Gaun yang indah itu dikenakan oleh Halimah. Keluar dengan langkah yang perlahan, dengan iringan musik yang sangat syahdu. Mempelai pria hadir untuk menyambut sang mempelai wanita. Bima dan Halimah saling bertukar pandang, berjalan saling mendekat. Sambutan dari Bima ketika langkah Halimah mendekat, tangannya siap menyambut calon istrinya itu.
Dari sudut lain telah hadir Fuadi dengan Aura, mengenakan pakaian yang sangat indah, sudah serasi bahkan seperti calon pengantin berikutnya. Hari yang indah untuk persahabatan mereka berempat, walaupun Aura baru bergabung setelah kejadian yang menimpa mereka.
"Mereka berdua sangat serasi ya, tidak aneh jika sampai menuju ke jenjang pernikahan." Aura membuka pembicaraan diantara mereka berdua.
Fuadi langsung memberikan senyumannya kepada Aura. Raut wajahnya seperti mengisyaratkan sesuatu, memberikan tanggapan melalui senyuman. Namun Aura tidak mengerti dengan isyarat itu, dia hanya mengabaikan saja kemudian kembali memperhatikan Bima dan Halimah.
Kedua mempelai itu sudah berjalan beriringan, saat ini menuju ke tempat penghulu. Langkah kaki sangat gemulai, indah nan menyejukkan, bak sedang menengok pertunjukan kerajaan. Sampai di tempat penghulu, mereka berdua kemudian duduk sebagai pasangan yang sudah bersedia untuk menikah.
Telah hadir juga orang tua kedua pengantin, menjadi wali dan saksi dari keduanya. Bima terlihat mendeguskan nafas panjang, pertanda sedang merasa canggung karena ingin mengucapkan sebuah sumpah perkawinan.
Perempuan ini, yang ditemui karena rasa suka, membuat tumbuhnya rasa cinta, hingga pada akhirnya menuju kepada puncak paling tertinggi yaitu kasih. Perasaan yang tumbuh itu sudah bertemu fasa sempurna, ketika rasa cinta, kasih, dan sayang kemudian bersatu padu, itulah yang membulatkan tekad dari Bima untuk menikahi Halimah.
"Saudara Bima Ramdani, apakah Anda setuju untuk menerima Saudari Halimah Nur Fauzi binti Darmawan sebagai istri dengan mahar tanah dua ratus meter persegi dan emas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai?"
"Saya menerima nikah dan kawinnya Saudari Halimah Nur Fauzi binti Darmawan dengan mahar tanah dua ratus meter persegi dan emas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."
Sumpah sakral sudah diucapkan oleh kedua belah pihak, suasana hening yang menyelimuti seketika berubah menjadi ucapan serempak. "Sah!!" semuanya bergemuruh mengucapkan kata itu. Senyuman dan teriakan menghiasi pernikahan. Fuadi mengembangkan senyumnya dan menitihkan air mata, dihadapannya sahabat sejati, telah resmi bersuamikan seorang sahabatnya pula.
Tangisan itu disadari oleh Aura, kemudian diusaplah air mata itu. "Belum hilangkah perasaan itu? Belum kah engkau mengikhlaskannya menjadi milik orang lain?" Aura berbicara dengan nada yang pelan, untuk menghargai tamu-tamu yang sedang bergembira.
Aura mengetahui bahwa lelaki yang dihadapannya pernah menaruh rasa kepada Halimah. Walaupun lelaki ini adalah orang yang dia sayangi, tetapi dirinya tidak mau egois untuk melarangnya menangisi kepergian sahabatnya menuju kehidupan yang baru. Aura adalah perempuan yang sangat mengerti perasaan, itulah mengapa selama ini Fuadi merasa sangat nyaman ketika bersamanya.
"Hanya karena aku menangis, bukanlah arti bahwa aku tidak merelakan. Semua yang ada padaku hanya milik seorang yang berada di depanku, seorang yang memberikan aku arti mengenai sabar, syukur, dan senang." Fuadi mengalihkan pandangannya menuju Aura.
Aura yang ditatap Fuadi menjadi salah tingkah, pipinya memerah, senyumnya terlihat mengembang namun ditahan, dan lagi matanya memancarkan rasa senang. Begitu juga dengan Fuadi, ada sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain, dia sangat spesial bagi Aura.
"Aku hanya menangisi semua masalah yang sudah berlalu itu, yang sudah menyatukan kita, yang sudah menyatukan mereka, dan yang sudah merubah diriku. Terima kasih kepada segalanya yang telah hadir, menemani dan memberikan kami sedikit tantangan dalam menjalani hidup." Fuadi melanjutkan bicaranya, menjelaskan alasan mengapa dirinya menangis.
Aura kemudian tersenyum mendengarkan kalimat yang diucapkan oleh Fuadi. Rangkaian acara masih berlanjut, Bima dan Halimah sudah mencapai prosesi akhir. Bima kemudian berjalan menuju arah mereka. Banyak pasang mata yang menyaksikan, "Terima kasih karena telah memberikan Halimah kepadaku, sekarang serangkaian acara ini juga milik engkau." Bima kemudian menyerahkan sebagian acaranya kepada Fuadi.
Bima, Fuadi, dan Halimah sudah merencakan sesuatu, menyiapkan hal yang tidak diketahui oleh Aura. Fuadi berjalan menuju suatu tempat, Bima menjulurkan tangan kepada Aura pertanda mengajaknya, mengajak berjalan, tapi apa? Aura hanya kebingungan dengan yang terjadi, menatapi sekeliling sadar bahwa dirinya menjadi sorotan orang banyak.
"Mari ikut bersamaku."
"Tapi ini apa?"
"Ikutilah saja jika penasaran."
Aura kemudian menggapai tangan Bima, berjalan mengikutinya menuju tempat utama acara, panggung pernikahan, ada Halimah yang sedang berdiri di sana. Aura hanya menatapi sekeliling, Fuadi tidak ada di sini, apa yang sedang disiapkannya, pikiran Aura menjadi melayang-melayang. Apa yang sebenarnya terjadi.
Lampu seketika meredup, terdengar langkah kaki dari arah yang tidak bisa ditentukan, kegelapan membuat pandangan Aura tidak begitu jelas, dan lagi tidak mengenakan kaca mata. Lampu kembali menyala. Fuadi berada di hadapannya, membawa sebuah bunga yang besar nan indah, sepertinya Fuadi ingin menembak Aura, begitulah isi pikirannya.
Seluruh ruangan hening saat melihat kemunculan Fuadi, tidak ada yang memberikan tanggapan apa-apa. Bima dan Halimah sudah saling berpegangan tangan, Aura masih belum mengerti apa yang terjadi, Fuadi sedang menyiapkan hati untuk memulai berbicara.
Dari tangan kirinya dibawanya microfon, "Aura Dava Praditasari, wanita yang menemaniku saat titik terendah menghampiri, yang membuatku merasakan betapa indahnya mencintai, yang selalu berada di sampingku, yang sudah membuatku mengerti arti cinta. Walaupun aku mengerti kita tak se-iman, tetapi aku harap perjalanan kita tidak usai disini. Dengan itu, dan disaksikan oleh kedua orang tua..."
Bahkan kegelapan tadi membuat Aura tidak sadar bahwa kedua orang tuanya sudah hadir ditengah keramaian itu.
"... Aura, jika diizinkan, bolehkah aku menikahi engkau?"
Kaki Aura bergetar tidak karuan, badannya panas dingin tidak terkendali, tatapan matanya kosong, tidak pernah menduga bahwa akan hadir hari-hari seperti ini. Dan lagi Fuadi telah menggetarkan hatinya, membuat Aura tidak tahu harus berbuat apa.
Perasaan Aura saat ini sangat senang, sedih dan terkejut. Tidak ada dalam pikirannya hari ini akan tiba, lelaki yang diharapkannya dahulu tiba-tiba saja melamarnya, setelah semua hal berat yang dilalui.
***
"Kepada Tuhanku, terima kasih Engkau telah memberikan aku kebahagiaan, setelah penderitaan panjang, tangis yang menyelimuti, dan sakit hati yang panjang. Dia Engkau hadirkan dengan hal yang tidak pernah kuduga, dengan ini aku menjadi bahagia.
Terima kasih, aku memohon izin untuk melepas Engkau, jika dia yang Engkau beri, maka akan kutinggalkan Engkau untuk menyempurnakan keinginannya. Bulan depan adalah hari pernikahanku, dan hari ini dengan resmi aku melepas Engkau.
Untuk Tuhanku, terima kasih karena telah menemaniku sedari kecil. Memberikanku kebahagiaan, kesedihan, dan hal-hal lainnya. Selamat tinggal agamaku yang lama, dan selamat datang agamaku yang baru.
Ibu, maaf jika aku telah meninggalkan agama yang ibu ajarkan. Maaf kalau Aura tidak setia kepada agama ini, tidak ada keterpaksaan untuk melepasnya, hanya keinginan yang hadir dari diri sendiri.
Dan kepada laki-laki yang mengajariku betapa indahnya kehidupan, dengan ini kita telah sama. Tuhan kita, agama kita, pakaian kita, dan keseharian kita. Saat ini sudah tidak ada kesenjangan yang terjadi lagi, dan ini adalah kali terakhirnya aku berterima kasih.
Terima kasih, untuk perjalanan ini."
-Tamat-
Informasi: Kisah Aura dan Fuadi akan berjanjut pada cerita berjudul "Kembali ke Akar" yang akan resmi ada di Kwikku pada tanggal 1 April 2023.
Cinta dalam Cerita sudah resmi selesai pada akhir 2022 yang sudah diterbitkan di Kwikku dan resmi diterbitkan pada platform Wattpad 26 Februari 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Cerita
Roman d'amourDitinggalkan oleh pasangan, para teman-teman lama datang untuk memberikan dukungan. Namun, di antara mereka ada yang terlibat dalam kisah yang menyebabkan kandasnya hubungan itu. Saat memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut, sahabatnya kembali dar...