29

285 32 22
                                    

"Mas, nanti malem aku pengin jalan-jalan ke Alkid, deh," ucap Aleena saat menunggu Jerry memakai baju. Lelaki itu baru saja selesai mandi, dan Aleena terus menempel pada suaminya itu sejak Jerry pulang kerja.

"Jalan-jalan aja, atau mau jajan juga?" Tanya Jerry, memastikan.

"Jajan," jawab Aleena, nyengir. "Kepulangan Mas Jeremy sama Mas Alan kan bentar lagi"

"Apa hubungannya kepulangan mereka sama jajan di Alkid?" Tanya Jerry, heran.

Pikiran Aleena mendadak ngeblank, sebelum kemudian dia tertawa sendiri.
"Bener juga, ya? Nggak ada hubungannya," ucapnya geli.

"Mau ke Alkid jam berapa?" Tanya Jerry, beralih duduk di kursi kerjanya, membuka laptop.

"Abis maghrib, deh! Tapi, nanti jalannya macet nggak, ya? Atau naik motor aja?" Aleena bergumam sendiri, karena Jerry sudah sibuk dengan entah apa. "Aku juga pengin ke gramedia, deh. Beli buku buat dibaca. Udah lama aku nggak baca novel. Ada yang bagus, nggak, ya?"

"Mau ke gramed atau alkid dulu, nih? Kayaknya nggak mungkin kamu di alkid cuma sebentar," tanya Jerry, menanggapi.

"Alkid dulu! Minggunya baru ke gramed sama Sakola!"

"Lah? Nambah?" Jerry terkekeh kecil. "Mau beli apa di Sakola?"

"Baju, lah! Cari baju buat ibu hamil. Kata Mba Rayu, perutku nggak kayak ibu hamil, tapi mungkin karena masih hamil muda," ucap Aleena, memiringkan tubuhnya untuk menatap punggung Jerry. "Kamu masih sibuk, ya? Baru pulang kerja padahal"

Jerry meliriknya sambil tersenyum kecil.
"Bentar ya, Sayang. Nanti aku temenin nonton anime!" Janji Jerry. Aleena mengeluh keras, kembali membaringkan tubuhnya dan menutup mata.

###
Aleena sudah membeli es jus, mochi dan telur gulung. Dia dan Jerry sedang mengantre dimsum serta kerang pedas saat melihat keluarga Pak Juki juga duduk mengantre di belakang para penjual.

"Pak Juki?" Aleena yang lebih dulu menyadari keberadaan keluarga kecil itu pun memanggil ragu. Jerry menyadarinya setelah itu, kemudian memutuskan untuk bergabung.

"Oh! Jerry! Sini, duduk!" Pak Juki menyambut mereka dengan hangat.

"Cuma berdua aja, nih, pak?" Jerry bertanya, agak menggoda saat tersenyum ke arah Bu Una.

"Lah, itu dua ekornya lagi jajan," Bu Una menyahut sambil menunjuk dua remaja yang sedang mengantre dimsum.

"Eh? Tadi nggak liat, deh," ucap Aleena.

"Baru antre mereka. Tadi pamit beli es ducok sama pucok," Bu Una tersenyum ke arah Aleena. "Gimana? Aleena udah isi?"

"Idih, kepo!" Pak Juki menegur.

Jerry dan Aleena tertawa sebelum menanggapi.
"Alhamdulillah, pak. Ini baru nurutin mau si jabang bayi, Bu!" Jawab Aleena.

"Nah, kan!" Bu Una melirik sinis ke arah suaminya. "Cewek tuh peka, Ba. Aku nggak bakal tanya kalau sekiranya bikin tersinggung."

Pak Juki memutar bolamata, kemudian beralih untuk mengobrol dengan Jerry. Tapi, tampaknya Bu Una masih ingin mengganggu suaminya itu.

"Gimana, Aleena? Mas Jerry suka ribut soal makanan, nggak?" Bu Una bertanya.

"Eh? Enggak, Bu. Kecuali kalau emang makanannya mencurigakan, sih. Kebetulan saya juga lebih suka jajanan yang sehat," jawab Aleena.

"Ih, enaknya! Baik banget, ya suaminya! Dulu waktu aku hamil, makan aja harus lulus tes QC dulu," katanya lalu melirik suaminya.

Aleena tertawa melihat Pak Juki menanggapi julidan isterinya dengan ekspresi lucu. Jerry juga tersenyum kecil. Tidak berapa lama, pesanan Aleena dan kedua anak Pak Juki datang.

###

"Bu Una konyol banget!" Aleena masih saja tertawa dalam perjalanan pulang dari alkid setelah menghabiskan waktu bersama keluarga Pak Juki. "Mana Pak Juki ternyata juga sama aja lagi. Kamu liat ekspresi Arjuna nggak, sih? Kayak geli banget liat kelakuan orangtuanya hahahahaa!"

"Mungkin karena itu mereka awet dalam berbagai situasi? Karena cocok," sahut Jerry yang menyetir dengan tenang. Lelaki itu melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi masih butuh waktu sepuluh menit lagi untuk sampai di rumah.

"Aku kalo jadi anaknya Pak Juki sama Bu Una pasti bakal sehat jiwa raga sih, fix!" Ucap Aleena, masih membicarakan topik yang sama.

"Ya, besok bikin anak kita sehat jiwa dan raga juga kayak kamu kalo ketemu keluarga Pak Juki," timpal Jerry, setuju. "Ngomong-ngomong, ada kabar dari Mas Alan, nggak?"

"Udah, lagi di pesawat dia. Besok kalau udah sampe bandara bakal ngabarin karena dia pulang sendiri, nggak sama managernya," sahut Aleena. "Mas Jeremy gimana?"

"Belum sempet cek email aku. Nanti aku cek," jawab Jerry, membelokkan mobil ke jalan sempit menuju rumah mereka. Baru saja Aleena dan Jerry keluar dari mobil, ponsel lelaki itu berdering nyaring.

Aleena menolehkan kepala untuk melihat siapa yang menelepon suaminya malam-malam begini.

"Halo? Ya, Sus?" Oh, dari rumah sakit, batin Aleena. Setelah mendengarkan sejenak, tiba-tiba ekspresi Jerry berubah menjadi panik. "Tunggu-tunggu! Saya kesana sekarang!"

Mata Jerry berkelebat ke arah Aleena yang masih diam di tempat.
"Al, aku harus ke rumah sakit sekarang. Kamu nggak apa-apa kan di rumah sendirian?" Tanyanya yang segera diangguki Aleena. "Lagi ada masalah genting, nanti aku ceritain ya? Jangan lupa kunci semua pintu!"

Jerry bergegas masuk kembali ke mobilnya dan pergi setelah berpamitan dengan Aleena. Perempuan itu pun sempat berspekulasi mengenai masalah yang mungkin sedang terjadi, tapi memilih mengabaikannya dan masuk ke dalam rumah.

Aleena berencana untuk menonton film sebelum tidur, mungkin sambil menunggu Jerry pulang. Tapi, bahkan setelah ayam jantan berkokok, tidak ada kabar dari lelaki itu. Padahal Aleena sama sekali tidak tidur, tiba-tiba merasa takut saat ditinggal sendirian. Dia sudah mencoba menghubungi Jerry, tapi tidak ada tanggapan.

"Ada yang lagi sakaratul maut apa ya?" Gumamnya, membanting hpnya ke sofa yang dia duduki setelah tidak mendapat respon untuk yang kesekian kali dari Jerry. "Yaudah, lah. Nanti bisa tanya. Tidur dulu aja, deh."

*_*

Aleena mendengus kesal. Jerry tidak pulang ke rumah, dan tidak bisa dihubungi selama tiga hari. Ya, benar. TIGA HARI!

"Wah..." Aleena bergumam tidak percaya, memelototi hpnya yang tidak berguna itu. "Kalau beneran kerja sih, kasian banget jadi budak tiga hari berturut-turut sampe nggak bisa ngabarin isteri! Ini rumah sakit apa Romusha ya?"

"Kenapa, Al?" Mas Alan yang datang sejak kemarin pun tampak ingin tau dari meja dapur.

"Nggak apa-apa. Jalan-jalan ke gramedia yuk, mas?" Ajak Aleena kemudian.

"Gramed?"

"He'em. Pengin ke gramed dari beberapa hari yang lalu. Udah janjian sama orang buat pergi bareng, tapi orangnya ngilang tanpa kabar," cerocos Aleena, menahan kesal.

"Ayok. Sekalian ke Malioboro, gimana? Pakai Gocar?" Sahut Mas Alan setuju.

"Oke! Bentar, mau mandi!"

Selesai mandi dan bersiap, Aleena dikejutkan dengan kepulangan suaminya yang sudah tepat kelelahan di sofa depan. Mas Alan yang memperhatikan dengan prihatin kondisi Jerry pun menaikkan alis seolah bertanya kepada adiknya.

'Mau diapain, nih?'

###

Ini draft udah dari kapan taun dan nggak ke up.... Baru selesai di ketik jam 03.20 hari ini 😭😭😭👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SemicolonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang