2. kak Aca bawel

2.6K 144 50
                                    

Selasa 18 Januari 2022

Pagi yang sangat cerah dengan udara yang dingin namun sejuk. Hari ini sekolah mulai pulang normal. Jam pelajaran akan diisi oleh guru-guru sesuai jadwal nya masing-masing. Banyak sekali pelajaran dalam satu hari. Namun waktu pembelajaran nya hanya sedikit.

Bangun dari tidurnya, Darentra seperti panda yang menjelma menjadi manusia. Matanya sudah tidak terkontrol lagi. Selain menangis semalaman, Darentra juga tidur malam. Kedua hal yang bersangkutan dengan mata terjadi bersamaan.

Pagi-pagi sekali sekitar jam 4 an Darentra terbangun dengan posisi tidur yang baik namun tidak melihat siapa-siapa di sana. Matanya susah terbuka. Pusing, dan mata bengkak.

Siapa sangka akan begitu? Karena masih ada waktu yang lumayan untuk pergi ke sekolah, Darentra memutuskan untuk mandi dan berfikiran untuk mengompres matanya menggunakan air dingin. Tetapi niat dan nyawa belum terkumpulkan. Mungkin sekitar 5 menit an Darentra masih tetap diam karena belum sadar sepenuhnya.

Tidak lama kemudian, Darentra turun ke bawah untuk mandi dan menyiapkan alat untuk mengompres matanya. Di ruang tamu yang besar itu, Darentra tidak melihat siapa-siapa. Pintu kamar mamanya juga masih sama, belum ada alas kaki yang biasanya berada di rak sepatu.

Orang gila itu udah balik kali. Batin Darentra.

Darentra tidak pernah kejam, hanya saja sedikit kejam. Dirinya selalu berada di lingkungan yang salah sejak kecil. Maybe???

Setelah semua nya sudah disiapkan, Darentra mengompres matanya agar cepat membaik seperti semula meskipun itu juga sedikit susah. Tetapi Darentra mempunyai prinsip. Coba, usaha, gagal, ulang.

Sembari mengompres matanya, Darentra merenungkan kembali beberapa kejadian yang telah menimpanya. Memejamkan mata bukan berarti tidak ada masalah. Otaknya kini seperti terisi oleh rumus matematika.

1 jam berlalu dan tidak terasa jikalau Darentra sekarang tertidur. Tubuhnya memang belum sepenuhnya kuat. Dari kemarin belum makan juga minum. Apalagi Darentra ini tubuhnya meskipun kuat tetapi mempunyai penyakit.

Kamar tamu yang didekor dengan sangat elegan dengan fitur di kamar nya itu yang sangat unik. Meskipun sudah tersediasa obat-obatan di berbagai kamar, Darentra masih sedikit takut jika meminum obat sendirian. Ia juga tidak bisa memasak selain mie.

Wajahnya yang tampan itu terlihat pucat. Tidak ada yang menemaninya di rumah. Itu yang membuat nya kesusahan. Bibi yang biasanya membantu Darentra akan datang pada jam 7 pagi dan pulang jam 4 sore.

Setelah 1 jam mengompres matanya, Darentra pergi ke kamar mandi untuk mengaca. "Mata gue kece juga euy." ucapnya di kamar mandi sendirian. Memang berbeda dari yang lain satu orang ini.

Setelah dirasa sudah cukup, Darentra bergegas turun ke lantai bawah rumahnya untuk pergi ke sekolah pagi-pagi. Biasanya alasan pertama sudah jelas. Tugas belum selesai, mencari contekan. Tetapi belum tentu juga.

Pada saat itu, keadaan Darentra masih setengah sehat. Tubuh nya masih lemas dengan wajah yang masih pucat dan tidak segar. Meskipun masih pusing, Darentra sudah berfikir matang- matang jika dirinya tidak pergi ke sekolah, bisa-bisa akan ada rapat keluarga lagi. Itulah yang membuat nya malas.

Akhirnya dengan kepala yang masih pusing tanpa makan itu, Darentra berjalan ke garasi tidak lupa membawa kunci cadangan dan segera menaiki kendaraan kebanggaannya menuju sekolah dengan outfit yang juga cocok dengan kendaraannya.

Di perjalanan yang lumayan itu, Darentra tidak berhenti merasakan mual dan pusing yang sangat parah. Akhirnya dengan segenap hati dan jiwa, Darentra tidak kuat dengan angin yang menghembus ke tubuhnya itu.

DARENTRA Jiwa yang Terluka [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang