13

1.3K 198 4
                                    

Windu mengusap air mata Karina. 

"Look at me" 

"Rin, aku tau kita sama-sama takut buat jatuh. Tapi setelah ku pikir-pikir....aku udah jatuh. Jadi buat apa takut?"

Windu tersenyum kemudian menggenggam tangan kanan Karina dengan tangan kirinya.

"Jadi kalo kamu mau jatuh juga, gapapa,  jangan takut, aku bakal ada disamping kamu seterusnya. Let's fall, fall deep and catch eachother, Karina."

Karina menatap Windu dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

Windu tersenyum seperti anak kecil sekarang sambil masih menggenggam tangan kanan Karina. 

"Aku suka kamu, Win" kata Karina. 

"Sama dong, aku juga suka...sama diriku sendiri" candaan Windu akhirnya membuat Karina sedikit tertawa dan membuahkan pukulan di bahu Windu. 

"Gitu dong ketawa" Windu membawa rambut panjang Karina kebelakang kupingnya. 

"Maafin aku ya udah jadi pengecut dan bikin kamu bingung" Karina kembali meminta maaf

"It's okay, tapi please, kedepannya jangan lari dari aku ya, Rin."

Karina mengangguk. 

"So..what now?" Kata Windu

Karina terdiam, tiba-tiba dirinya menyadari apa yang baru saja Windu dan dirinya lakukan beberapa saat lalu, mereka baru saja berciuman, lagi. Wajahnya memerah. 

Windu hanya terkekeh. Lalu melihat ke arah jam tangannya. 

"Eh udah jam 5, Rin. Kamu ga pulang? bawa mobil kah?" 

Karina juga melihat ke arah jam tangannya

"Iya aku bawa mobil sendiri, kamu mau langsung pulang? Um..mau makan malem bareng gak?" 

"Yah sorry ya hari ini aku ada perlu, udah janji sama orang soalnya" jelas Windu dengan lembut sambil masih mengusap tangan Karina.

Tiba-tiba Karina teringat video yang di unggah Raiyan. Apakah yang dimaksud Windu ada perlu dengan perempuan itu? tapi kenapa Windu tidak bilang saja langsung ada perlu dengan siapa? Raut mukanya langsung berubah.

"kalo kamu ga bawa mobil tadinya mau aku anter pulang, eh atau kamu mau aku anter? Mobil mu taruh di kantor aja, besok pagi aku juga bisa jemput kamu ke kantor" lanjut Windu yang menyadari Karina hanya diam saja. 

HP Windu yang ada di dashboard tengah tiba-tiba berdering, Karina bisa melihat nama kontak bertulisan "Nina"  

Karina masih terdiam, suasana hatinya tiba-tiba sedikit memburuk.Namun dia tidak ingin bersifat kekanak-kanakan, membuat masalah dari hal yang sepele, apalagi mereka baru saja menyelesaikan satu masalah di hubungan mereka, toh dia bisa tanyakan lagi ke Windu nanti jika sudah waktunya. 

"Gausah, Win. Kamu pulang aja, kayaknya udah ditungguin. Makasih ya, aku seneng kita bisa ngomong. Hati-hati nyetirnya. Kabarin aku kalo udah sampe rumah"  Kata Karina sambil menyisir rambut pendek Windu kebelakang dengan tangannya. 

Senyuman khas anak kecil Windu kembali. Sangat hangat di mata Karina. 

Begitu pula senyuman Karina yang kembali setelah melihat senyuman Windu. Indah sekali di mata Windu. 

----------

"Ciaelahhh, seneng banget mukanya tuh" Bisik Yaya yang baru saja keluar dari pantry saat Karina sedang berjalan dari lift menuju ruangan kerjanya. 

Karina hanya mengayunkan tangannya sambil tersenyum ke arah Yaya

"Apaan sih lo Ya, ngagetin aja"

"Gimana gimana?" Mereka berdua kini sudah berada di dalam ruangan kerja Karina. 

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang