sumini

117 21 3
                                    

Kini Ashel membuka pintu apartemennya, dan benar saja, Adel telah pulang dari kantornya. Ia lalu bersalaman dengannya. Adel tersenyum hangat, namun tampaknya ada seseorang yang berdiri di belakang Adel, ia tampak menunduk. Wanita tersebut membawa sebuah tas yang berada di tangan kanannya, tampak tas itu lumayan besar. Ashel kini sedang memperhatikan wajah wanita itu, tampaknya wajah itu tidak asing baginya. Namun siapa sangka, beberapa saat Ashel mencermati wajah itu, ia tak kunjung mengingat wanita tersebut.

Perasaan Ashel yang tadinya senang mendapati suaminya pulang, kini hatinya menjadi gelisah. Entah mengapa, setelah melihat perempuan yang berada di belakang suaminya itu, ia dapat merasakan hal yang berkaitan dengan masa lalunya tapi entah itu.

"Acel? Are u ok?" Tanya Adel yang menyadari Ashel sedang melamun

"Itu siapa Del" Ucap Ashel sambil memalingkan pandangannya ke arah wanita tersebut.

"Owh kenalin. Ini aku tadi cari ART, terus kayaknya dia cocok" sahut Adel

"Owh yaudah ayo masuk, ada Marsha juga di dalem" Ucap Ashel.

Adel, sekarang ia sedang bersih-bersih di kamarnya. Sedangkan Ashel? Ia sedang berada di sofa bersama Marsha dan pembantu barunya itu.

"Nama kamu siapa? Terus tinggalnya di mana?" Tanya Ashel kepada seorang wanita yang usianya mungkin bisa di bilang muda, berumur berkisar antara 20 sampai 25 tahun.

"Halo, perkenalkan nama saya Sumini. Saya tinggal di Desa, tepatnya desa Tamansari, Bandung. Saya berusia 21 tahun, saya sudah tinggal di Jakarta baru sekitar 6 bulan" ucap wanita itu. Benar saja feeling Ashel, wanita itu berumur sekitar 20an.

"Owh sumini, semoga kamu betah ya. Silahkan, kamar kamu di belakang. Kamu bisa istirahat dulu sambil neresin barang-barang kamu" ucap Ashel, lalu Sumini segera bergegas menuju kamarnya itu, yang berada di dekat dapur.

Ashel yang dari tadi merasa gelisah, ia pun hanya terdiam. Ia sepertinya sangat tidak asing dengan sumini, apalagi Tamansari adalah tempat tinggalnya dulu, itu kampung halaman almarhum ayahnya.

"Shel, lo knp" tanya Marsha yang melihat Ashel dari tadi tidak berbicara satu patah kata pun padanya.

"Gua ngerasa ada yang janggal sama sumini Sha, gua kaya ngerasa ada masa lalu gua di sumini" jelas Ashel

"Mungkin itu nama desanya aja yang bikin lo keinget. Lo dulu tinggal di situ kan? Soal overthinking, lo ga usah mikirin yang aneh-aneh Shel. Inget, lo itu lagi hamil, ga usah banyak pikiran, ga usah mikirin yang aneh-aneh, yang ga perlu" ucap Marsha.

"Iya sha" Marsha dan Ashel pun tersenyum, lalu Adel menghampiri mereka berdua, ia mengibaskan rambutnya yang masih basah akibat dirinya yang baru selesai mandi.

Tampak dari kejauhan, terlihat ada yang sedang mengawasi mereka. Benar saja, itu adalah sumini, pembantu baru di apartemen Adel. Ia tersenyum smirk, lalu tampak tangannya mengepal erat.

"Lihat saja, permainan akan segera di mulai" ucap wanita itu.

Perasaan Ashel sekarang tambah tidak karuan, karena ia punya insting yang kuat terhadap sekiranya. Ia sangat gelisah, badannya saat ini mengeluarkan keringat, padahal AC ruangan tersebut menyala. Keringat bercucuran dari tubuh Ashel.

"Ashel lo gerah?" Tanya Marsha yang menyadari bahwa Ashel berkeringat.

"Ngga Sha, gua kek ada yang gimana gitu, apa mungkin karena efek hamil ya?" tanya Ashel

"Ngga tau Shel, gue belum pernah hamil" ucap Marsha merengek

"Ngga gitu, maksudnya gua kira Lo tau hhe" ucap Ashel terkekeh

"Mau istirahat aja?" Tanya Adel

"Yakali ayang ku tercinta ini lagi main aku tinggal tidur" ucap Ashel sambil menyenderkan kepalanya ke tubuh Marsha.

"Udah malem Shel, gua juga takut di cariin Chika. Gua pamit aja ya" ucap Marsha

"Yahh yaudah deh tapi janji yaa, besok lo kesini lagi. Gua mau jalan-jalan sama lo" ucap Ashel

"Iyaa janji" Ucap Marsha. Lalu Marsha berpamitan dengan Ashel dan Adel, lalu Marsha memeluk sahabatnya itu, tak lupa juga dengan Christy. Nyaman, mungkin itu yang dirasakan Ashel. Kenapa Christy ga ada skrip? Dia dari tadi hanya terdiam dan mencermati perkataan orang dewasa. Haduh si Christy ini, hari-hari ngangong ngangong.

Marsha dan Christy sekarang telah keluar dari apartemen Ashel. Ia menaiki GoCar untuk kembali ke apartemennya. Terlihat Christy yang sedang memainkan ponselnya, sedangkan Marsha? Ia juga berpikiran sama seperti Ashel. Ia sepertinya tidak asing dengan sumini. Bayang-bayang wajah sumini seketika menyeruak masuk kedalam pikiran Marsha. Entah apa? Ia pun tidak mengingatnya.

Di waktu yang sama...

Tampaknya Ashel memang lelah, ia sekarang sedang bersandar pada headboard kamarnya. Ia hanya melamun saat ini, sembari memainkan kukunya.

Adel pun menghampiri Ashel, dengan lembut ia membelai rambut hitam istri mudanya itu.

"Kenapa hm?" Tanya Adel dengan lembut.

"Gapapa" ucap Ashel datar

"Cel?" Ucap Adel. Ashel yang tadinya hanya menunduk saat ia mendengar Adel memanggil dengan sigap ia memalingkan pandangannya ke arah Adel.

"Koe ki nek nde masalah, crito cel. Aku lo lanangmu, pie to kii. Ojo kakean ngelamun, gak apik nggo calon anakku, nko nek anakku ngangong ngangong koyo Christy pie? " Ucap Adel

"Artinya apaan Del" ucap Ashel yang tidak terlalu mengerti bahasa jawa

"Kamu kalo punya masalah cerita sama aku, aku kan lelakimu, kenapa si. Jangan kebanyakan ngelamun, ngga bagus buat calon anakku, nanti kalo anakku ngangong ngangong kaya Christy gimana?" Jelas Ashel

"Ih parah banget kamu ngebully Christy. Parah kamu Del" ledek Ashel

"Ngga lah canda doang Christy, om cuma becanda" ucap Adel, Ashel yang mendengar itu pun terkekeh. Sebab tingkah laku Adel yang membuat moodnya bagus.

"Intinya cel, aku ga mau kamu sedih-sedih. Aku mau kamu bahagia terus, kiyowo babbe kemon kita menikmati hidup dengan kebahagiaan. Okayy?" Ashel pun tersenyum mendengar Adel berkata seperti itu. Benar saja, Adel telah membuat dirinya menjadi perempuan yang paling bahagia di dunia.

Ashel sangat beruntung karena telah di pertemuan oleh Adel, karena menurutnya susah, menemukan pasangan yang goodlooking, good rekening, si paling good dah, yang tidak tergoda dengan wanita-wanita di luar sana. Adel juga bisa di bilang sukses dalam bidang bisnis, karena perusahaannya telah naik dengan spontan. Uhuy. Sisa aset dari ayahnya ia gunakan dengan bijak, sehingga membuat perusahaan Adel menjadi berkembang pesat.

 Sisa aset dari ayahnya ia gunakan dengan bijak, sehingga membuat perusahaan Adel menjadi berkembang pesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adel.

- votee oyy
- ⛔tempat dan nama tokoh hanya fiksi, ga usah bawa ke kehidupan nyata.
- jika nama dan tempat ada yang sama, itu hanya sebuah kebetulan.


•••

'Hapsari PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang