Mansion yang awal nya sangat sunyi dan suram itu kini dipenuhi dengan suara seseorang yang sedang membuat ribut di mansion. Bahkan suara nya terdengar sampai keluar.
"GUE BILANG BIAR GUE SENDIRI YANG NENTUIN MAKANANNYA PRAY!" Darentra berteriak dengan sangat keras dihadapan Pray seorang perempuan yang ditugaskan untuk merawat dirinya.
Pray tadi pagi memang ikut Laras untuk membagikan makanan di perusahaan karena banyak pegawai yang lembur. Tetapi balik -balik dari perusahaan, ia sudah bertengkar hebat dengan tuan muda nya.
"Nyonya sudah mengatakan tuan muda. Anda tidak boleh memakan makanan pedas." Ucap Pray yang setia melarang Darentra dengan teguh pada pendiriannya. Ia tidak membiarkan Darentra untuk memesan makanan menggunakan telepon rumah atau pun memesan sendiri langsung ke tempatnya.
"Bangs*at lo ya! Gue ngga mau kasar sama cewe. Biarain gue pesen ayam geprek!" Darentra sekali lagi berteriak dengan keras dan membuat seluruh penjaga di depan rumah masuk untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam rumah.
Dapur yang awalnya hanya diisi dengan dua manusia pun kini akhirnya ramai pengunjung. Bahkan tukang kebun saja datang untuk melihat apa yang sedang terjadi di dalam rumah majikannya itu.
"Tuan muda, sambal dari ayam geprek tidak baik untuk anda konsumsi. Lebih baik memakan sup atau sayuran." Ucap salah satu penjaga yang menjaga di depan rumah.
"BAC*T! mama papa ngga ada, nggausah ribet-ribet ngurusin gue!" Darentra berjalan mendekat ke arah Pray dan merebut telepon genggam yang telah diamankan.
Handphone Darentra sendiri mati dan baru saja dicash. Mau tidak mau harus menggunakan telepon genggam yang telah diamankan oleh Pray sendiri.
Brak . . .
Melihat Pray yang terjatuh ke lantai, para penjaga itu menghampiri Darentra lalu memegang kedua tangannya bersama-sama. Tangannya Darentra yang terkunci pun membuat nya tidak bisa melakukan pergerakan apapun.
"Lepasin! Bukan gue!" Darentra menatap tajam ke arah Pray yang sedang ditolong tukang kebun untuk kembali bangkit dari posisinya tadi.
Memang benar Darentra tidak melakukan apapun. Ia hanya menggeser sedikit tubuh Pray agar tidak menghalanginya untuk mengambil telepon rumah. Tetapi entah mengapa ia terjatuh begitu saja. Itulah yang membuat dirinya dipandang buruk oleh para penjaga ini.
"Tuan muda. Jika anda tetapi begini, maka kami tidak ada pilihan lain selain menancapkan jarum yang membuat anda tertidur." Ucap salah satu penjaga yang langsung membuat Darentra tidak lagi memberontak seperti tadi.
Pandangan yang tidak enak ia dapat kan dari banyak orang di sini. Darentra sangat malas melihat mereka semua karena telah salah sangka dengan dirinya. Hanya seperti itu saja sudah jatuh. Memang tukang fitnah.
"Saya buatkan makanan, tuan muda bisa menunggu nya di meja makan." Ucap Pray yang langsung pergi untuk memasak makanan yang sehat tentunya.
Jika bukan karena mencari aman, Darentra sudah menampar perempuan itu dengan tangannya yang sangat halus. Jika bisa lebih baik dilenyapkan saja. Darentra sudah muak.
Sejak Darentra sudah kembali ke meja makan, semua orang bubar dan melakukan pekerjaannya masing-masing. Ruangan itu kini kembali sepi kembali karena para manusia yang sibuk dengan tugas nya sendiri-sendiri.
Tidak butuh waktu lama, Pray datang dengan membawa makan an dan susu di nampan. Melihat nya saja sudah sangat membuat dirinya ingin muntah.
"Mama kapan balik?" Tanya Darentra tiba-tiba karena penasaran. Semua keluarganya telah berada di perusahaan dan hanya kembali waktu pagi untuk makan bersama. Tidak ada kegiatan lain selain makan dan mandi di rumah. Bahkan untuk aktivitas seperti menonton bersama saja tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARENTRA Jiwa yang Terluka [End]
RandomAwal nya hidup seorang pemuda yang masih belum bisa berfikiran lebih dewasa itu baik-baik saja dan dapat dijalani dengan tenang. Hidup bebas tanpa ada kekangan dari mamanya dan memiliki mama yang begitu sabar sudah cukup bagus baginya. Meskipun tida...