01.

441 41 5
                                    

27 September 2021. Hari dimana kembalinya Sakura menuju Negeri Gingseng, Korea Selatan. Sorotnya tertuju pada pemandangan awan dan lautan samudra yang indah. Banyak hal yang ia pikirkan dalam lamunnya. Mengenai kesempatan dan rasa rindu.

Rindu yang telah lama ia pendam,

Rindu yang ingin ia lontarkan sejelas mungkin,

Namun apa daya dirinya? Ia bungkam, bisu, dan tak mampu untuk mengatakannya.

Semakin terlihat jelas daratan dari balik jendela pesawat, semakin dalam ia berpikir. 'Mengapa aku tak mampu mengatakannya?'. Ia bertanya-tanya hingga akhirnya ia menemukan jawaban itu. Jawaban yang sangat nyata dalam otaknya, yaitu karena ada beberapa hal yang bila dikatakan akan mengacaukan. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, orang lain pun akan porak jika ia mengungkapkan apa yang ingin ia katakan.

Sakura menghembuskan napasnya dalam, beralih menatap ponsel yang berada pada pangkuannya. Sebuah notifikasi pesan muncul, memberi efek hidup pada ponselnya. Terlihat dia dan seorang lelaki yang lebih besar dan tinggi darinya dengan topi hitam dan masker hitam yang hanya menampilkan sorot matanya yang tajam.

Sakura tersenyum mengingat memori akan kenangan dibalik wallpaper screen nya.

Akan tetapi kenyataan menampar Sakura, senyumnya menghilang. Tatapannya kembali pada pemandangan di balik jendela. Keheningan membungkam dirinya, Sakura terdiam dan kembali berpikir. 'Mengapa aku hanya diam saja?'. Dan setelahnya ia menemukan apa alasan dibaliknya, mengapa bungkamnya akan sangat berharga untuk kelangsungan karir dan orang disekitarnya. Karena tidak semua rahasia dapat dinyatakan kebenarannya.

Ia kembali mengingat perjalanan karirnya yang panjang. Bagaimana ia membangun segalanya hingga detik ini, dan bagaimana ia bisa kembali dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang bintang idola. Sesuatu yang melekat pada dirinya, sesuatu yang sangat ia cintai.

Sakura kembali menatap ponselnya yang hidup. Getaran yang dihasilkan karena notifikasi yang muncul berurutan itu menarik atensinya. Dilihatnya lagi wallpaper screen diponselnya. Sakura lagi-lagi menghembuskan napas dalam dan panjang. 'Sebaiknya harus kuganti sebelum tiba di bandara.'-batinnya.

Meskipun berat, namun ia telah memutuskan langkahnya. Semuanya harus tetap berada di dalam hatinya, dan terkunci rapat-rapat. Ini akan menjadi langkah yang besar bagainya. Ia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan banyak orang. Meskipun itu sendiri cukup menyakitkan baginya.

***

Krek, Krek, Krek, Krek,

Sakura!

Sakura! Selamat datang.

Kkura-ya

Sakura-Ssi disini!

Tolong buat tanda hati<3

Sakura! Kkura-ya

Krek, Krek, Krek,

Banyak orang yang telah menunggunya, banyak media yang datang untuk meliput, dengan begitu tentu saja banyak kamera yang mengikuti setiap langkahnya keluar dari bandara.

Sakura menunduk, wajahnya tertutup masker dan bucket hat yang ia kenakan. Banyak bodyguard yang berusaha mengamankan dan melindunginya dari serangan media. Gadis itu menunduk berlindung di belakang tubuh besar sang bodyguard sambil sesekali melambaikan tangannya dan tersenyum dari dalik maskernya.

Saat melihat kerumunan penggemar, media dan banyaknya kilatan kamera menangkapnya, disitulah ia merasa bersyukur. Banyak orang yang menunggunya, banyak orang yang mencintainya, banyak penggemarnya yang datang dan rela berdesakan. Ia bahagia.

Only You: The Turth of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang