Kini waktu menunjukkan pukul 18.30 dimana Aranza yang dari tadi sedang duduk menemani Chika, ia sedang bersandar memainkan ponselnya untuk menyiapkan orang-orang yang akan menemaninya nanti.
Marsha sudah pulang dari tadi, tak lupa bersama Ashel. Kini di ruangan itu terdapat Christy, dan Aranza saja
Chika yang dari tadi hanya diam, ia bosan karena tidak berbicara apa-apa.
Ia memperhatikan Aranza yang sedang sibuk dengan ponselnya
"Serius banget" ucap Chika
"Oh maaf ya aku cuekin kamu" jawab Aranza
Aranza segera menaruh handphone miliknya. Kini Aranza tampak mengelus-elus rambut semir Chika dengan perlahan.
Chika yang di perlakuan seperti itu hanya bisa tersenyum
"Chik, gua mau pergi dulu ya, gua bukannya ga mau jagain lo, tapi gua pergi cuma sebentar kok" ucap Aranza
Dia sepertinya tidak rela meninggalkan Chika hanya bersama adiknya itu
"Tapi, gua seneng banget gua udah berani nyatain perasaan gua sama lo, lo jaga diri baik-baik ya. Gua sayang sama lo" ucapnya lagi
Chika hanya terdiam, ia sepertinya tidak paham dengan perkataan Aranza
"Yaudah si, pergi aja. Jangan lama-lama" jawab Chika
Cup.
Satu ciuman mendarat di kening Chika.
Ia sangat senang saat ini. Pipinya memerah, ia gesrekLalu Aranza pun meninggalkan rumah sakit itu.
Tak bisa di pungkiri, perasaan Chika saat ini sangat gelisah. Entahlah author juga ga tau
*•••*
Kini tampak segerombolan orang berbadan besar sedang duduk di masing-masing motornya.
Mereka menggunakan pakaian serba hitam, dan menggunakan jaket kulit.
Tampaknya itu segerombolan analisasi dari musuh Aranza yang keluar dari penjara.
Dulu, Aranza bergelar sebagai panglima tawuran, ia tidak sengaja membuat kesalahan yang membuat salah satu temannya masuk penjara.
Aranza sangat menyesal kala itu, namun ia berusaha meminta maaf kepada temannya, namun ia selalu menolaknya, dan bersikap kasar pada Aranza.
Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun ia selalu mengunjunginya, setelah pulang sekolah, namun nihil. Ia selalu di kasari oleh temannya itu.
Dan beberapa Minggu yang lalu, ia selalu mendapat teror dari temannya itu. Ia selalu menerornya, itu yang membuat Aranza geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Hapsari Pride
Teen FictionKecewa? Mungkin. Itu yg di rasakan Ashel, ia belum bisa menerima bahwa keluarga Jinan Hapsari yang menyebabkan ia kehilangan sosok ayahnya:v Adel hanya bisa terdiam. Mulutnya tidak mampu berkata apapun ia melihat Ashel yang sedang stres karena ovt n...