26

1.6K 181 6
                                    

Karina terbangun didalam pelukan Windu. Dirinya mengerjapkan matanya, ketika melihat keluar jendela, ternyata sudah gelap, sudah pukul 8 malam. 

Karina lalu memperhatikan wajah Windu. Wajah tertidur Windu memang sangat menggemaskan di mata Karina, mukanya seperti anak kecil yang kelelahan akibat bermain seharian. Karina sangat suka membelai rambut Windu, karena Windu pernah bilang kalau itu salah satu hal favoritnya juga.

Ketika membelai rambut Windu, karina menyadari adanya bekas luka juga di dahi Windu yang selama ini tertutup oleh rambutnya, agak besar ternyata, namun memang sudah agak pudar, makanya Karina tidak pernah melihatnya. 

Karina pun mengusap bekas luka itu, kemudian mencium kening Windu. 

Yang dicium mulai mengerjapkan matanya, Windu sepertinya terbangun karenanya. 

"Hai.." Windu tersenyum sambil memeluk Karina yang saat ini posisinya ada disebelahnya, telungkup sambil menahan tubuhnya dengan kedua sikunya. 

Karina kembali mencium dahi Windu 

Mereka saling menatap mata satu sama lain

"Aku minta maaf ya, Rin. Kamu bener aku emang egois"

"Sst udah lah, udah lewat...aku juga egois ga sih? ga pernah cerita apa apa ke kamu tapi berharap kamu ngerti..kita emang harus perbaiki cara komunikasi kita Win, ga gampang memang, tapi atleast we have each other right?"

Karina mengusap pipi Windu, sehingga Windu kembali memejamkan matanya.

"Win jangan tidur lagi, bangun dulu yuk udah malem nih" 

"Ahhh ngantuk" Windu merengek seperti anak kecil 

Karina terkekeh

"Bangun ah kamu bauu ihh belom mandi dari kemarin malem" 

"Orang aku mau peluk pacar aku sendiri, masa dibilang bau"

Windu melepaskan pelukan nya lalu berbalik memunggungi Karina

Mendengar kata pacar membuat Karina tersipu malu, Karina kira perasaan geli di perut yang orang-orang bilang ketika jatuh cinta itu hanya bualan belaka, karena dulu dia tidak merasakan hal ini, padahal dulu Karina yakin kalau dirinya mencintai mantan kekasihnya itu, tapi entah, dengan Windu semua berbeda. 

"utututu bayi ngambekk, gausah ngambek nanti ga dapet cium, udah bangun dulu mandi Winduu" 

Windu membuka satu matanya mencoba mengintip Karina yang saat ini menaruh dagunya di pundak Windu sambil menciumi bahu polos Windu.

"Gamau dipanggil Windu" 

Karina menahan tawanya

"Lah? itukan nama kamu?" 

"Iyaa tapi gamau" Windu cemberut

Karina akhirnya tertawa

"Iyaa..sayang. Ayo bangun, mandi dulu ya sayangnya Karina" Bisik Karina di kuping Windu 

Windu kemudian tersenyum dan tiba-tiba membalikan badannya sehingga Karina terkejut. Windu kini menindih badannya, lalu memberikan kecupan kecupan pada lehernya, kemudian bibirnya. 

"Udah ahh bauu" Karina tertawa karena merasa tergelitik

"Iyaa ah bawel aku mandi dulu...eh apa ga mau mandi bareng aja?" Kata Windu dengan tatapan seperti mata anak anjing.

Karina lalu menoyor kepala Windu 

"Gak! udah sana ah lama deh, aku mau ganti baju aja, mandi dirumah, udah di cariin bunda nih aku dari kemaren ga pulang, nanti aku aduin ke bunda kalo aku diculik kamu, trus nanti kamu ga direstuin!"

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang