25

1.8K 195 8
                                    

!This chapter contains a little bit of 18+! (indication of sexual intercourse) ga explicit banget kok tapi. 

Karina terbelalak.

"Maksudnya?" Karina bertanya

Windu melihat ke arah Karina.

"Iya, aku gapapa kok, kalau kamu udah gamau sama aku, aku ngerti kamu kecewa, aku minta maaf. Aku udah coba mau jelasin ke kamu kan? tapi gapapa....kayaknya aku telat dan aku ngerti kalo kamu memang gabisa sama aku. But a little heads up will be nice" Windu terkekeh sambil kembali menyendokan sup nya

Karina terdiam, raut wajahnya masih terkejut. Karina tidak tahu harus berkata apa.

"W-Win...kamu denger apa aja kemarin?" Karina mencoba bertanya, memastikan. Walau sebenarnya dirinya tau apa yang Windu kemarin dengar.

Windu tersenyum kecil

"Does it matter? yang aku tahu, mungkin ada orang yang lebih baik buat kamu dari pada aku. Aku nih penyakitan, Rin"

"Windu!" Karina sedikit berteriak dirinya terkejut dengan penuturan Windu

Karina menghela nafasnya, lalu menahan kepalanya dengan telapak tangannya

"Kamu jangan ngomong gitu"

Windu selesai makan. Jujur sekarang dirinya menahan tangisnya untuk keluar. 

Windu meraih mangkoknya untuk menaruhnya di tempat cucian piring. 

Karina menahan lengannya, menahan Windu untuk berdiri dari duduknya. 

"Sebentar, aku masih mau ngomong" 

Windu melihat ke arah Karina lalu dengan cepat membuang mukanya, Windu takut jika dirinya melihat wajah Karina, dirinya pasti akan menangis. 

"Apa lagi sih, Rin?" 

"Kamu denger aku dulu, laki-laki kemarin itu namanya Hen-"

"Siapa bilang aku mau tau namanya?" Windu memotong kalimat Karina dengan nada bicara yang terdengar dingin. 

Karina memundurkan badannya sedikit dari depan Windu

"Win...dia itu temen SMA aku, ga lebih" 

"Well, he clearly doesn't think the same way about you" 

Karina memejamkan matanya sambil menarik nafasnya, sekarang sudah pasti batin karina, Windu mendengar semuanya, termasuk ketika Hendra menyatakan perasaannya. 

"Ya..aku gabisa kontrol perasaan dia kan Win? emang banyak rumor dia emang suka sama aku sejak SMA, tapi aku juga baru denger langsung dari dia tuh ya kemarin, selama ini aku anggap dia temen deket aku karena dari dulu banyak orang gasuka sama aku, tapi dia selalu ada" 

Windu terkekeh

"Kalo kamu tau...harusnya...ah udahlah, Rin...diomongin nanti aja aku pusing banget" Windu sedikit terbata saat menyatakan kalimatnya

"Windu, kamu sendiri kan yang bilang kalau ada masalah itu di komunikasiin, kenapa kamu lari gini sih Win? Lagian ini kondisinya sama kayak kamu sama Nina kan win? "

Windu terdiam

"Beda, Rin."

"Apa bedanya ?! sama aja kan kondisinya? Kamu juga gasuka dia walaupun Nina suka sama kamu, tapi sampai saat ini kalian masih deket, Nina masih suka cium pipi kamu, aku coba ngertiin Win karena dia temen kamu!"

Windu melihat Karina dengan ekspresi yang Karina tidak bisa terka.

"Nina itu udah kayak sahabat aku adik aku Karina, and I've talk to her about this, I thought we over this already, aku udah jelasin ke kamu kan? dan aku pikir kamu udah ga keberatan, plus aku aja gapernah tau tentang laki-laki itu, aku gatau kalo sepenting itu dia dihidup kamu, kamu ga pernah cerita apa apa soal ini, gimana aku mau ngerti? Apa dia ya yang selama ini jadi alasan kamu takut mulai hubungan sama aku?!"

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang