PART 15

3 3 0
                                    

Happy Reading📚👇👏

Pagi bisa jadi salah satu momen spesial di setiap harinya. Pasalnya, pagi adalah saat di mana dibukanya lembaran baru dalam hidup seseorang. Oleh karena itu, pagi seringkali dilalui dengan penuh semangat dan suka cita.

Begitu mobil Chanyeol berhenti di depan restoran cepat saji, diliriknya Rini. Tanpa sadar Chanyeol menggeleng pelan sembari tersenyum geli saat menemukan gadis itu sibuk sendiri. Rini menatap kaca kecil di depannya, sementara satu tangannya memulas lipstik di bibir dan satu tangan yang lain memegang bedaknya.

Saat senyum Rini merekah bersamaan dengan dimasukkannya lipstik ke dalam tas, Chanyeol refleks menarik lengan Rini. Gadis itu menoleh. Senyum miringnya tersungging. Chanyeol memajukkan wajahnya, lebih tepatnya bibirnya ke arah Rini.

"Di mana ciuman pagi saya, Sayang?"

Rini seketika tersipu. Meskipun malu dan belum terbiasa dengan segala sikap manja Chanyeol, tapi Rini tak kuasa menolak pria itu. Segera saja Rini memberikan ciuman kilat pada sudut bibir Chanyeol, kemudian bergegas menuruni mobil.

Untuk sesaat Chanyeol memperhatikan Rini dari mobil. Gadis itu dengan santai dan tak memedulikan terik matahari, terus berjalan menuju kantor. Tak pernah juga Rini protes karena harus berjalan sedikit jauh dengan heels, padahal Chanyeol sudah sering meminta Rini tetap tinggal bersamanya sampai kantor. Bagaimanapun, Chanyeol tak tega membuat Rini seperti itu setiap harinya.

Dihelanya napas, tapi percuma saja Chanyeol memaksa jika hal inilah yang membuat Rini nyaman. Pada akhirnya, Chanyeol bergegas melajukan mobil. Pagi ini, dia tak menunggu Rini seperti biasanya. Rapat pagi di hari pertama bulan ini dengan para pegawai LeoyAds jelas mengharuskan Chanyeol datang sedikit lebih awal. Diliriknya jam tangan, 15 menit sebelum pukul delapan serta dua puluh menit sebelum rapat diadakan.

Mobil berhasil terparkir di tempat khusus, Chanyeol bergegas keluar. Saking terburunya, pria itu bahkan tak peduli saat harus sedikit berlari menuju lift ataupun berdesakkan bersama pegawai lain di dalam lift.

"Celine, siapkan ruang rapat. Segera!" perintah Chanyeol sesampainya di depan ruangannya.

Celine, sekertaris Chanyeol tak langsung merespon. Wanita itu terdiam menatap Chanyeol. Matanya melebar, menunjukkan ekspresi keterkejutan yang jelas. Menyadari Celine tak segera merespon, Chanyeol menepukkan kedua tangannya di depan wajah Celine.

"Ayo, Line! Jangan melamun."

Tak ingin mendapat bentakkan Chanyeol sekali lagi, Celine buru-buru melesat menuju ruang rapat. Hanya saja ekspresi geli dan terkejut yang Celine perlihatkan, membuat Chanyeol geleng-geleng. Sayang, Chanyeol tak ingin memikirkan hal ini lebih lanjut. Ada rapat penting yang menanti di depannya.

Baru memasuki ruangan, laporan telah tersedia di atas meja. Setiap bulan, LeoyAds selalu mengadakan brainstorming dengan para pegawai. Pembahasannya bisa berupa saja, dimulai dari evaluasi proyek sebelumnya serta target baru untuk sebulan ke depannya.

Dengan cepat Rini membaca laporan tersebut, lalu buru-buru keluar ruangan begitu jam menunjukkan pukul delapan tepat. Saat melewati beberapa pegawainya, Chanyeol menangkap ekspresi yang sama dengan yang Celine tunjukkan sebelumnya. Kening pria jangkung itu mengernyit antara penasaran tapi juga tak peduli.

Perhatian Chanyeol teralihkan saat Rini memasuki ruang rapat bersama teman satu divisinya. Mata gadis itu melebar dengan sorot paniknya. Menyadari ada yang salah, Chanyeol sontak berdiri begitu semua orang berkumpul.

Pria itu berdeham keras. "Ada yang salah dengan saya pagi ini?"

Ruangan seketika senyap. Tak ada lagi senyum geli ataupun sorot terkejut. Berganti dengan sorot ketakutan, membuat Chanyeol berdecak kesal. Pria itu langsung menatap lurus Rini. Ekspresinya mengeras. "Rini, sebagai anak baru saya harap kamu jujur. Ada yang salah sama saya?"

Me After Meet You (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang