendengar desahan panjang Chanyeol.
"Rini, saya benar-benar tak paham. Kamu kenapa tiba-tiba telepon dan mengucapkan terima kasih? Memangnya saya habis berbuat apa ke kamu?"
Rini melongo sesaat. Chanyeol terdengar serius saat mengatakan tak memahami maksud Rini. Jika pikiran awal Rini benar, bahwa bukan Chanyeol yang mengirimkan bunga ini. Lalu siapa?
"Saya ... dapat bunga, Chan. Mawar merah. Saya pikir itu ... kamu," ada jeda sesaat. "Jadi, itu bukan kamu, Chan?"
"I see."
Rini tak lagi menjawab. Dia benar-benar kecewa sambil menatap nanar mawar tersebut. Sekelabat bayangan Sehun muncul di benak Rini, namun segera ditepisnya. Tak mungkin Sehun, lagipula Sehun memiliki tingkah keromantisan di bawah Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Meet You (SUDAH TERBIT)
Любовные романы"Ada sepasang mata yang tak saling kenal, bertemu dan saling sapa. Hingga akhirnya mereka memutuskan akan berteman atau menjadi pasangan." "Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran, sedang pertemuan kedua menumbuhkan rasa rin...