Bab 28 Kilas Balik : Menyendiri

79 14 1
                                    

Kisah yang dimulai bersama, harus berakhir dengan kesendirian. Begitulah Fuadi ketika dia memutuskan untuk mencintai Nirmala seutuhnya. Hampir dibuat habis rasa cinta dan kekecewaannya. Saat itu Fuadi memutuskan untuk mencintai Nirmala. Setelah pertemuan di kafe saat itu, hatinya menjadi gundah gulana saat tak pendapatkan kabar dari Nirmala. Setiap kata yang terucap di mulutnya, akan langsung masuk ke hatinya. Bahkan otak seketika menjadi bodoh, saat kata-kata itu terucap.

"Jadi maukah engkau jadi kekasihku?" Fuadi mengatakan itu kepada Nirmala yang sudah berdiri di hadapannya. Fuadi tidak membawa apa-apa. Dia hanya membawa sebuah kalimat itu. Kalimat yang akan menentukan nasibnya untuk kedepan.

"Engkau sudah yakin, Fu?" Nirmala memastikan apakah Fuadi yakin dengan ucapannya. Nirmala terlihat sangat bahagia ketika Fuadi mengatakan hal tersebut. Seperti penantian berharga itu akhirnya menemukan titik terang. Saat hatinya dilanda kegelisahan lantaran tak ada yang pasti dari hubungan ini, dia datang dengan sepucuk pengharapan. Membuktikan bahwa bukan hanya ucapannya, melainkan tindakannya yang bertanggung jawab.

"Sudah lama aku berusaha untuk mencari alasan agar tak akan yakin. Hasilnya tak bertemu apa-apa. Tak ada hal yang dapat mengurungkan niatku untuk bersama engaku." Fuadi kembali meyakinkan Nirmala bahwa ucapannya itu adalah sebuah kebenaran.

Fuadi memang sempat bimbang. Dia tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Diantara memilihnya, atau memilih pergi. Namun tiba saatnya hati Fuadi menjadi yakin sepenuh hati. Dia merasa bahwa Nirmala sudah sangat pantas jika dia miliki. Tiba lah hari ini, sebagai penentu akankah kisahnya dengan Nirmala berlanjut.

"Tentu saja tidak akan aku menolaknya." Nirmala menjawab pertanyaan Fuadi. Jawaban yang sangat jelas sekali dilontarkan saat ini.

Hati Fuadi menjadi berbunga-bunga. Dia sangat salah tingkah saat mendengarkan hal tersebut. Dia tidak tahu harus berbuat apa, dan pada akhirnya Fuadi tersenyum. Senyuman yang dibalas oleh Nirmala dengan senyum kembali. Mereka berdua kali ini adalah sepasang kekasih. Sepasang yang baru saja memutuskan untuk bersama, dan memulai kisah yang baru bersama. Dan dari sinilah semuanya dimulai.

***

Sebulan setelah hari itu, Fuadi tengah dihadirkan sebuah masalah. Dia mengalami depresi akibat beberapa hal yang mengganggu dirinya. Beberapa kali kehidupannya dihalang-halangi oleh bayangan kegagalan. Dia ingin memulai suatu hal, namun sedikitnya dibayangi gagal. Fuadi yang tidak terbiasa dengan hal itu lantas menjadi sedih.

Namun disitulah Nirmala sebagai pebisnis gelap yang handal turut andil. Walaupun Fuadi tidak tahu bahwa Nirmala mempunyai sebuah bisnis gelap, namun dia sedikit menasehatinya. Menenangkan kekasihnya itu. Usahanya kali ini berhasil. Fuadi sedikit tenang dari sebelumnya, dan menjadi lebih terbuka untuk bercerita.

"Nah, kalau begini semuanya jadi sangat indah dirasakan." Nirmala mengatakan bahwa senyuman Fuadi sangat indah dirasakan. Itu lantas membuat Fuadi tersenyum lebar. Dia menjadi salah tingkah saat Nirmala mengatakan itu.

"Engkau ini bisa saja membuatku tersenyum." Fuadi lantas menggoda kembali Nirmala dengan godaannya.

Nirmala sempat tersenyum. Dan Fuadi kembali sedikit murung saat itu. Sepertinya masih ada saja yang mengganjal dipikirannya. Dia masih belum bisa menerima jika nanti harus gagal dalam memulai sesuatu.

***

Beberapa bulan setelah itu. Nirmala kali ini harus bertemu dengan Fuadi untuk mengatakan sesuatu. Fuadi terkejut karena tiba-tiba saja kekasihnya itu minta untuk bertemu, tidak bisa ditinggalkan juga.

Fuadi kemudian bertemu dengan Nirmala. Dia berusaha untuk menyempatkan waktu agar dapat bertemu dengan kekasihnya itu. Nirmala juga terlihat sangat terburu-buru. Dia tidak pernah terburu-buru seperti ini sebelumnya.

"Hei, ada apa?" Fuadi memulai dengan bertanya kepada Nirmala karena terlihat sangat tergesa-gesa, bahkan setelah sampai di tempat ini.

"Aku sepertinya ingin berkunjung ke sebuah tempat. Di sana ada keluargaku, tapi tempat itu sangat jauh sekali. Aku saat ini ingin pamit bersama dengan engkau. Apakah engkau tidak keberatan jika aku akan pergi?" Nirmala mengatakan yang ingin dia katakan dengan raut wajah yang sangat terlihat bersedih.

"Memangnya engkau ingin pergi kemana?" Fuadi memberikan reaksi yang biasa saja ketika mendengar itu. Dia masih terlihat tidak menimbulkan reaksi apa-apa. Dia mungkin masih berusaha mencerna apa yang dimaksud Nirmala.

"Ke tempat saudaraku. Mungkin hanya aku sendiri, tapi aku tak bisa memberi tahu di mana keberadaannya." Nirmala menjelaskan sekali lagi.

"Jadi engkau pergi dan tak akan kembali lagi?" Fuadi berusaha memperjelas maksud dari perkataan Nirmala.

Nirmala sontak terkejut ketika Fuadi mengatakan itu. Dia khawatir Fuadi tahu kemana dia akan pergi. Dan dia juga khawatir Fuadi akan nekad mencarinya. Nirmala kemudian menenangkan Fuadi, "Tentu saja aku akan kembali, di sini ada kekasihku. Tak mungkin aku tidak kembali." Nirmala kemudian mencairkan suasana dengan sedikit rayuan manisnya itu. Dia sengaja membuat suasana menjadi ramah, dia tidak siap bila rencananya akan diketahui oleh Fuadi.

"Ah, si cantik ini bisa saja." Fuadi tersenyum saat Nirmala berkata demikian. Dia tidak bisa menahan rasa salah tingkahnya ketika diberikan pernyataan seperti itu. Sangat menembus hati, semua ucapan Nirmala. Halus dan lembut bagaikan bius yang menghilangkan rasa.

"Jadi apa aku diperbolehkan untuk pergi?" Nirmala kembali menanyakan hal itu untuk memastikan apakah Fuadi sudah siap untuk menjawabnya.

"Tidak akan aku melarang kekasihku untuk pergi." Fuadi akhirnya memberikan jawaban yang diinginkan oleh Nirmala.

"Terima kasih." Nirmala kemudian memeluk Fuadi.

Fuadi terkejut karena selama ini dia tidak pernah merasakan pelukan dari seorang perempuan. Dia tidak pernah dipeluk oleh lawan jenis, kecuali ibunya sendiri. Dan kali ini, dia dipeluk oleh seorang perempuan yang sedang menjadi kekasihnya. Fuadi lantas kembali memeluk Nirmala. Dan itu berlangsung cukup lama.

Nirmala melepaskan pelukannya dan kemudian berkata, "Aku akan pergi." Nirmala kemudian membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari Fuadi. Kemudian Fuadi memberhentikannya. "Akan kutunggu engkau kembali. Berhati-hatilah." Fuadi kemudian tersenyum kepada Nirmala.

Nirmala tersenyum ketika Fuadi mengatakan hal itu. Dia merasa bahwa tindakan Fuadi sangat luar biasa dalam mencintainya. Namun sayang, Nirmala tidak benar-benar mencintai Fuadi. Semua ini hanya rencana dari Nirmala. Dia menyukai Fuadi, tetapi dia tidak benar-benar mencintainya.

Nirmala kemudian melanjutkan langkahnya dan menjauh dari Fuadi. Benar-benar jauh saat ini, dan Nirmala sudah tidak terlihat dari pandangan Fuadi. Kali ini Fuadi kembali duduk dan mengingat saat-saat dirinya dipeluk oleh Nirmala. Kenangan yang sangat mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi Fuadi. Tidak akan mudah melupakan hal-hal seperti itu.

Kali ini Fuadi pulang ke rumahnya. Mungkin akan sedikit panjang hari-harinya tanpa Nirmala. Dia tidak bisa berkomunikasih dengannya, dan saat ini Fuadi hanya meunggu Nirmala sampai kembali. Bahkan, Nirmala tidak pernah mengatakan dengan jelas dia kemana, dan kapan akan kembali. Dan lagi, Fuadi akan menunggu sampai dia benar-benar kembali.

Cinta Dalam CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang