Malam Menggairahkan

481 39 9
                                    

Hari menjelang malam, Arkana dan Arisha masih berada di dalam kamar hotel. Mereka hanya saling diam dan masih fokus di arah ponsel masing-masing. Arkana sudah bisa menenangkan pikiran dan gairahnya sendiri.

"Kamu lapar?" tanya Arkana.

 "Kita makan di restoran aja gimana? Aku bosan dikamar, Om," keluh Arisha.

Arkana menyetujui perkataan Arisha, ia berpikir tak baik terlalu lama berada dalam satu kamar bersama gadis itu. Mereka akhirnya makan malam di restoran hotel.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Arkana.

"Sama kayak punyanya Om aja," jawab Arkana. 

Arkana memesan berbagai macam makan juga koktail.

"Om memesan koktail?" tanya Arisha dengan heran.

"Kenapa? Kamu ga pernah minum?" tanya Arkana. 

"Tentu saja pernah Om," kata Arisha berbohong.   

"Suka koktail apa?" Arisha bingung harus menjawab apa.
 
"Apa aja yang penting bukan alkohol," jawab Arisha dengan sok santai.

 "Pesan koktail yang terbaik disini dan 2 gelas." Arkana memesan pada waiters.

Arkana dan Arisha menikmati makan malam mereka, mereka tertawa dan bercanda berdua. Menceritakan hal hal konyol yang pernah mereka lakukan dan tertawa bersama. 

Karena pengaruh alkohol membuat hubungan mereka jadi berbeda. Arkana lebih banyak tertawa membuat Arisha terpesona. Wajah Arkana semakin terlihat begitu tampan. 

Mereka berdua menerima koktail lagi dari waiters membuat Arkana dan Arisha  berjalan berdua dengan sempoyongan masuk ke dalam kamar.

"Jangan dekat-dekat mulut Om bau, napas naga," ujar Arisha sambil mendorong Arkana.

"Mulutmu juga bau, napas dragon bauuuuu," balas Arkana.

Mereka menyadari perkataan mereka sendiri dragon dan naga apa bedanya, Mereka kembali tertawa bersama.

"Aku mau mandi," ujar Arkana.

"Malam-malam begini?" tanya Arisha heran.

"Iya aku mau mandi, tadi aku males mandi." Arkana menuju kamar mandi meninggalkan Arisha di dalam kamar.

Arisha tersenyum sendiri entah mengapa dia merasa bahagia. Ia berjalan sempoyongan menyusul Arkana ke kamar mandi.

"Om aku juga mandi lagi," ujar Arisha saat melihat Arkana di bawah guyuran air.

Arkana tak percaya menatap Arisha masuk ke dalam kamar mandi dan membuka bajunya sendiri.

"Apa itu?" Arisha menunjuk ke benda keramat Arkana.

Arkana dengan spontan menutup juniornya yang tiba-tiba berdiri tegang saat Arisha tidak mengenakan pakaian.

"Jangan di tutupi itu lucu, imut deh."

"Jangan lihat-lihat nanti kamu pengen loh."

"Iiih lucu bisa berdiri begitu tadi kan ga begitu, naik turun kayak belalai gajah." Arisha memperhatikan junior Arkana dengan seksama.

 Tetesan air berjatuhan di wajah Arisha, saat dia mendongak ke atas Arkana langsung menarik tubuh Arisha mencium bibirnya. Arisha terdiam tidak membuka bibirnya, tapi lidah Arkana mendesak bibirnya untuk terbuka.

Arisha mulai terlena dengan lumatan bibir Arkana yang berbeda, mereka berciuman di bawah guyuran air menimbulkan sensasi yang menggairahkan. Tubuh Arisha meremang saat jari jemari Arkana bergerak dengan lembut menyentuh tubuhnya tanpa terasa suara erangan keluar dari bibirnya. 

Arkana begitu lihai dalam berciuman. Tanpa terasa mereka sudah berpindah ke dalam kamar dengan lembut membaringkan tubuh Arisha di atas ranjang. Mereka masih terus berciuman dan saling menyentuh tubuh dengan napsu, Arisha merasakan ada sesuatu yang menegang dengan keras dibawah sana mencoba untuk masuk ke dalam intinya yang sudah basah.

"Om... ja–jangan."

Kedua tangan Arisha berusaha mendorong tubuh Arkana. Mata mereka saling berpandangan dengan gairah. Arkana mendekati bibir Arisha lagi dan melumatnya secara perlahan.

"Semua akan baik-baik saja" bisik Arkana dengan lembut tepat di telinga Arisha lalu menjilatinya.

Perkataan Arkana membuat Arisha melayang, gairah didalam tubuhnya berkembang liar. Tiba-tiba Arkana berhenti dan menatap wajah Arisha yang memerah merasakan kenikmatan yang dilakukan laki-laki padanya.

"Aku sudah tak tahan," ujar Arkana dengan suara serak.

"Jangan Om." Arisha berusaha menolak Arkana, tapi badannya terasa berbeda. Ia ingin sekali disentuh oleh Arkana. 

"Jangan khawatir sayang, semua akan terasa lebih nikmat. Aku sangat bergairah denganmu, aku ingin kamu menjadi milikku sayang."

Arisha menjadi terbuai dengan perkataan Arkana. Arkana melihat hal tersebut langsung menggunakan kesempatan dengan menghisap pucuk gunung kembar Arisha yang berwarna merah dengan sangat bernapsu lalu meremas-remasnya.

“Om sangat… aah,” desahan terdengar dari bibir Arisha. 

Semakin Arisha mendesah membuat Arkana bersemangat. Dia pun menyusuri seluruh bagian tubuh Arisha dengan lidahnya bermain di sekujur tubuh wanitanya, tidak ada sedikitpun yang terlewati oleh lidahnya. Dia membuat tanda kepemilikan di curuk jenjang lehernya secara perlahan Arkana kebagian bawah Arisha.

Arkana membuka kedua paha mulus Arisha lalu menenggelamkan kepalanya di bawah sana. Arisha memejamkan matanya saat lidah keluar masuk ke intinya. Pantat Arisha melonjak-lonjak dia akan segera dan terus saja mendesah sambil memegang lengan suaminya. Wajahnya memerah saat dia mendapatkan pelepasan pertamanya. 

“Kamu sangat nikmat Sayang. Aku jadi semakin ingin memilikimu. Bolehkan Sayang?” tanya Arkana sambil mendekati wajah Arisha. Mata Arisha yang tampak sayu menatap Arkana dan menganggukan kepalanya.  

Arkana melumat kembali bibir Arisha dengan bernapsu sampai bibir istrinya dengan hisapannya. Lidah mereka saling bertautan tak ada lagi rasa malu hanya napsu saja yang berbicara. Junior Arkana  yang sudah menegang tak bisa lagi diajak kompromi tapi secara pasti mengetahui di mana letak milik istrinya. 

Junior Arkana  bergerak masuk ke dalam lembah-lembah surgawi dan dalam 2 kali hentakan mencengkram menelasak masuk. Tubuh Arisha  seakan merasakan desiran gairah yang memuncak membuatnya bergerak secara sensual. 

Gerakan-gerakan sensual Arisha membuat Arkana makin tidak tahan lagi, ia pun menggerakan pinggulnya dengan bersemangat keluar masuk ke dalam inti Arisha dengan lembut, tapi lama kelamaan gerakannya berubah menjadi liar dan cepat. 

Otot-otot lengah Arkana begitu menggairahkan. Membuat Arisha semakin tak tahan suaminya memang memiliki otot badan yang atletis. Dia pun mencium lengan suaminya membuat Arkana tersenyum tipis.

“Kamu menyukainya, Sayang?” tanya Arkana. 

"Aku menyukainya, kamu sangat seksi.” Arisha juga ikut menggerakan pinggulnya mengikuti gaya bercinta.

Mendengar perkataan Arisha semakin membuat Arkana menjadi bersemangat menggerakan pinggulnya. Ia sangat puas bisa merasakan inti Arisha yang sangat rapat seakan menjepit  kejantanannya. Gadis perawan memang berbeda. 

Malam semakin larut desahan demi desahan, teriakan demi teriakan suara Arkana dan Arisha terdengar bagai alunan musik yang merdu di sudut kamar hotel. Saling beradu mencari kenikmatan surgawi yang tak terkira.

The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang