••••
Ini dia hari dimana Adel mengajak Zee dan teman-teman kantornya camping. Ashel juga mengajak Marsha dan teman-teman lainnya ikut. Mereka berangkat menggunakan bus. Bus yang Adel tumpangi berisi semua laki-laki, sedangkan Ashel dan teman-teman perempuannya.
Terlihat Ashel yang dari tadi terlihat lemas, marsha yang menyadari bahwa Ashel sakit segera menanyakannya
"Shel, lo pucat bgt. Lo sakit?" Tanya marsha sembari mengecek kening Ashel, suhunya normal
"Gua pusing sha" Ucap Ashel
"Mau gua panggil Adel buat kesini?" Tanya marsha dengan khawatir, namun Ashel menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau.
"Ga usah, lo juga ngapa si, ovt banget. Gua gpp sha nanti juga sembuh sendiri palingan" mendengar itu Marsha pun mengangguk paham, lalu ia menarik tubuh Ashel, dan menyenderkan kepala Ashel ke pundaknya.
Sesampainya di tempat camping.
Mereka turun dari bus yang mereka tumpangi, lalu bergegas membuat tenda untuk tidur mereka nanti malam. Ashel, marsha memilih tenda dekat Adel dan Zee. Sebenarnya tenda memang untuk empat orang, tapi Marsha hanya dengan Ashel dan Zee dengan Adel.
Tenda yang Adel buat untuknya dan Zee tidur sudah selesai, tinggal tenda untuk Ashel dan Marsha. Tiba-tiba Adel melirik Ashel, Ashel sangat pucat.
"Shel, kamu kenapa? Kamu sakit?" Tanya Adel khawatir
"Ngga Del" geleng Ashel
Tapi, mata Ashel tak bisa berbohong. Adel tau Ashel sakit, ia tidak punya tenaga. Lalu Adel menyuruh Zee untuk menyiapkan tenda untuk tidur Marsha, lalu ia menarik tangan Ashel pergi. Suasana sekarang menjadi canggung, jantung zee berdetak lebih kencang dari biasanya. Ia pun tak sengaja memegang tangan marsha, lalu mata ia menatap marsha dengan kagum. 'cantik itu yang sedang ada di dalam benaknya.
"Eh maaf " ucap Zee yang sontak melepaskan tangannya yang berada di atas tangan marsha. Tangah Zee sekarang gemetar, dia tremor.
Di waktu yang sama...
"Kamu mau bawa aku kemana Del" tanya Ashel
"Nurut aja, ga baik ngelawan suami " sontak ashel pun hanya diam dan mengikuti langkah Adel pergi.
Tibalah mereka di pinggiran danau, itu terlihat sangat asri. Pemandangan di sekitar danau juga indah, tidak terdapat sampah di sekitar danau.
Mata Ashel seolah di manjakan oleh pesona alam itu. Ashel senang bukan main.
Tanpa Ashel sadari, Adel pergi meninggalkannya di tepi danau. Setelah beberapa menit ia baru sadar bahwa laki-laki yang membawanya ke pinggir danau itu telah beranjak dari pandangannya. Ashel yang sadar sekarang Adel tak lagi di sampingnya, ia pun memanggil-manggil Adel.
"Adelllll... " Teriak Ashel.
Lalu, apa yang terjadi? Kamu nanya?.. adel menghampiri Ashel dengan membawa sesuatu. Apaan tu? Kamu nanya?
Adel membawa makanan kesukaannya, pecel lele. Pria itu menenteng argh ga tau bahasanya 'plastik di tangan kanannya itu.
"Makan gih, kamu belum makan kan dari pagi " ucap Adel sambil membuka bungkusan nasi itu
"Ga. Kamu udah bikin aku ga mood " Ketus Ashel.
"Ceilah anaknya pundung, pundungggg " ledek Adel yang sembari menyentuh pipi Ashel dengan ujung jari telunjuknya.
Ashel?' ia sekarang berusaha menahan malunya itu. Ia gesrek dengan perlakuan Adel yang uwahh wkwk. Jika langit ke tujuh terdapat oksigen, ia ingin berada di sana, sambil menceritakan hal yang baru saja terjadi pada almarhum ayahnya, Mirza.

KAMU SEDANG MEMBACA
'Hapsari Pride
Roman pour AdolescentsKecewa? Mungkin. Itu yg di rasakan Ashel, ia belum bisa menerima bahwa keluarga Jinan Hapsari yang menyebabkan ia kehilangan sosok ayahnya:v Adel hanya bisa terdiam. Mulutnya tidak mampu berkata apapun ia melihat Ashel yang sedang stres karena ovt n...