Ashel segera memberikan obat maag kepada Adel. Adel pun dengan sigap meminumnya"Kamu knp ga bilang si punya penyakit maag, tau gitu aku tadi pagi masak dulu" ucap Ashel yang sedang membereskan obat-obatan.
"Gapapa kok aku istirahat dulu ya, ga enak sama temen kamu. Kamu lanjutin gih" ucap Adel, ashel pun hanya mengangguk pasrah seraya keluar dari kamarnya itu. 'semoga kamu gpp ya del' batin Ashel
Ashel pun keluar dan menemui marsha, yang tengah duduk santai memakan Chiki. Marsha yang sadar Ashel keluar dari kamarnya pun segera menghabiskan makanan yang ada di mulutnya.
"Suami lo knp shel" tanya Marsha
"Maag nya kambuh, gua tadi pagi bangun kesiangan" jelas Ashel
"Wedeh berapa ronde lo semalem" ucap marsha menaikkan alisnya satu, pertanda Marsha sedang meledek Ashel
"Boro-boro sha, satu ronde aja ga pernah" marsha yang mendengarnya pun bingung. Bisa-bisanya sahabatnya itu mengatakan hal seperti itu
"Hah?" Ashel paham bahwa Marsha butuh penjelasan
"Emang si, gua udah nikah sama Adel, tapi pernikahan itu kemauan bokap gua sha" marsha yang mendengarnya shock, lalu mengangguk, dan Ashel tau bahwa marsha butuh penjelasan lebih lengkap
"Gua emang udah coba buat nerima dia, dia toh juga baik, ga pernah kasar sama gua. Tapi, gua masih keinget sama sesuatu" Ashel yang sedang bercerita itu tiba-tiba mengeluarkan air matanya, Marsha dengan sigap mengelus-elus pundak Ashel, keadaan Ashel sekarang sedang bersandar di pundak Marsha.
"Its okay Shel, keluarin beban lo, gua dengerin" ucap marsha tersenyum, ashel pun tersenyum.
"Papanya Adel yang udh buat ayah aku meninggal " degg, marsha yang mendengarnya shock, ia tidak bisa berkata apa-apa. Ashel yang sekarang masih menangis sesenggukan, Marsha pun menghapus air mata Ashel.
"It's okay Shel, tapi kenapa kamu bisa tau kamu di jodohin sama Dia? Siapa namanya tadi? Terus kenapa sebelum lo nikah ga cerita sama gua dulu" Tanya marsha lagi
"Gua di kasih tau tantenya adel, dia punya bukti kok, masalah gua yang ngga cerita sama lo pas kemaren-kemaren, gua pas itu ngga bisa ngapa-ngapain sha, maaf ya" jelas Ashel
Marsha pun mengangguk, ia paham apa yang saat ini sedang di rasakan Ashel.
"It's okey Shel, terkadang kita harus menerima penolakan, dan menolak penerimaan, di situ kita bisa mengambil hikmah, kalo kehidupan itu ga selalu bahagia, tapi tenang aja masalah yang lo hadapi itu ngebuat lo jadi makin dewasa shel, kalo lo ngelakuin semua ini dengan ikhlas " kata-kata tersebut seketika keluar dari mulut Marsha.
"Hehe sekarang lo yang nasehatin gua ya Sha, lo udah dewasa. Makasih ya sha" marsha pun menangguk.
"Sekarang lo ga boleh sedih-sedih lagi , gue mau lo bahagia " ucap marsha sambil memeluk Ashel. Ashel pun membalas pelukan itu dengan hangat.
Bagaimana tidak heran akan kedewasaan Marsha? Dulu ia yang selalu meminta saran pada ashel. Marsha juga lambat untuk mencerna perkataan Ashel. Itu yang ngebuat Ashel menanggap Marsha ngang ngong-ngan ngong.
Ceilah..
Tanpa di sadari, sedari tadi Adel menguping pembicaraan Ashel dengan marsha. Ia berfikir bahwa apapun yang terjadi, ia akan berusaha membuat Ashel bahagia. Lantas, sikap Zee yang gugup ketika ia mengantarkan Adel pulang ternyata di sadari oleh Adel. 'apa gua jodohin aja mereka berdua' gumam Adel
Adel pun keluar dari kamarnya dan berjalan menuju sofa yang berada di apartemen nya itu. Ashel yang melihat suaminya itu , ia segera menyingkirkan kepalanya yang berada di pundak Marsha, dan menghapus sisa air matanya. Adel pun duduk bersama Ashel dan marsha
"Del, katanya kamu sakit " tanya Ashel.
"Udah agak mendingan. Btw siapa? Temen kamu? Ko aku ngga pernah liat" tanya Adel sambil menatap marsha, Marsha yang di tatap pun paham, dan ia tersenyum sambil mengangguk
"Gua marsha" ucap gadis itu
"Owh marsha, Marsha Timothy?" kepolosan Adel membuat Ashel dan Marsha tertawa
"Sha, kayanya temen gua suka deh sama lo" Ashel dan Marsha pun mendengarkan apa yang sedang di katakan Adel.
"Ngga la, ngga mungkin" ucap Marsha
"Aish ga percaya lo? Zee tuh tipe orang yang bodoamatan. Baru kali ini gua liat Zee gesrek begitu liat lo, niatnya gua mau tanya sama lo, lo udah nikah belum?" Marsha yang mendengar itu langsung menggeleng. Pasalnya, Zee memang tipe Marsha. Ia tinggi, putih, arghh pokoknya uwahh.
"Gua niatnya ajak Zee ,lo marsha, sama istri ku yang ter cintahhh camping" ucap Adel sambil menatap Ashel. Ashel yang mendengar itu pun berusaha menahan malunya. Tampak pipi chubby nya itu memerah. Ashel gesrek saat ini
"Kapan?" Tanya marsha
"Secepatnya" kata Adel
Mereka bertiga pun berbincang-bincang argh bahasanya apaan si, author juga ga ngerti intinya ngobrol la yaa. Sampai dimana jam menunjukkan pukul 17.00 Marsha pun berpamitan dengan Asheli dan Adel.
"Gua pamit ya" kata-kata itu membuat Adel mengangguk .
Lantas Ashel? Ia segera memeluk sahabatnya itu. Ashel sangat kangen, sampai-sampai ia memeluk sahabatnya itu dengan hangat, dan cukup lama
"Nanti main ke sini lagi ya?" Ucap Ashel yang mendapat anggukan dari marsha. Ia pun mengantarkan marsha sampai depan pintu apartemennya. Adel yang dari tadi duduk di sofa, ia melihat Ashel yang sangat menyayangi sahabatnya itu 'sayang banget kamu sama marsha Shel' gumam Adel
-niatnya mo bikin cerita smpe part 99+
-tp nunggu rame
-smga rame si.
-tipis tipis dulu, smga ntr yg vote bnyk
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
'Hapsari Pride
Teen FictionKecewa? Mungkin. Itu yg di rasakan Ashel, ia belum bisa menerima bahwa keluarga Jinan Hapsari yang menyebabkan ia kehilangan sosok ayahnya:v Adel hanya bisa terdiam. Mulutnya tidak mampu berkata apapun ia melihat Ashel yang sedang stres karena ovt n...