39

2K 226 20
                                    

~~~~Nungguin yah? ~~~~


























Merasa baru sesaat ia memejamkan kedua matanya, tubuh Shani sudah diguncang-guncang oleh seseorang dan namanya dipanggil berulang kali. Dengan sangat terpaksa, perempuan itu membuka matanya dan menatap sosok Gracia yang berada di sampingnya.

"Ada apa?" tanya Shani pelan.

"Kita sudah sampai," gumam Gracia.

"Apa?"

Shani melebarkan iris matanya dan menyadari kalau pesawat yang sekarang ini sedang mereka naiki juga telah mendarat.

"Ah kamu benar. Sudah sampai," gumam Shani. Ia memakai kembali topi hitam serta tasnya dan menarik pergelangan tangan kanan Gracia, menyuruhnya untuk ikut berdiri, bersiap-siap turun.

"Kamu sudah makan?" tanya Gracia, yang masih memperhatikan Shani dalam-dalam. "Jangan bilang kalau tidur yang membuatmu kenyang. Baru kali ini kulihat kamu tidur cukup pulas dan lama,"

"Bukankah kita sepakat untuk tidak akan membicarakannya?" tanya Shani

"Maaf," bisik Gracia. Ia sedikit menunduk dan menggigiti bibir bawahnya, lupa. Dasar gadis ceroboh.

"Dan aku sudah makan. Kemarin malam, sebelum makan bersama dengan crew dari Her World Indonesia. Untuk sekarang ini, aku tidak akan meminum darahmu. Jangan memaksaku. Aku sudah banyak membawa darah kelinci yang kuminta dari temanku dua hari yang lalu," jelas Shani

"Kenapa?" tanya Gracia. "Apa ini termasuk dalam rencana pelarianmu?"

"Bisa dibilang seperti itu. Aku hanya tidak ingin melakukannya di saat-saat seperti ini. Berhentilah bertanya 'kenapa' padaku. Kamu harus percaya aku akan baik-baik saja dengan meminum darah hewan ini. Meminum banyak-banyak lumayan memberiku banyak stamina," ujar Shani

Ia mengeratkan genggamannya di dalam telapak tangan Gracia, untuk meyakinkan Gracia akan ucapannya. Ia benar-benar tidak ingin masuk ke dalam jurang yang bisa membahayakan dirinya dan juga Gracia.

"Baiklah," jawab Gracia. Dadanya bergemuruh kencang. "Asalkan kamu harus mengingatnya Shan. Jangan pernah berusaha untuk menjadi manusia biasa. Jangan pernah berusaha untuk melupakan darah vampire yang ada dalam dirimu. Jika kamu tidak bisa menahannya, katakan saja,"

Shani tersenyum kecil pada Gracia lalu ia segera membawa gadis itu turun dari pesawat. Orang-orang yang berada di pesawat itu juga ikut turun membuat Gracia sedikit gugup. Namun, genggaman di tangannya ini, tangan Shani, mampu mengantarkan rasa nyaman yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya.

Dan Gracia tahu perempuan itu menjaganya, melindunginya dari semua rasa cemas, khawatir yang selalu menggerogoti perasaannya.

Gracia merasa tersentuh kecil dan ia mengeratkan pegangannya pada Shani.

Setelah melalui beberapa pemerikasaan, Shani membawa Gracia keluar dari bandara itu. Sebuah mobil van yang sudah di sewa oleh Shani sudah menunggu mereka di luar bandara. Semilir angin lembut khas musim dingin menyapa wajah cantik Gracia dan Shani sebelum mereka memasuki van tersebut. Mereka memasuki mobil van tersebut dan diikuti oleh beberapa bodyguard yang ikut dengan mereka.

"Jangan terlalu puas dulu, masih banyak hal yang menanti kita," bisik Shani dengan senyuman manisnya.

"Kamu tidak lelah?" tanya Gracia ketika mobil van itu mulai bergerak jalan.

"Tidur sambil memelukmu di pesawat tadi sudah seperti tidur selama seminggu. Jadi, rasa lelah itu juga tidak ada, hilang tanpa bekas," jawab Shani tanpa memandang ke arah Gracia.

The Leader's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang