Jerry kembali membaca ulang chat antara dia dan Jamal tadi pagi sebelum masuk ke ruang 303. Tidak ada Aleena yang berkunjung, jadi Jerry hanya bekerja dan segera keluar. Lelaki itu terkejut karena ternyata Aleena baru saja tiba di depan pintu, hendak masuk ruangan.
"Mba Ena," Ria berseru senang saat melihat sosok Aleena. Perempuan itu pun mengalihkan pandangan dari Jerry untuk tersenyum pada bocah 5 tahun tersebut. Jerry segera menyingkir agar Aleena bisa lewat tanpa mengatakan sepatah kata pun. Entah mengapa, tiba-tiba lidahnya kaku sekadar untuk menyapa singkat.
Sembari berjalan menuju kamar pasien lain, Jerry melihat jam tangannya. Masih ada dua jam sebelum jam makan siang, dia punya waktu untuk memikirkan cara supaya bisa mengobrol dengan Aleena.
###
Jerry berhenti mengikuti langkah Jamal menuju kantin ketika melihat sosok Aleena berjalan melewati lobi dengan kepala tertunduk, mengetik cepat di ponsel sementara ada beberapa bungkus makanan di tangannya. Jerry tersenyum geli melihat betapa riweh Aleena saat itu, padahal Jerry pikir Aleena sudah pergi dari rumah sakit.
"Jam, duluan aja," ucap Jerry yang tidak sempat Jamal proses karena Jerry sudah berlari kecil menuju Aleena. Jamal yang melihat hal itu pun menggelengkan kepala.
"Jangan sampai jadi bucin goblok lagi ya, Jer!" tanpa tau tempat, Jamal menyerukan kalimat itu hingga di dengar oleh orang-orang. Hanya Aleena yang tetap serius mengamati ponselnya sambil berjalan.
"Aleena!" Jerry yang sempat melayangkan pandangan menegur pada Jamal itu akhirnya memanggil nama perempuan itu. Aleena mendongak, menatap Jerry dengan kening mengerut dalam. "Mau makan siang?"
"Cuma ambilin pesanan makan siang ibu," jawab Aleena, menunjukkan kantong plastik di tangannya. "Dokter nggak makan siang?"
"Mau ajak kamu ngobrol sambil makan siang, kalau kamu mau," jawaban Jerry kembali membuat Aleena penasaran.
"Ngobrol soal apa?"
"Ada pokoknya," jawab Jerry. "Mending kita cari tempat dulu."
"Saya antar ini dulu, ya, dok?" sekali lagi Aleena menunjuk barang bawaannya. Jerry pun mengangguk, menemani perempuan itu ke ruang 303.
"Dok? Ini sudah waktunya pemeriksaan, ya?" Bu Rena tampak bingung melihat Jerry di belakang Aleena. Dokter itu mengulum senyum sebelum menggeleng.
"Saya ada sedikit urusan dengan Mba Aleena, boleh saya pinjam dulu, kan, Bu?" sahut Jerry.
"Oh... Boleh, Dok. Mba Ena beneran nggak pesan makan sekalian?" Bu Rena beralih pada Aleena yang sedang mengeluarkan makanan dari kresek.
"Saya belum lapar, Bu" Jawab Aleena pendek. "Ini pesanannya ya, Bu. Nila goreng Mba Fia, gurame asam manis dan sop ayam."
"Makasih ya, Mba," Satu sosok yang Jerry terka bernama Mba Fia berucap ketika Aleena memberikan bungkus pesanannya.
Begitu selesai, Aleena memberi isyarat kecil agar mereka berdua keluar dari kamar rawat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolons
General Fictiondeskripsi kapan-kapan di tulis. Yang mau baca, silakan...