•Don't Forget to tab Vote and Coment•
🌸🐯🐍🦢🐣
Selamat membaca semua😊
***Cahaya remang bulan malam ini turut andil dalam kesunyian. Angin yang berhembus seakan menyapa kedua manusia yang tengah duduk berdampingan di kursi taman rooftop perusahaan. Tentu saja terdapat jarak diantara keduanya, jarak dimana tidak hanya tubuh yang terasa jauh, namun perasaan keduanya pun sama-sama jauh. Perasaan canggung dan tidak saling mengenal.
Sakura. Dia menganggap ini bukan hal yang patut ia lakukan. Duduk berdua ditengah kesunyian bersama teman kekasihnya. Meskipun tidak ada perasaan khusus diantara keduanya, tapi Sakura berpikir panjang tentang keberadaannya jika ada orang lain yang melihat. Menurutnya, Kesalahpahaman mudah untuk dibuat, namun kepercayaan sangat sulit untuk dibangun.
"Apa kau khawatir Mingyu akan marah? Sepertinya kau terlihat cemas." Tanya laki-laki itu. Sejak tadi ia memperhatikan gelagat gelisah Sakura, entah itu karena dia tidak nyaman dengannya atau takut jika Mingyu akan marah. "Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu Mingyu soal ini." Dia menutup mulutnya rapat dan melakukan gerakan seolah mengunci mulutnya. "Mulutku terkunci."
Sakura tersenyum tipis, "aku akan menjawab pertanyaan Sunbae-nim. Tapi—, sebelum itu bolehkah aku bertanya?"
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Kenapa Wonwoo sunbae-nim bertanya padaku tenteng arti kebahagiaan? Apakah kau tidak merasa bahagia?" Sakura menatapnya penasaran.
Yap, laki-laki itu adalah Wonwoo. Orang yang sudah membantu adiknya. Wonwoo memandang sinar rembulan disertai senyumnya, punggungnya bersandar mencari kenyamaan pada senderan kursi yang ia duduki.
"Entahlah, aku juga penasaran" memandang bulan lekat, Wonwoo mengalihkan pandangannya pada Sakura dan tersenyum. "Menurutmu? Apakah aku terlihat bahagia?" Lanjutnya.
Sakura tertegun. Mata itu, mata yang memantulkan keindahan cahaya rembulan. Namun bukan keindahan yang terlihat, jauh seperti—, kesesngsaraan. Ia melihatnya dimata Garam, dan temannya yang lain saat mereka mengalami masa-masa sulit. Mata yang terlihat indah dan menyedihkan disaat yang bersamaan.
Tak mau menatap mata itu lama-lama, Sakura memalingkan wajahnya. Menatap sepasang sepatu pemberian Mingyu. "Jika hanya melihat apa yang aku lihat dengan mata, sunbae-nim terlihat begitu bahagia. Banyak orang yang menyayangimu, kau juga tertawa dan tersenyum lebar. Semua orang bahagia melihatmu melakukan hal itu. Tapi malam ini, aku melihat hal yang sebaliknya." Sakura kembali menatap Wonwoo. Membuat laki-laki itu merasa semakin penasaran dengan apa yang akan diucapkan gadis disampingnya.
"Kau bertanya mengenai kebahagian. Orang yang mendengarnya akan menyangka jika kau tidak bahagia."
Wonwoo terkekeh, "aku tidak peduli dengan hal itu. Anggapan mereka bukan apa-apa untukku selama aku berlaku baik. Setidaknya aku belajar untuk tidak mendengarkan sesuatu yang membuatku sedih."
Sakura membulatkan matanya sempurna, "Oh? Aku juga berpikir begitu. Aku selalu mengatakannya pada diriku sendiri. Disaat semuanya terasa kejam, aku hanya mengingat usaha dan kerja kerasku. Itu membantuku untuk bertahan dari hal-hal yang membuatku sedih." Ucap Sakura diakhiri senyuman.
"Lalu? Apa arti kebahagiaan menurutmu?"
Dia berpikir sejenak sembari merasakan hembusan angin malam, "mmm—, menurutku kebahagiaan adalah sebuah pilihan." Keduanya kini saling bertatap muka. Wonwoo menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Sakura dengan seksama.
"Tidak akan ada hal yang membuatmu bahagia, kecuali kau memilih untuk menjadi bahagia. Karena kebahagiaan tidak akan datang kepadamu. Tapi kebahagiaan hanya bisa keluar dari dalam dirimu. Tidak ada seorangpun yang dapat membuatmu bahagia kecuali kau memutuskan untuk bahagia. Sederhananya, kamulah orang yang dapat memutuskan untuk menjadi bahagia atau tidak. Jadi, hal pertama yang sunbae-nim harus lakukan adalah mencintai dirimu sendiri. Jika sudah, kau bisa melihat hal-hal sederhana yang dapat membuatmu bahagia." Lanjut Sakura diakhiri dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You: The Turth of Love
FanfictionPerjalanan karir panjang membawa Sakura menapakkan kakinya kembali di Negeri Gingseng (Korea Selatan). 10 tahun pengalamannya menjadi seorang idola dengan dua girl grub sukses yang pernah ia masuki, tak membuat Miyawaki Sakura putus akan mimpinya...