Bab 15 : Bekerja Sama

83 16 0
                                    

Saat ini Fuadi sudah berhasil untuk mengetahui tentang Aura lebih dalam dari sebelumnya. Dia juga saat ini sudah bisa kapanpun menghubunginya karena sudah tahu tempat tinggalnya. Dan bahkan tanpa bantuan Ikrab sekalipun. Tetapi selalu ada konsekuensi dari sebuah tindakan. Hal yang dia khawatirkan terjadi begitu saja. Ikrab secara tiba-tiba mengajak bertemu dengan Nirmala. Ketika Fuadi mengajak Ikrab menuju rumah Aura, dan di saat pulang dari tempat tersebut kemudian Ikrab mengajak bertemu Nirmala.

Fuadi tidak bisa menolak apa yang menjadi tawaran Ikrab. Bagaimana juga saat ini Ikrab telah membantunya untuk memberi tahu serta menghantar ke rumah Aura. Dan akhirnya Fuadi dengan berat hati menerima permintaan Ikrab, dan besok mereka bertiga akan bertemu.

Hari esok telah tiba, Fuadi dan Ikrab bergegas untuk menemui Nirmala di taman kota. Ketika bersiap-siap Fuadi yang hanya mengenakan pakaian seadanya dan Ikrab yang berdandan terlalu modis. Mereka berdua menaiki motor milik Ikrab dan menempuh perjalanan yang melelahkan. Ketika sampai di taman kota, Fuadi melihat dari kejauhan Nirmala sudah berdiri menunggu mereka. Di bawah terik matahari sekalipun Nirmala masih terlihat sangat anggun, kecantikannya sangat mempesona. Tidak heran jika Fuadi pernah dengan rela menerima cintanya meskipun berkali-kali ditinggal tanpa kabar.

Fuadi dan Ikrab kemudian berjalan menuju tempat Nirmala berdiri. Ketika hampir sampai menuju tempat Nirmala berdiri, dia sepertinya sudah menyadari keberadaan mereka. Hal pertama yang dia lakukan ketika melihat mereka berdua adalah tersenyum. Dia tersenyum dengan raut wajah yang sangat tulus sekali. Senyumannya memang sangat menawan. Laki-laki mana yang tidak mau memilikinya.

"Hai Fu, bagaimana perjalanan kalian?" Nirmala membuka pembicaraan awal dengan menanyakan kabar dengan nada bicara yang sangat santai. Nirmala menanyakan itu sembari melirik kanan kiri, dia mencari tempat yang bisa disinggahi oleh mereka semua. Ketika selesai berbicara kemudian dia tersadar bahwa di samping dari tiang lampu ada kursi yang bisa diisi oleh empat orang.

"Kabar baik dariku, Bagaimana dengan engkau, apakah sudah lama menanti kedatangan kami?" Fuadi kemudian menjawab pertanyaan Nirmala dengan sangat antusias. Dia menyadari bahwa Nirmala sedang memperhatikan lingkungan sekitar.

"Apa yang sedang engkau cari?" Fuadi kemudian langsung menanyakan apa yang menyibukkan perempuan tersebut.

"Di situ ada empat kursi kosong. Mari kita mengisinya." Nirmala menjawab pertanyaan dari Fuadi dengan menunjukan tempat yang dia maksud.

Mereka bertiga kemudian berjalan menuju tempat tersebut. Ketika sedang berbicara tadi, Ikrab hanya disibukkan dengan memperhatikan sekitar dan mendengarkan mereka berbicara. Dia seperti orang yang tidak tahu apa tujuannya datang kemari. Wajahnya menggambarkan bahwa dia sedang menahan lapar, dan mungkin sepulang dari situ Fuadi baru mengajaknya makan.

Ketika sampai di tempat tersebut, Fuadi membiarkan Ikrab dengan Nirmala duduk bersebelahan. Dia membuat dirinya sendirian di kursi yang berlawanan. Dan ketika sudah duduk awalnya mereka bertiga hanya terdiam. Sampai kemudian Nirmala membuka pembicaraan.

"Belakangan ini engkau sedang sibuk apa?" Nirmala membuka pertanyaan yang terasa familiar di telinga Fuadi. Hal itu jelas familiar karena ketika bertemu dengan Nirmala semasa berpacaran dahulu selalu dibuka menggunakan pertanyaan tersebut. Fuadi pun tertawa mendengar pertanyaan tersebut.

"Aku sedang sibuk menganggur saja. Bagaimana dengan engkau sendiri?" Fuadi menjawabnya dengan nada yang sedikit melucu. Dia sadar bahwa pertanyaannya pasti dijawab dengan sangat mudah, Hanya untuk mencairkan suasana.

"Yah, begitulah. Sibuk mencari apa yang bisa digunakan untuk makan." Jawaban yang selalu keluar dari mulut Nirmala.

Keduanya lantas tertawa mendengar jawaban itu. Di sini Ikrab hanya bisa terdiam mengamati apa yang sedang terjadi. Setelah lama diam kemudian barulah dia melontarkan pertanyaan yang sangat mengejutkan Fuadi.

"Belakangan ini aku lihat engkau menyendiri saja. Kemana dua sahabat engkau itu?" Ikrab secara spontan bertanya mengenai kabar kedua sahabat Fuadi yaitu Bima dan Halimah. Pertanyaan itu membuat Fuadi berpikir keras untuk menjawab dengan jujur atau berbohong. Tetapi karena mereka berdua kenal dengan Fuadi, berpikirpun sudah menandakan bahwa ada yang dia sembunyikan.

"Katakan saja yang sejujurnya Fu." Nirmala kemudian memancing Fuadi untuk menjawab dengan jujur.

"Tidak apa-apa. Hanya ada sedikit pertikaian antara aku dengan mereka." Fuadi berusaha terlihat tetap tenang. Walaupun sebenarnya dalam hati dia sudah tidak nyaman sekali.

"Sepertinya dari sana sedang ada yang berkasmaran yah. Kelihatannya engkau tidak di ajak ya?" Ikrab semakin memanaskan situasi. Dalam benak Fuadi berpikir darimana Ikrab bisa tahu bahwa Bima dan Halimah berpacaran. Tetapi Fuadi masih harus bersikap tenang seolah ini hanya masalah sepele saja.

"Tenang saja, kita tidak akan seperti itu kok." Nirmala kemudian menyambar dengan halus umpan yang diberikan oleh Ikrab. Dia mengisyaratkan bahwa dirinya dengan Ikrab tidak akan meninggalkan Fuadi.

"Bagaimana mungkin, dahulu saja engkau pergi meninggalkanku." Fuadi menatap Nirmala dengan wajah yang terlihat pasrah begitu saja. Wajah yang jelas-jelas biasa dia tunjukkan kepada Nirmala saat sedang berpacaran dulu.

"Tenang saja. Kami akan bekerja sama. Engkau bisa bergabung bersama kami dan membuktikan bahwa mereka berdua merugi karena meninggalkan kau sendiri." Ikrab berusaha meyakinkan Fuadi bahwa dia dan Nirmala akan senantiasa membantu Fuadi bagaimanapun kondisinya.

"Baiklah." Fuadi menjawab dengan sangat percaya diri seolah pilihannya adalah hal yang tepat untuk membalaskan dendamnya kepasa sahabat kecilnya itu.

Cinta Dalam CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang