12

1.2K 193 2
                                    

Selama seminggu ini sejujurnya Karina ingin menghubungi Windu, Karina ingin membalas pesan-pesan Windu dan meminta maaf, ya...sungguh dirinya ingin meminta maaf. 

Namun dirinya tidak bisa membayangkan reaksi Windu nantinya, apalagi Windu sudah tidak pernah menghubunginya lagi setelah hari itu, di lain sisi Karina juga sekarang yakin dengan perasaannya sendiri, bahwa dia menyukai Windu.

Tapi justru karena itu, Karina dikuasai oleh rasa takut. Takut bahwa wanita berambut pendek itu pasti sekarang sudah membenci dirinya. Karina takut akan penolakan.

"Rin, gimana?"

Saking lama nya melamun, Karina tidak menyadari bahwa Yaya ada di dalam ruangannya saat ini.

"Hah? apa Ya, sorry ga fokus tadi gue."

Yaya hanya menekuk alisnya

"Iniii, lo liat deh hasil-hasilnya foto Windu, tinggal nunggu keputusan lo mana yang bakal di ajuin ke direksi majalahnya"

Ah, Karina merasa aneh dan sedih mendengar nama Windu, orang yang hampir selama 5 bulan ini ada di dekatnya, bahkan bisa dibilang lebih sering dari pada kedua karibnya.

"Oh, iya yaudah taro disitu aja deh filenya, nanti gue sortir, makasih ya"

Yaya melihat Karina, dia tau pasti ada yang salah dengan temannya ini. Namun Yaya memutuskan untuk memberi waktu pada Karina.

"Yasmine..."

Yaya yang mendengar Karina memanggil nama lengkapnya, langsung membalikan badan kembali ke arah Karina.

Ketika Karina memanggilnya dengan nama Yasmine dan bukan Yaya, berarti ini adalah hal serius.

"Gue nyium Windu"

Benar dugaan Yaya. Namun tetap saja dirinya terkejut.

"You what?"

"I kissed her, and she kissed me back" Karina berkata sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

Yaya mendekati Karina dengan ekspresi yang masih terkejut dan bingung.

"Trus abis itu gue pergi. Tanpa kabar, dan sampe hari ini gue belom berani bales chat dia. Fuck! I'm an idiot" Karina mengepalkan tangan dan menaruhnya di dahi. Raut wajahnya terlihat sangat kesal dan ingin menangis, bahkan sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

"Rin...kalo gasalah inget, gue bilang baby step deh, what happen to that?"

Karina melirik sejenak ke arah Yaya.

"Gatau Ya, she was just there, ranting about her problems looking so cute and pretty with her puffy cheek and lips and her cool tone of speaking gue bener-bener ga bisa nahan diri gue waktu itu"

"Trus dia coba hubungin lo ga?"

Karina hanya mengangguk lesu.

"Iya, malam setelah kejadian itu dan besoknya dia coba hubungin gue terus, tapi gue takut, belom siap untuk bales. Trus abis itu udah, dia ga hubungin gue lagi sampai saat ini."

Karina terdiam menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, menatap ke depan dengan tatapan lesu.

"Trus sekarang apa yang lo rasain?" Yaya mencoba membantu karibnya untuk memahami perasaanya sendiri.

Karina menghelas nafas sejenak sebelum memberi jawaban.

"Jujur, ciuman itu nyadarin gue, kalo emang bener ternyata gue suka sama dia. I really like her, gue mau ada di deket dia terus. Tapi at the same time gue ngerasa overwhelmed aja, udah lama banget gue ga ngerasain perasaan kayak gini. Gue...gue takut, Ya."

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang