42

2.1K 220 156
                                    

Sesampainya Gracia di rumah sakit gadis itu berjalan tergesa gesa. Gadis itu panik tentu saja. Aninnya tidak pernah seperti ini sebelumnya. Sesampainya gadis itu dikamar Anin dapat Gracia lihat jika Anin terbaring tak berdaya di brangkar rumah sakit. Dan Brielle dengan setia menunggu gadis yang terbaring itu.

"Sudah beberapa hari ini dia selalu menenggak alkohol dan tidak makan apa-apa, Kak Gre. Dia tampak frustasi sekali dan kesehatannya benar-benar memburuk. Dia tidak peduli meskipun aku sudah memarahinya. Tapi tetap saja, tingkahnya seperti anak-anak, tidak mau dengar. Sampai akhirnya dia jatuh pingsan saking lemasnya. Sudah dua hari ini dia masih belum siuman," jelas Brielle pada Gracia saat gadis itu sudah berada disampingnya

Gracia menggenggam erat tangan kanan Anin yang tampak kurus dan memucat di atas tempat tidur rumah sakit. Ia menggigit bibirnya, menahan perih di dadanya. Apa yang terjadi? Kondisi Anin tampak sangat mengenaskan. Kurus, pucat sekali seperti tidak makan apa-apa. Gracia merasa sangat bersalah, entah kenapa.

"Apa yang terjadi padanya, Brielle?" tanya Gracia dengan suara lirih

"Dia merindukanmu, Kak Gre. Sangat merindukanmu," jawab Brielle pelan. Gracia menolehkan wajahnya menatap Brielle. "Dia hancur karena sudah kehilangan dirimu. Dia benar-benar menghukum dirinya sendiri waktu itu karena sudah meninggalkanmu selama enam tahun tanpa memberikan jawaban pasti kenapa dia menghilang. Dia menyesal. Sangat. Dia marah pada dirinya sendiri. Dia menyesal karena akhirnya kamu menjatuhkan hatimu untuk orang lain. Dia sangat terpukul dan cemburu tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena menurutnya ini mutlak kesalahannya,"

"Hah? Apa?" tanya Gracia, bingung sekali. "Aku tidak pernah bilang padanya kalau aku menyukai orang lain,"

Brielle menggigit bibirnya dan menghela nafas panjang lalu dengan penuh tekad memandang lekat-lekat ke dalam bola mata Gracia. "Mungkin aku tidak pantas memberitahukan hal ini padamu, Kak Gre. Seharusnya yang menjelaskan semuanya adalah Kak Anin sendiri, bukan aku. Tapi aku tidak bisa menahannya. Aku tidak bisa melihat kesedihan dan penyesalan terus menerus menghantui Kak Anin."

"Kak Gre, pertama-tama kamu harus tahu kenapa dan apa alasan Kak Anin memutuskan hubungan kalian enam tahun lalu dan pergi begitu saja tanpa ada kabar. Dia... Dia melakukan rehabilitasi. Dan rehab membutuhkan waktu 5 tahun lebih agar dirinya benar-benar bisa seperti 'manusia' pada umumnya,"

Tubuh Gracia mendadak lemas. Jantungnya serasa berhenti berdetak saat itu juga. Otaknya seperti mau pecah dan urat nadinya berdenyut menyakitkan. "Jangan katakan padaku, kalau Anin adalah...,"

"Vampire. Kamu benar, Kak Gre." gumam Brielle

Perut Gracia mencelos dan ia langsung mengalihkan pandangannya ke Anin, menatap gadis itu tidak percaya.

"Dia begitu mencintaimu. Sangat. Perasaannya tidak pernah berubah dan malah terus berkembang seiring berjalannya waktu. Rasa cintanya yang besar membuatnya rela rehab selama bertahun-tahun agar dirinya yang sebenarnya tidak membuatmu takut dan merasa tersakiti."

"Kamu memiliki darah yang sangat manis dan dia percaya kamu adalah takdirnya. Tapi dengan dia selalu berada di sisimu membuat jiwa vampire-nya tak dapat dikontrol. Dia takut menyakitimu, membuatmu ketakutan dan pergi meninggalkannya suatu hari nanti bila dia kelepasan. Dia melakukan segalanya agar dapat bertahan di sampingmu walaupun itu harus melakukan rehab sekalipun. Nyatanya, hal yang selama ini dibayangkannya tidak terjadi. Dan dia harus menanggung semua kesakitan itu, Kak Gre. Sampai-sampai... seperti ini. Kita tahu mereka tidak bisa minum alkohol terlalu banyak dan walaupun dia sudah rehab, dia tetap memerlukan darah,"

"Bodoh," isak Gracia kecil. Kedua tangannya menggenggam erat-erat tangan kanan Anin. Air mata Gracia pun jatuh membasahi buku-buku jari gadis itu. "Kenapa kamu tidak pernah mengatakannya padaku Abin? Dasar idiot. Kamu tidak pantas seperti ini, kamu begitu bodoh,"

The Leader's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang