Aura adalah perempuan yang sangat ramah dan baik hati. Dia dikalangan temannya terkenal dengan sangat dermawan. Kesehariannya membaca banyak sekali buku-buku, mulai dari buku fiksi, buku sejarah, dan bahkan buku pelajaran sekalipun. Semuanya untuk dia adalah sebuah hal yang luar biasa. Membaca baginya adalah cara untuk menghargai Tuhan karena telah menciptakan mata dengan sangat maha sempurna.
Aura memiliki badan yang sangat ramping, begitu juga dia sangat memiliki kulit yang cerah. Matanya berwana kecoklatan, dan pakaiannya selalu sederhana tetapi menarik. Dia tidak termasuk orang yang gemar melakukan banyak aktivitas, tetapi dia anaknya sangat menyukai sebuah diskusi. Dia juga merupakan pendengar yang baik, dan bahkan dia dikatakan hampir sempurna. Penggambaran tokoh ini diberikan atas dasar objektivitas, dan memang benar bahwa dia sangatlah cantik. Bukan berdasarkan opini pribadi, andai kalian tahu bagaimana wujud aslinya.
Aura juga merupakan seorang yang pekerja keras, gigih, dan disiplin. Tetapi dia sangat mudah untuk tidak berenak hati. Baginya menyakiti perasaan orang lain adalah tindakan yang paling buruk. Hanya karena tindakannya tidak pernah buruk, bukan berarti dia tidak berperan dalam kejadian ini. Hanya Aura yang mengetahui banyak hal tentang Nirmala. Karena dia ada disaat hari pertama Fuadi bertemu dengan Nirmala. Hanya saja Fuadi tidak menyadarinya.
"Aura, bagaimana harimu?" Nirmala membuka percakapan.
"Hai La, baik-baik saja. Memangnya kenapa pagi-pagi seperti ini sudah menanyakan kabar?" Aura sontak heran dengan Nirmala yang tidak seperti biasanya. Kali ini ketika memasuki kelas dia terlihat sangat bahagia sekali. Aura yang sudah sangat mengenalnya pun kemudian terbingungkan dengan tingkah dari sahabatnya itu.
"Kamu ini pagi-pagi sudah marah-marah seperti itu." Nirmala kemudian meledek sahabatnya itu dengan raut wajah yang masih sama seperti awal memasuki kelas, yaitu tersenyum.
"Ada apa memang? Cepat katakan, aku hanya ingin membaca buku." Aura kembali bersikap ketus karena merasa terganggu dengan tingkah dari Nirmala.
"Aku sudah berpacaran." Nirmala dengan gembira mengatakan hal tersebut kepada Nirmala.
"Bagaimana mungkin orang sepertimu memiliki pacar." Aura terkejut ketika sahabatnya mengatakan hal seperti itu. Aura sangat mengerti sifat dari sahabatnya itu, lantas menurutnya lelaki mana yang mau menjadikannya pacar.
"Ah sepertinya kamu lupa. Ingatkah di kafe itu, bukannya aku menyuruhmu untuk lebih dahulu duduk agar aku bisa berkenalan dengan seorang laki-laki." Nirmala kemudian mengatakan hal tersebut sembari memajukan badannya ke depan Aura dengan bermaksud untuk membuktikan ucapannya.
"Entah, untuk apa aku mengingat hal itu." Aura membuat raut wajah tidak peduli dengan membuang tatapanya ke sembarang tempat. Setelah itu kemudian Aura berdiri dari tempat duduknya dan keluar menuju ke depan kelas. Ketika dia melangkahkan kakinya, dia hanya berpikir mengenai ucapan Nirmala.
Pada saat berada di kafe dia menyadari bahwa ketika berada di toilet tiba-tiba saja Nirmala menghampirinya. Dia yang sedang membayangkan paras tampan dari laki-laki itu kemudian harus terkejut karena disadarkan oleh keberadaan Nirmala. Dia sempat menanyakan apakah dia mengikutinya ke toilet atau memang dia benar ingin menuju toilet. Nirmala kemudian berkata apa adanya saja bahwa dia sengaja mengikutinya ke Toilet agar dirinya diperhatikan oleh salah satu laki-laki yang dia sudah beri tanda sejak awal. Aura jelas biasa saja ketika Nirmala mengatakan itu, bagaimanapun Aura yang mengerti dia.
Aura kemudian menyetujui apa yang dikatakan oleh Nirmala. Dia bersama dengan Nirmala kemudian keluar, dan setelah keluar dia terkejut dengan kehadiran seorang laki-laki dia hadapan mereka. Nirmala dengan memasang raut wajah malu-malu berkenalan dengan laki-laki itu. Setelah itu dia menyuruh Aura untuk menuju ke tempat duduk terlebih dahulu. Ketika saat itu, Aura tidak langsung menuju ke tempat duduk melainkan sembunyi di balik dinding dekat situ. Dia mendengarkan semua apa yang dibicarakan oleh Nirmala dan laki-laki tersebut.
Kembali ke cerita di kelas. Ketika sampai di depan kelas Aura tersadar dari lamunannya. Dia kemudian berdiam sejenak dan memikirkan apa tindakan yang harus dia lakukan. Dia berpikir demikian karena hanya dia yang bisa berbuat banyak, dan hanya dia yang bisa membuat masalah ini selesai.
***
Beberapa waktu lalu tiba-tiba saja Aura dihubungi oleh laki-laki yang tidak dia kenal. Sebelum laki-laki itu memperkenalkan diri, dia seperti mengenal suaranya itu. Dia kemudian memperkenalkan dirinya kepada Aura dengan menyebutkan nama dan maksud dari tujuannya menghubungi.
Saat itu Aura sedang duduk di meja kamarnya. Menilik kembali sosok Aura, orang yang sangat sederhana dalam segala hal, kecuali dalam kedisiplinan. Dia sangat kritis dalam memperingati masalah kedisiplinan, bukan hanya kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Dia sangat disiplin juga kepada dirinya sendiri. Kamarnya dengan warna yang sangat redup dan membuat hati terasa sejuk. Meja dikamarnya sangatlah rapih dan bersih. Di dalam kamarnya itu banyak sekali hiasan-hiasan yang indah. Selain hiasan ada juga bingkai-bingkai foto dia dengan Nirmala yang sangat banyak berjajar di meja dan dindingnya.
Saat laki-laki ini menghubungi dia, kemudian memperkenalkan diri, hal itu membuat Aura dan seisi badannya gemetar sangat kencang. Bagaimanapun kebohongan adalah hal yang paling tidak pandai dilakukannya, tetapi sekali lagi hanya dia yang bisa menyelamatkannya.
Ketika telepon itu ditutup, dia langsung memandang kedua foto yang saat ini berada di depannya. Dalam hati dia ingin sekali membantu sahabatnya, tetapi kali ini dia harus membuat dirinya sendiri jauh lebih bahagia dengan menyelamatkan laki-laki tersebut.
Jangan banyak berteori terlebih dahulu, kembali lagi Aura disini adalah orang yang mempunyai peran penting. Silahkan menduga Aura berada di pihak siapa, tapi jangan lupa berpikir juga mengapa Aura melakukan banyak hal. Padahal sejatinya Aura tidak terlalu tertarik dengan dunia luar, apalagi permasalahan orang lain.
***
Beberapa bulan sebelum pertemuan pertama di kafe, Aura bersama Nirmala sedang melakukan study campus. Pada saat itu Nirmala menceritakan bahwa dirinya baru saja mendapatkan informasi bahwa study campus ini tidak boleh dilaksanakan jika pihak sekolah tidak mengizinkan. Kemudian hal itu membuat dia terkejut karena sebelum acara tersebut dilaksanakan, dia sudah mengajak pacarnya untuk bertemu. Pacarnya adalah salah satu mahasiswa dari kampus yang akan dia kunjungi. Berita bahwa sekolahnya akan membatalkan acara tersebut lantas membuatnya kesal. Aura adalah sasaran dari amarah Nirmala, bukan sekali perempuan itu menggila ketika hal yang tidak dia ingikan terjadi. Atau, hal yang dia inginkan tidak terjadi. Aura yang sudah mengerti sifatnya hanya buang muka seperti biasa ketika perempuan itu sedang menggila.
Yang Aura ketahui adalah laki-laki tersebutlah pacarnya. Hal itu lantas membuat dia berpikir kembali, kapan Nirmala memutuskan laki-laki tersebut, hingga kemudian datang berita darinya bahwa dia sudah berpacaran dengan laki-laki yang baru saja dia temui. Ketika dengan pacar sebelumnya, bahkan sampai Nirmala menyelingkuhinya pun Aura tidak peduli. Tetapi, tidak kali ini. Dia pasti tidak akan tinggal diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Cerita
Storie d'amoreDitinggalkan oleh pasangan, para teman-teman lama datang untuk memberikan dukungan. Namun, di antara mereka ada yang terlibat dalam kisah yang menyebabkan kandasnya hubungan itu. Saat memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, sahabatnya kembali dar...