4

3.3K 274 5
                                    

Gracia menarik nafas panjang-panjang sebelum akhirnya ia menjawab, "Karena ini permintaan dari dirimu, aku akan bilang iya. Meskipun berat, tapi akan aku coba. Aku juga bisa mengambil keuntungan menjadi asisten dari Shani. Kalau webtoon-ku belum selesai, Kak Ve tidak akan memarahiku. Selain itu, mungkin aku bisa belajar buat pemeran perempuan menjadi bad girl,"

Chika tersenyum senang dan ia langsung memeluk erat leher Gracia. "Terima kasih Ci Gre. Ci Gre memang yang terbaik!"

✨✨✨

Bisa dikatakan, keputusan Gracia untuk membantu Chika adalah hal yang sangat salah. Seharusnya Ia langsung pulang saja setelah mengantar Chika untuk bertemu kakak sepupunya. Chika juga tadi hanya minta mengantarnya ke DE.Ent, tapi entah sihir apa yang diberikan oleh Chika sampai Gracia mengikuti Chika untuk masuk.

Ia langsung merasa menyesal setelah melihat Shani keluar dari sebuah ruangan yang Gracia tidak tahu bersama dengan seorang gadis yang Gracia temui di depan pintu ruang latihan. Bukan apa-apa. Shani merangkul gadis itu dengan wajah yang berbinar-binar, tampak keadaannya sudah jauh lebih baik. Berbanding terbalik dengan gadis itu. Gadis itu tampak lemah dan tidak kuat berjalan. Walaupun begitu, wajahnya kelihatan bahagia.

"Kak, tolong antarkan Rinka pulang. Ia terlalu lelah untuk menyetir sendiri," ujar Shani pada salah seorang manajernya.

Sebelum gadis itu menghilang, Shani melambaikan tangannya pada gadis itu seraya tersenyum sangat manis. Ia lalu menghampiri Gracia, Chika, dan Melody yang sedang menunggunya di depan studio rekaman.

Gracia merutuki Shani dalam hati. Apakah perempuan ini tampak sehat dan bugar hanya karena melakukan hubungan sex? Yang benar saja. Sebenarnya dia punya penyakit apa? Kenapa obatnya adalah hal yang tak masuk akal bagi Gracia?

Shani memandang Gracia dengan pandangan bingung. Ia sedikit heran kenapa Gracia memandangnya dengan pandangan seperti memandang seorang bedebah. Tapi Shani tetap tersenyum sangat lebar, dan ia tampak jauh lebih ramah daripada di ruang latihan tadi. Mau tak mau, begitu Shani sudah ada di hadapannya, ia melihat bahwa kedua bola Shani sudah berbeda warna. Warna cokelat terang. Apa dia tadi memakai kontak lensa?

"Ada apa Kak Mel dan adik sepupuku Chika?" tanya Shani

"Kami sudah mendapatkan seseorang yang akan menjadi asistenmu, Shan. Yang akan mengurusi semua keperluanmu," jawab Melody

"Chika?" tanya Shani santai.

"Bukan. Ci Gre yang akan menjadi asisten Cici," jawab Chika cepat, sambil menunjuk Gracia. Mata Shani langsung beralih menatap Gracia, membuat Gracia langsung mengalihkan pandangannya.

"Adik kecil ini harus sekolah, mana mungkin bisa mengurusi semua keperluanku?" tanya Shani dengan lugunya

Gracia memandang Shani dan mendengus kesal. Lagi-lagi.

"Ya! Dia ini temanku. Umurnya hanya beda satu tahun dengan Cici. Ck, Cici selalu bicara asal saja," ujar Chika kesal.

"Hah? Jadi penggantimu bukan wanita cantik, sexy, dan tinggi seperti model, Chik? Kamu punya banyak teman yang seperti itu, 'kan? Kenapa kamu tidak membawanya ke sini? Kenapa kamu malah membawa yang tubuhnya kecil mungil?" protes Shani. Ia memandangi tubuh Gracia dari atas ke bawah. Dan dari bawah ke atas.

"Kau melihat apa?!" tanya Gracia panik. Ia menutupi tubuh bagian atasnya dari pandangan liar Shani.

"Aku tidak selera," jawab Shani enteng.

Perempuan ini benar-benar!

Chika memukul kepala Shani dengan tangan kanannya, membuat Shani meringis pelan.

The Leader's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang