18

1.4K 199 7
                                    

"Ayo jalanin mobilnya, kenapa diem aja?"

Karina dan Windu saat ini sudah ada di dalam mobil Windu, setelah Giselle menunjukan Instastory itu, Karina langsung reflek menggandeng tangan Windu dan membawanya ke mobil. Karina juga tidak tahu kenapa, tapi rasanya dia ingin langsung pergi dari situ, tapi tidak tanpa mendengar penjelasan dari Windu, mungkin karena itu Karina menarik tangan Windu daripada pergi sendirian ke kantornya kembali. 

"Rin....It may sounds cliche, tapi let me explain dulu ya soal tadi?" 

Karina saat ini memandang kaca depan mobil Windu alih-alih melihat ke arah sang empunya mobil. Jujur Karina bingung bagaimana harus bersikap, dirinya menginginkan penjelesan tapi siapakah dirinya untuk hal itu? apakah dirinya berhak? namun tidak dipungkiri dirinya saat ini sedikit merasa kesal.

"Jelasin apa? kamu kan mau bawa aku makan malam. Lagian kamu ga wajib juga untuk jelasin, toh kita juga masih gak jelas, Win"  di dorong emosi, Karina akhirnya melihat ke arah Windu sambil meluapkan isi hati nya.

Windu yang mendengar hal itu cukup terkejut dan juga sedih. Karina yang menyadari hal itu melembutkan tatapannya, lalu membuang muka.

"Gak. Aku wajib jelasin, dan kamu berhak atas penjelasan ini. Karena aku suka, aku sayang sama kamu" Kata Windu dengan nada yang tegas. 

Karina sedikit terkesiap mendengar nada bicara Windu dan juga apa yang Windu katakan barusan. Dirinya ingin sedikit menangis namun masih bisa tertahan. 

"Aku gamau kita makan dengan keadaan yang ga enak, jadi aku harap kamu mau denger penjelasan aku disini sekarang" 

Windu menarik nafasnya sebelum akan mulai menjelaskan. 

"Nina itu emang begitu, Rin. Gak cuman ke aku, tapi kesemua orang terdekatnya. Kalau kamu ga percaya kamu bisa tanya Raiyan dan juga Mindy, karena Nina berlaku sama juga ke mereka. Itu cara dia ekspresikan tanda sayangnya, dan aku gabisa gitu aja larang dia apalagi dia udah aku anggep adik ku sendiri." 

Karina melihat ke arah Windu

"Yakin, kamu anggep dia adik doang?" 

Kata hati Karina menang, dia langsung merutuki dirinya sendiri atas pertanyaan yang keluar dari mulutnya barusan dan membuang mukanya ke depan kembali. 

"Iya. Aku yakin." Windu menatap Karina mencoba membuat Karina melihat ke arahnya kembali

"Walaupun ada satu hal yang aku rasa kamu harus tau."

Kalimat itu berhasil membuat Windu mendapatkan atensi Karina sehingga dirinya saat ini memandang kearah Windu. 

"Nina itu dulu adik kelas ku, mungkin kamu udah tau itu. Ada rumor beredar kalo dia itu naksir sama aku, tapi aku ga terlalu perduliin. Sampai akhirnya ternyata benar, Nina nyatain perasaannya ke aku, waktu aku mau lulus."

Karina tidak tahu harus merespon bagaimana. 

"Dan bodohnya aku adalah, aku selalu anggap perasaan Nina itu masalah sepele, karena toh dengan berjalannya waktu mungkin NIna akan menghilangkan perasaan itu, tapi ternyata gak, aku salah, aku terlalu nganggep Nina kayak anak kecil yang ga mungkin punya perasaan ke orang kayak aku, aku egois dan terlalu takut juga untuk ngungkit hal ini lagi sama dia, aku terlalu takut nyakitin orang lain tapi ga mikir kalo aku bakal nyakitin lebih banyak orang kalo aku ga jelasin ke Nina. Dan aku baru punya keberanian sekarang. Habis ketemu kamu" 

Windu mengambil jeda sejenak sambil masih memperhatikan ekspresi Karina.

"Kamu. Kamu, Rin. Yang berhasil buat aku berani buat memperjelas hubungan ku dan Nina sekarang" 

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang