2

6.2K 333 7
                                    

Suara pintu café terbuka dan memperlihatkan dua sosok perempuan tinggi dan cantik masuk ke dalamnya. Mereka berdua mengedarkan pandangan, mencari-cari sesuatu. Dan sedetik kemudian, perempuan berkulit putih menarik tangan temannya untuk melangkah menuju meja nomor 8. Meja itu sudah ditempati oleh enam orang perempuan cantik.

"Kenapa kalian bisa lama sekali?" tanya Feni, seorang perempuan berambut pendek blonde kepada kedua temannya yang baru saja duduk bergabung bersama mereka.

"Aku menemani Kak Chika pergi menemui kekasihnya." jawab perempuan berambut hitam panjang bernama Ashel.

"Ya! Dia itu kakak sepupuku." bantah Chika langsung. Ia mengambil daftar menu dan melihat-lihatnya.

"Aku tidak bilang kakak sepupumu. Aku sedang membicarakan Kak Ara." ujar Ashel dengan mimik menyebalkan, membuat Chika menyumpalkan tissue kepada Ashel. Dan itu membuat Gracia terkikik geli. Ia bahkan menawarkan lebih banyak tissue pada Chika.

"Kalian menemui Shani Indira? Ya, kenapa tidak bilang?" tanya Adel pada Chika dengan tatapan kesal. "Aku tidak ikut menemuinya. Kak Chika melarangku masuk ke dalam ruang latihannya." jawab Ashel.

"Membicarakan masalah keluarga." ujar Chika asal.

"Chika takut kalau kamu akan berpaling dari Adel, Shel." ujar Gracia lebih asal.

"Hah? Tentu saja tidak. Jangan membuat kami bertengkar Ci Gre. Lagian bukankah Ci Shani itu playgirl? Semua orang tentu saja sudah tahu." ujar Ashel. Mulutnya dipenuhi oleh cheese cake milik Khatrin.

"Ya!" pekik Khatrin sambil menampar tangan Ashel. Ashel mendengus ke arah Khatrin.

"Iya dan itu sebabnya tidak ada yang boleh berkencan dengan kakak sepupuku. Dia lebih dari sekedar playgirl." bisik Chika

"Tapi, bukankah dia mengagumkan?" tanya Feni dengan kedua mata berbinar-binar.

"Kamu cari ajah yang seperti Kak Frans, Ben." ujar Gracia. "Laki-laki yang sangat baik, gentle, dan penuh sopan santun. Cari yang lebih dari itu. Atau gadis seperti Acha." Lanjut Gracia yang berhasil mendapatkan lirikan dari Feni

"Sepertinya yang harus berkencan dengan Shani Indira itu adalah Ci Gre." bisik Adel sambil menyipitkan kedua matanya.

"H.. Hah?" pekik Gracia terkejut. Ia mendelik menatap Adel, yang hanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi dari sahabatnya itu. "Dia bukan tipeku."

"Ci Gre selalu berkencan dengan Gadis baik. Kenapa tidak coba saja berkencan dengan Shani? Atau badgirl lainnya?" tawar Marsha

"Kenapa kalian tidak menawari Callie saja?" tanya Gracia heran.

"Ya!" pekik mereka bersamaan, membuat jantung Gracia memompa lebih cepat. "Cici mau menjerumuskan baby Callie? Tidak. Tidak." decak Marsha.

Gracia tertawa geli mendengar ungkapan mereka. Setelahnya, kedelapan gadis itu membicarakan masalah yang berbeda. Jujur saja, Gracia tidak suka membicarakan masalah perempuan playgirls, bad girls, dan sejenisnya. Baginya, perempuan itu tidak pantas ada di dunia ini. Hanya perempuan yang memiliki sifat, sikap, dan ber-atitude A+ yang pantas. Ya, Gracia dan para sahabatnya lebih menyukai berkencan dengan perempuan daripada lak-laki. Mereka sebenarnya juga pernah berkencan dengan pria. Tapi entah kenapa mereka lebih suka dan nyaman ketika berkencan dengan perempuan.

Setiap minggunya, Gracia dan ketujuh sahabatnya ini berkumpul di sebuah tempat yang asyik untuk menghabiskan waktu bersama. Menghabiskan waktu untuk bercerita apa saja, berkeluh kesah, mencurahkan perasaan mereka, bermain dan apapun itu. Mereka berdelapan adalah orang-orang yang sangat sibuk dan memiliki profesi berbeda-beda. Gracia adalah penulis webtoon, Marsha adalah designer ternama, dan selebihnya adalah model untuk iklan atau majalah papan atas.

The Leader's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang