10

420 91 26
                                    

Kemalaman nggak ya?

###
Apakah sebaiknya Aleena ketemu ibu Jerry? Pertanyaan aneh itu terlambat hinggap di benak Aleena karena kini dia sudah berada dihadapan kedua orangtua lelaki itu. Ayah Jerry bersikap ramah, sementara ibu Jerry tampaknya berpikir Aleena adalah selingkuhanya, penyebab rusaknya hubungan Jerry dengan mantan tunangannya terdahulu.

Sejauh ini, pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan padanya sudah di jawab dengan jujur. Akan rumit jika dia juga harus mencari alasan atau mengarang cerita romantis hanya untuk mendapat restu menikah. Jerry di sisi lain juga beberapa kali memihak Aleena, membantah tuduhan-tuduhan terselubung yang ditanyakan oleh sang ibu.

"Kamu mau diajak Jerry menikah, padahal kalian baru saja kenal?" Ayah Jerry tampak terkejut setelah menarik kesimpulan dari obrolan ringan mereka.
p
"Iya, Om," jawab Aleena singkat.

"Kenapa? Karena Jerry dokter?" pertanyaan ibu Jerry membuat lelaki itu menutup wajah malu, sementara Aleena tersenyum.

"Bukan, tapi karena kami memiliki visi yang sama dalam berumah tangga," jawab Aleena.

"Visi yang sama?"

"Komitmen untuk bersama sampai akhir hayat, apapun yang terjadi nanti," sahut Aleena lagi.

"Nak, bukannya alasan untuk menikah itu terlalu naif? Pernikahan tidak semudah itu," ayah Jerry memberi nasihat.

"Justru karena itu, Om. Saya tidak akan mau diajak menikah jika bukan karena Mas Jerry mau untuk benar-benar berkomitmen. Menurut saya, pernikahan berlandaskan cinta justru lebih rapuh. Selain itu, bukannya cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu? Menurut saya itu proses dalam sebuah rumah tangga yang dilandasi komitmen yang kuat," Sahut Aleena menjelaskan.

"Ayah dan ibu juga tau, bagaimana hubungan Jerry sebelumnya. Saat itu ada masalah, dan aku juga udah belajar, kalau cinta bukan segalanya," Jerry menambahkan.

"Om dan tante nggak tau alasan kamu batal nikah?" Hal itu tampak mengejutkan Aleena, dan Jerry jadi serba salah.

"Kamu tau?" Ibu Jerry menyipitkan mata saat Aleena mengangguk polos.

"Saya sempat dituduh jadi selingkuhanya Mas Jerry juga sama mantannya, padahal waktu itu kami belum saling kenal," jawab Aleena, menatap wajah Jerry dengan kening mengerut heran. Sekarang dia mengerti mengapa ibu Jerry menatapnya sedemikian rupa. "Kayaknya kamu perlu cerita, deh. Biar nggak ada salah paham," lanjutnya, ditujukan pada Jerry.

"Ya, nanti," Sahut Jerry menyerah.

"Diperusahaanmu banyak proyek, Al?" ayah Jerry kembali mengalihkan topik pembicaraan begitu melihat anak bungsunya terpojok.

"Kebetulan lagi banyak proyek, Om," Sahut Aleena.

"Dimana aja?"

"Yang sekarang lagi jalan itu, Pembangunan TPST Piyungan, Pembangunan Pasar Godean, galian pipa PDAM daerah, Pembangunan Jalan Raya di Ngawi, sama ada beberapa proyek kecil," jawab Aleena.

"Wah, kamu dapat banyak bonus, dong?" Ayah Jerry tampak tertarik sementara Aleena menyahut dengan kekehan kecil. "Satu proyek bisa dapet berapa juta, Al?"

"Tergantung nominal proyeknya, Om. Proyek terakhir di Sedayu, satu karyawan dapat motor satu," sekali lagi Aleena menjawab. "Itu diluar bonus rental alat berat sama jual properti."

Ayah Jerry tertawa, tampak senang. "Besok kalau Om dapat proyek, Om akan hubungi kamu," katanya.

"Makasih, Om!" balas Aleena lega. Perempuan itu menyadari tatapan tajam ibu Jerry ke anak lelakinya, tapi Aleena bersyukur karena sepertinya dia tidak di salah pahami lagi. Mengenai urusan menjelaskan hubungan Jerry yang kandas, itu bukan urusan Aleena.

Setidaknya perempuan itu sudah memberi tau, kalau Jerry harus menceritakan semuanya dengan jujur supaya tidak ada salah paham yang tertuju padanya.

###

Jika sebelumnya Aleena lebih dulu bertemu orangtua Jerry, kali ini giliran lelaki itu yang bertemu kakak Aleena. Mas Alan yang super sibuk, meluangkan waktu di hari minggu untuk bertemu Jerry. Sebuah restoran di Ambarukmo Plaza menjadi tempatnya.

Aleena mendapat pelukan dan ciuman hangat dari kakak laki-lakinya yang juga sempat menghujani dengan pertanyaan-pertanyaan bernada perhatian, sebelum menyalami Jerry dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak.

"Kamu yang pesen," Mas Alan mendorong buku menu ke arah Aleena.

"Mas lagi diet?" Aleena bertanya.

"Iya, bentar lagi Paris Fashion Week," jawab Mas Alan.

"Oke!"

"Kata Aleena, kamu dokter?" Mas Alan mulai menaruh perhatiannya pada Jerry.

"Bener, Mas. Di Rumah Sakit UII Bantul," jawab Jerry ramah.

"Kemarin jumat Aleena ketemu orangtuamu juga, ya? Bilang apa mereka?" Aleena terus menunduk, mempelajari buku menu dihadapannya sementara Jerry menghadapi sikap mengintimidasi Mas Alan.

"Mereka terkejut karena Aleena terlalu apa adanya," jawab Jerry jujur. "Bapak bahkan seneng banget." Jerry tersenyum mengingat respon ayahnya saat Aleena bercerita tentang pekerjaan.

"Kemarin beli apa buat oleh-oleh orangtuanya Jerry?" Mas Alan bertanya pada Aleena.

"Ya biasa lah! Roti-roti. Aku mau pesan dulu," Aleena meninggalkan tempat duduk, dan saat itu lah Mas Alan meluncurkan pertanyaan yang serius. "Yakin mau nikahin Aleena? Kalian kan belum lama saling kenal. Jangan jadiin adekku pelampiasan."

"Sama sekali enggak," Sahut Jerry mantap. "Ide Aleena tentang pernikahan sangat logis menurutku, dan aku setuju sama hal itu."

"Ide apa?" Mas Alan tampak ingin tau.

"Sebuah pernikahan yang berlandaskan komitmen sehidup-semati. Yang namanya hidup, pasti ada fase kenalan, temenan, mungkin musuhan, jatuh cinta, patah hati, dan seterusnya. Menurutku akan bagus kalau semua fase itu dijalani dengan satu orang yang berkomitmen sama. Jadi, apapun masalahnya nanti, garis finisnya harus satu sama lain, " ucap Jerry menjelaskan.

"Gimana kalau mantanmu ngajak balikan? Atau kamu suka sama cewek lain setelah kalian nikah?" tanya Mas Alan lagi.

"Harus tetap ke komitmen awal, harus selalu pilih Aleena gimana pun keadaannya. Karena itu aku suka dan ingin menjalani hidup seperti ini," Sahut Jerry lagi.

"Kamu tau kenapa pikiran kayak gitu bisa muncul di otak Aleena?" Mas Alan kembali bertanya setelah diam cukup lama.

"Ya?"

"Kamu nggak berpikir, ide Aleena itu ide yang umum di masyarakat, kan?" Alis Mas Alan terangkat saat mengamati Jerry. "Pernah ingin tau kenapa Aleena bisa membuat ide kayak gitu? Atau selama ini nggak sadar?"

Jerry sempat kebingungan sebelum menjawab dengan yakin.
"Aleena cewek yang logis, lebih logis dari kebanyakan cewek yang aku temui," katanya.

"Lumrah ya, cewek lebih mengutamakan perasaan. Aleena juga begitu," ucap Mas Alan, tersenyum miring. "Dia punya ide itu, bukan karena dia logis, tapi itu cara dia melindungi diri."

Jerry tertegun, teringat pembicaraannya dengan Aleena selama ini. Bukankah Jerry sendiri sempat menyebut perempuan itu sebagai agliophobia?

"Aleena mergokin ayah kami selingkuh saat dia masih SMP, dan karena itu hubungan kedua orangtua kami buruk. Ayah menyalahkan Aleena atas hal tersebut, sementara bunda kami jadi membenci kami berdua karena kami mengingatkan beliau pada ayah," kata Mas Alan, membongkar sebuah cerita yang membuat Jerry ternganga. "Allena sempat mengalami tekanan mental selama beberapa tahun, dan butuh perhatian yang banyak sampai akhirnya dia bisa bangkit lagi. Jadi, kalau mau main-main sama adekku mending mundur sekarang karena aku nggak bakal diem aja!"

###

SemicolonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang