10

1.4K 209 8
                                    

Selama Windu di New York, Karina selalu menyempatkan untuk menanyai kabar nya, atau bagaimana harinya hari itu. Padahal terdapat perbedaan time zone yang cukup lama. Ketika Windu akan tidur, Karina akan bersiap bangun. Begitupun sebaliknya. 

Jujur saja bisa dibilang komunikasi mereka menjadi kurang intens dari biasanya. Karena Windu juga disibukan dengan berbagai macam aktifitas ketika disana. Jadi lebih banyak Karina yang harus menghubungi Windu.

Karina merasa aneh karena hal itu, rasanya seperti tidak semangat.

"Kenapa sih lo, Rin? dari kemaren gue perhatiin kayak uring uringan banget, trus lemes banget kayaknya, kurang makan lu ya?" Gigi akhirnya angkat suara. 

Saat itu sedang jam istirahat kantor, jadi Yaya dan Gigi berkumpul di ruangan Karina untuk menyatap makan siang bersama.

Yaya yang tau alasan sesungguhnya dari sikap aneh Karina beberapa hari belakangan ini hanya bisa menahan tawa.

Setelah selesai jam istirahat, Yaya dan Gigi bersiap kembali pada pekerjaan nya masing masing. Sebelum meninggalkan ruangan. Yaya menghampiri meja Karina dan berbisik.

"You miss her don't you?" bisik Yaya sambil mengedipkan satu matanya pada Karina lalu bergegas keluar dari ruangan Karina karena Karina sudah siap melemparnya dengan bolpoin. 

----------
Hari ini adalah hari terakhir Windu berada di NYC

"Halo? Rin?"

"Halo Win!" Karina terdengar sangat antusias

Windu pun bisa meraskan itu dan yakin Karina saat ini sedang tersenyum. Walau hanya mendengar suaranya melalui telepon, tapi Windu bersumpah rasanya bisa merasakan sihir dari senyuman Karina seperti biasanya.

"Hai, sorry ya aku dari kemaren hectic banget jadi chat mu juga tenggelam nih, baru aku baca-baca lagi yang kemaren belom sempet ku baca" 

"Gapapa, Win. Aku ngerti kok, lagian time zone kita juga beda jauh banget kan? Eh iya ngomong-ngomong disana bukannya jam setengah 3 pagi ya??? Kok kamu ga tidur sih?? malah telepon aku"

Windu diam. Sejujurnya Windu ingin menjawab kalo dirinya tidak bisa tidur karena terlalu rindu pada Karina. Tapi masa iya dia bilang begitu? 

"hah? oh iya gapapa aku gabisa tidur, mungkin karena besok pulang dan flight agak pagi jadi mending gausah tidur sekalian, tidur di pesawat aja hehe"

Jujur Karina mengharapkan jawaban lain dari Windu. Karina berharap Windu juga merasakan apa yang dirinya rasakan saat ini, karena sungguh perasaan ini sangat tidak enak. Ya, Karina juga rindu Windu, sama seperti Windu rindu Karina. Namun tidak ada yang berani mengutarakan kerinduannya lebih dulu. 

----------

"Lah lo mau kemana, cil?" Tanya Raiyan yang melihat Windu keluar dari kamar nya terlihat sudah selesai mandi dan berganti baju, namun bukannya baju rumah tetapi baju pergi. 

"Disuruh kerumah sama bapak. Harus. sekarang. Juga, katanya" Kata Windu sambil menirukan gaya bicara ayahnya.

"Ga capek emang lu?"

"Ya capek lah masa kaga. Cuman mau gimana lagi? ntar yang ada ribut satu RT kalo gue gadateng. Lo tau sendiri kalo udah ada maunya harus diturutin"

"Gue anter aja ya, nanti kalo lo mau minta jemput bilang aja, jangan capek capek cil, kasian jantung lo" tawar Raiyan 

Windu hanya mengangguk dan memberikan kunci mobilnya ke Raiyan. 

----------

Sesampainya dirumah orang tuanya, sudah ada beberapa orang yang duduk di ruang tamu. 

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang