Mereka sedang dalam perjalanan menuju salah satu tempat wisata di Jogja setelah Aleena setuju untuk pergi keluar di hari Minggu. Jadi, jam sembilan pagi tadi Jerry sudah menyambangi tempat tinggal Aleena untuk menjemput perempuan itu. Sempat berasa-basi beberapa saat, perjalanan mereka lebih banyak diisi oleh keheningan. Entah apa yang dipikirkan Aleena dalam diamnya, Jerry merasa terusik akan sesuatu.
Meski berkata tidak peduli, toh apa yang dikatakan oleh Greesa mengganggu pikiran Jerry sampai saat ini. Lelaki itu melirik ke sebelah, tempat dimana Aleena duduk dengan tenang sementara dirinya mengemudi. Bukan berpikir merendahkan, tapi Jerry sudah pernah tertipu oleh seorang perempuan yang dikiranya baik.
"Al, boleh tanya?" Jerry membuka suara, berpikir kalau lebih baik langsung mengatakannya pada Aleena daripada menduga-duga.
"Ya?" Aleena menyahut singkat.
"Kamu pernah pacaran?"
"Hah? Kok nanya begitu?" Aleena mengerutkan kening padanya.
"Mau tau aja. Salah, ya?" balas Jerry, tertawa gugup. Kerutan di kening Aleena semakin dalam, tampaknya mempertimbangkan jawaban atas pertanyaan Jerry.
"Nggak," jawaban dari perempuan itu membuat Jerry terkejut.
"Enggak? Sama sekali?"
"Iya," jawaban jujur lagi jika dinilai dari ekspresi wajah Aleena.
"Kenapa? Maksudku, kamu kan cantik. Pasti ada yang deketin, lah!" ucap Jerry, masih tidak percaya.
"Sering merasa nggak nyaman sama orang lain, trus kalau pacaran juga keliatan ribet. Mau kemana ditanyain, ribet bujuk kalau pacar ngambek, bikin overthinking, banyak bikin sakit hati, dan banyak lagi," Aleena menjelaskan.
"Ah, alasannya kamu banget ternyata," komentar Jerry. "Kamu agliophobia? Takut merasa sakit?"
"Bukan gitu," bantah Aleena. "Saya orangnya suka hal yang simple. Saya tau, main pisau itu bahaya jadi saya lebih baik nggak main pisau daripada nusuk diri sendiri buat cari tau gimana rasanya sakit. Ngeribetin diri sendiri, tau?"
Jerry mendengus dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Perempuan di sampingnya ini sangat mahir berkelit.
"Tapi kenapa bapak nanyain itu? Kayaknya nggak cuma sekadar penasaran, deh" tebak Aleena yang membuat Jerry melirik sekilas. Ternyata Aleena cukup peka.
"Gimana pendapatmu soal orang yang free sex atau selingkuh?" tanya Jerry.
"Orang gila! Mending mati aja sana!" jawab Aleena dengan nada datar yang menyimpan berjuta emosi. Hal itu agak mengejutkan bagi Jerry karena Aleena mengatakannya dengan sepenuh hati.
"Pernah ngerasain emangnya?" tanya Jerry.
"Emang harus ngerasain dulu?" balas Aleena, agak nyolot. "Ngomong-ngomong, kakak saya mau ketemu sama bapak, bapak bisa?"
Tiba-tiba? Jerry kembali terkejut.
"Kamu punya saudara?" Lelaki itu baru ingat kalau mereka belum mengenal satu sama lain."Punya mas satu," jawab Aleena. "Kalau bapak?"
"Sama, mas juga. Beda berapa taun?"
"Tiga tahun. Sekarang dia lagi kerja di Bandung, katanya kalau ke Jogja mau mampir ke kost. Kalau bapak sama masnya bapak beda berapa taun?"
"Setaun. Dia kerja di luar negeri, jadi jarang pulang. Tapi, kamu bukan asli Jogja, ya, Al?" Satu hal baru lain yang membuat Jerry terkejut.
"Asal Semarang, Pak. Gimana? Bisa ketemu mas saya?"
"Bisa, kapan?" Jerry menjawab tenang, meski agak was-was juga.
"Kemungkinan minggu-minggu ini, Pak. Nanti saya kabarin," sahut Aleena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semicolons
General Fictiondeskripsi kapan-kapan di tulis. Yang mau baca, silakan...