38

2.5K 241 49
                                    

Dengkuran lembut yang terdengar di samping kiri Shani membuat perempuan tersebut membuka kelopak matanya perlahan. Iris hazelnya menangkap sosok gadis mungil yang tengah tertidur pulas dengan wajah damainya. Shani tersenyum kecil melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini memanjakan penglihatannya. Lengan kirinya digunakan gadis itu sebagai bantal. Sedikit kram, tapi Shani mengacuhkannya.

Tanpa berniat membangunkan gadis tersebut, Shani mengelus pipi meronanya penuh sayang. Ditatapnya dalam-dalam wajah porselen itu. Ada rasa perih yang kembali menggerogoti hatinya.

"Apa kamu tahu yang kamu lakukan ini salah?" ujar Shani pelan. "Lebih tepatnya akulah yang salah. Membiarkanmu melakukan semua ini tanpa tahu akibat ke depannya. Kamu tidak bisa terus berada di sisiku dan aku juga tidak bisa terus bergantung padamu. Itu sebabnya, berhentilah. Berjanjilah ini untuk yang terakhir kalinya. Akan banyak orang yang tersakiti, termasuk orang yang selama ini kamu cintai. Aku juga tidak bisa menyakiti saudaraku sendiri. Semakin lama aku membiarkan ini terjadi, semakin tidak bisa aku melepasmu. Bukan karena darahmu, tapi karena perasaanku."

"Mungkin kamu tidak mengerti, tapi perasaan seperti ini pada seseorang yang belum tentu mate-nya adalah hal yang paling terlarang bagi bangsa kami. Sebelum aku jatuh terlalu dalam padamu, sebelum aku menjadi vampire paling jahat di muka bumi dan sebelum semua orang yang ku sayangi menjadi korban, mari hentikan semua ini. Tempatmu bukan di sisiku. Hal yang dipaksakan akan berakhir buruk kan? Aku tidak ingin membuatmu semakin terluka."

"Aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi karena dirimu, tipe idealku dalam hal perempuan berubah 180 derajat. Karena dirimu, aku jadi lebih menghargai siapa diriku yang sebenarnya. Karena dirimu, sekarang aku mencintai darah vampire yang mengalir dalam diriku ini untuk pertama kalinya. Dan karena dirimu, lah aku belajar merelakan sesuatu yang tidak mungkin dengan mudah aku lepaskan."

"Kamu tidak tahu dan aku tidak akan pernah membiarkanmu tahu. Aku mencintaimu. Aku tidak ingin menyakitimu, melukaimu. Untunglah kamu tidak memiliki perasaan yang sama denganku, menyukaiku, pun tidak. Aku tidak ingin semua ini jadi beban yang lebih berat lagi,"

Pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara maupun gerakan yang membuat Gracia terbangun dari tidurnya, Shani menggantikan lengan kirinya dengan sebuah bantal hotel yang nyaman dan empuk lalu bangkit dari tempat tidur. Selama beberapa detik lamanya ia pandangi wajah Gracia dan membenarkan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Good Night Ge" bisik Shani. Dikecupnya bibir ranum dan hidung mancung Gracia yang menjadi bagian favoritnya. Gadis itu juga mengelus lembut kepala Gracia sebelum ia keluar dari kamar Gracia.

✨✨✨

"Sedikit lagi, Shani! Ah, sedikit lagi, lebih dekat lagi!" seru sang fotografer pada Shani sembari membidikkan kameranya ke arah Shani dan seorang gadis manis tahun kelahiran 2003, Cynthia Gerald.

"Kau ingin membuatnya lebih dekat seperti apa? Sampai benar-benar berciuman?" tanya Gracia, lebih tepatnya hardik. Gracia berdiri tepat di samping si fotografer dan mendelik ke arahnya.

"Ah, ya ya seperti itu juga boleh!" seru si fotografer, agak gugup karena dari awal sesi pemotretan gadis bergigi gingsul yang diketahuinya sebagai manager Dream Queen ini selalu melayangkan protes pada dirinya setiap kali ia mengarahkan Shani dan Cynthia untuk lebih intens lagi dalam hal skinship.

Ya, dari awal sekali sesi pemotretan, Gracia tidak pernah meninggalkan tempatnya sekarang, berdiri di samping si fotografer dan memperhatikan setiap photoshoot yang dilakukan oleh Shani dan Cynthia. Gadis itu juga tidak hanya sekali melakukan protes berat pada si fotografer jika ia menyuruh Shani untuk lebih mesra lagi pada Cynthia.

The Leader's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang