Giselle dan Yaya yang ternyata sedari tadi ikut mendengar dan memperhatikan pembicaraan Karina dan Windu di telepon dengan tegang akhirnya berteriak lega
"WAH GILAAA"
"Sumpah thank you banget siapapun lo Winu Wilu Widu" Kata Yaya
"Windu, Ya, Windu" Karina membenarkan temannya sambil tersenyum menatap Yaya
"Eh tapi Rin, Windu ini tuh Windu Januar? THE WINDU JANUAR?" Yaya akhirnya menyadari sesuatu.
"Iya sih according to her name card" Jawab Karina sambil mengakat kartu nama Windu menggunakan 2 jarinya.
"Wow gila sih lo ketemu dia dimana deh?" Giselle heran
"Panjang ceritanya, emang kenapa sih?"
Giselle dan Yaya saling melihat satu sama lain, lalu menggelengkan kepala mereka secara bersamaan, seakan prihatin dengan keapatisan Karina.
"YA, gue gatau deh lo tuh terlalu sibuk sama desain lo atau apapun urusan lo di hidup lo yang ga seru it-"
Karina langsung melemparkan bantal ke arah muka Giselle sehingga kalimat Giselle terhenti
"ADUH, YA EMANG HIDUP LO GA SERU UDAH DEH TERIMA AJA"
Karina hanya bisa memicingkan matanya ke arah Giselle
"Ya Anyway, dia nih fotografer yang cukup terkenal loh, Rin, di kalangan industri fashion ya. Apalagi keluarganya dia nih ya 11 12 lah sama keluarga lo"
Kalau itu Karina tidak heran, karena fakta bahwa ibu mereka berteman lah yang meyakinkan Karina kalau Windu pasti berasal dari keluarga yang berada. Bukan bermaksud sombong, namun memang kenyataanya SMA bundanya merupakan SMA bergengsi dan hanya orang-orang berada secara ekonomi dan status sosial tinggi yang dapat masuk.
Namun fakta bahwa Windu adalah fotografer ternama di industri yang juga ia geluti sekarang, itu hal baru untuk Karina. Padahal Karina sudah bertemu dengan banyak Fashion Photographer di sepanjang karirnya, kenapa nama Windu Januar tidak pernah ada di memorinya? Mungkin karena Karina lebih fokus memerhatikan brand fashion dan juga model model yang bisa ia ajak kerja sama kedepannya dibanding fotografer, karena sejujurnya untuk urusan fotografer dan sejenisnya adalah urusan Yaya.
"Kok lo ga kepikiran buat hubungin Windu Januar sih Ya?" Tanya Giselle
"Asal lo tau ya Selle, Seorang Windu Januar itu jarang banget nyebar kartu namanya. Dia cuman handle job sama client yang dia mau aja. Gue tau sih perusahaanya, banyak fotografer bagus juga disitu, tapi seorang Windu Januar tuh ibarat hantu kalo di dunia fotografer, dia hampir gapernah ambil job secara person karena katanya dia jarang ambil job di Indonesia kayaknya deh, bareng brand brand lokal gitu, jadi ga heran juga kalo misal dia ga terlalu familiar sama brand kita" Jelas Yaya
"Nah makanya Rin, lo utang cerita banget sih gimana lo bisa dikasih kartu nama sama Windu" tambah Yaya sambil melihat ke arah Karina
Karina masih terdiam, memproses semua informasi yang barusan keluar dari mulut teman-temannya. Banyak sekali informasi yang Karina harus terima hari ini, dan semuanya tentang satu orang bernama Windu Januar, yang tiba-tiba datang kedalam hidupnya dengan uluran jabat tangannya dan juga parfum orange peppermintnya. Karina sungguh dibuat bingung.
Bingung karena jujur sekarang kepalanya dipenuhi Windu Januar.
-----------
"Serius beneran, seumur-umur gue kerja bareng fotografer fotografer fashion, baru ini gue liat bentukannya Windu Januar"
Kata Yaya kepada Karina saat Windu tiba di Set photoshoot.
Karina hanya bisa memandangi Windu yang saat ini berjalan ke arahnya dan Yaya
"Halo"
Kata Windu sambil tersenyum menyapa kedua wanita tersebut.
Perasaan aneh itu datang lagi. Karina merasa aneh setiap ada Windu di dekatnya.
Yaya dan Karina lalu memperkenalkan diri mereka dan juga tanggung jawab mereka di perusahaan tersebut. Karena memang saat ini mereka bertemu sebagai client dan fotografer, bukan sebagai teman baru.
Setelah sedikit briefing Windu akhirnya memulai sesi photoshoot.
Seperti biasa, banyak staff wardrobe, make up maupun staff set yang berlalu lalang, sibuk dengan bagiannya masing-masing.
Jika tidak ada pekerjaan yang harus di handle personal oleh Karina di kantor, seperti biasa dia juga memantau sesi photoshoot bersama Yaya.
Tidak bisa dipungkiri, meski di awal pertemuan mereka Karina merasa Windu seperti anak SMA, tapi Windu memang terlihat sangat profesional saat melakukan pekerjaannya. She definitely knows what she's doing.
"Rin, Windu bahkan lebih bagus dari fotografer yang harusnya kerja bareng kita" Yaya terlihat sangat sumringah dan terkesan setelah melihat hasil foto Windu yang bahkan belum diedit di monitor preview.
Karin hanya bisa tersenyum sambil melihat ke arah Windu yang saat ini masih berkutat dengan kamera sambil mengarahkan model di depannya untuk berpose.
--------------
"Sekali lagi SM Beauty is honoured to worked with you Windu Januar." Kata Yaya
Windu hanya tersenyum sambil membalas jabatan tangan Yaya.
"Iya, terima kasih ya Windu. Maaf kalau memang demand kami cukup banyak dan bisa dibilang cukup gila, semoga kedepannya kita bisa kerja sama lagi"
Karina berkata sambil menyodorkan tangannya ke arah Windu
"Sama-Sama, Karina"
Windu akhirnya menjabat tangannya.
*ehem*
suara deham Yaya tiba-tiba terdengar, menyadarkan dua orang yang saat ini masih berjabat tangan.
Windu dan Karina akhirnya melepaskan jabatan tangan mereka.
"By the way, kalian berdua udah sarapan?"
Yaya dan Karina melihat ke arah satu sama lain
Windu melihat ke arah jam tangannya, ternyata sekarang sudah menunjukan jam makan siang
"Eh astaga ternyata udah jam makan siang, kalo makan siang bareng aja mau ga? kebetulan saya tau restoran chinese food yang enak banget di deket sini"
Mendengar hal itu, Yaya yang menyadari ada sesuatu yang aneh dari Karina sejak kejadian jabat tangan beberapa saat lalu itu mulai melancarkan aksinya.
"Thank you banget, Windu, tapi saya lagi diet, mungkin Karina bisa temenin makan siang"
Karina yang mendengar hal itu cukup kaget dan langsung menatap tajam ke arah Yaya dengan tatapan yang bingung sekaligus kesal.
"Udah sih itung-itung rasa terima kasih, siapa tau dia mau kerja sama lagi kedepannya" Bisik Yaya sambil menahan rasa sakit karena cubitan Karina.
Karina hanya bisa tersenyum ke arah Windu. Lalu menarik nafasnya.
"Oke, Win. Tapi saya anter Yaya dulu ya ke Kantor, Yaya SIM nya mati soalnya"
"Eits, udah gausah, gue baru perpanjang SIM sabtu kemaren kalo lo lupa" Kata Yaya sambil tersenyum lebar ke arah Karina.
Karina hanya bisa memicingkan matanya ke arah Sahabat sekaligus sepupunya itu.
"Yaudah, Karina. Pake mobil saya aja ya? Nanti saya bisa anter kamu balik ke kantor atau kalau kamu mau pulang kerumah juga saya bisa anter"
"Nah, udah pas. Saya titip temen saya ya Windu. Sekali lagi terima kasih, kamu keren banget! Duluan ya guys, enjoy lunch!"
Si perempuan ber mata sipit itu tersenyum ke arah Windu dan Karina sampai matanya hilang sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Karina hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Ayo Rin, keburu siang nanti penuh restonya"
Karina lalu tersenyum ke arah Windu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angostura
RomanceWindu Januar yang bertemu dengan dunianya dan Karina Jimbaran yang bertemu dengan semestanya di saat yang sama.