Karina saat ini sedang menunggu kabar dari Windu untuk bertemu dan makan malam bersama setelah jam kerja usai. Windu memang sempat mengabarinya lewat WA bahwa dirinya akan mengantar Nina ke bandara. Jujur mendengar hal itu Karina agak cemburu namun lagi-lagi merasa aneh karena dirinya terlalu tua untuk merasa cemburu, menurut Karina cemburu adalah hal yang kekanak-kanakan, hal yang dilakukan hanya oleh anak SMA saja.
"Duh bu, cemberut aja nih gue liat-liat" Giselle tiba-tiba masuk keruangannya
"Apaan sih! ketok dulu kek, nganggetin aja" Karina membalas temannya dengan nada yang cukup tinggi, karena memang dirinya cukup terkejut.
"Dih, sensi banget. biasanya ga ngetok juga fine fine aja, PMS ya lo?" Balas Giselle dengan ekspresi yang tidak kalah kesal dari Karina.
"Lo kenapa sih, Rin akhir-akhir ini, mood swing banget deh" Giselle kembali bertanya
"Mood swing gimana? biasa aja ah"
"Yeu, dibilangin, kan gue yang liat lu, tanya aja Yaya kalo gapercaya. Lo tuh kadang kayak apa ya...sumringah banget, I caught you smiling and giggling kayak orang gila kemaren asal lo tau, trus ya ini nih kek sekarang gini, tiba-tiba bete" Giselle memicingkan matanya dan memasang wajah curiga
"Apa?!" Kata Karina
"Ada yang lo sembunyiin ya, Rin?" Giselle akhirnya berkata sambil sedikit memelankan suaranya.
Karina yang mendengar pertanyaan Giselle cukup merasa bersalah karena memang sampai saat ini dirinya belum memberi tahu perihal dirinya dan Windu. Bukan karena tak ingin, tapi Giselle memang terbilang teman yang cukup protektif, apalagi setelah kejadian dengan...ah dirinya tidak mau mengingat. Intinya Giselle sangat melindungi Karina dan bisa jadi sangat galak jika mencakup hal-hal seperti ini.
"u-um, apaan... nggak ada ko-" Saat Karina berusaha untuk menjawab Giselle dan mencari alasan, ada satu panggilan telepon yang masuk
"eh Selle sorry ada telepon, bentar ya gue angkat dulu"
-------
Karina saat ini berada di parkiran mobil basement kantornya. Karena sang penelepon yang baru saja menyelamatkannya dari pertanyaan Giselle adalah tidak lain tidak bukan seorang Windu Januar, yang akan menjemputnya untuk makan malam.
"Halo? Win? Kamu udah sampai kah? aku di tempat tunggu parkiran biasa ya"
Sesaat Karina menutup telepon tersebut, sebuah tangan menyentuh pundaknya.
Sebenarnya Karina juga tidak tahu kenapa dirinya berani untuk terus-terusan bertemu Windu di kawasan kantornya, tapi toh ini adalah tempat umum dan orang-orang biasanya hanya memperdulikan kepentingannya masing-masing, dan juga tempat mereka bertemu, jarang dilalui oleh karyawan dari kantornya karena parkirannya dan parkiran para karyawan berbeda lantai. Yang Karina tidak sadari adalah, Giselle juga parkir di parkiran yang sama.
Benar saja, Giselle ternyata mendengar percakapan telepon Karina.
"Ngapain ketemu Windu? Kan udah ga kerja bareng?"
Dan Giselle langsung meminta penjelasan terhadap Karina."Selle, b-bentar gue jelasin tapi tunggu ya gue kabarin Windu dulu takut anaknya nunggu kelamaan"
"Panggil aja suruh kesini, biar sekalian gue ngobrol sama Windu" Jawab Giselle dengan ekspresi dan nada yang datar, jujur Karina takut dengan versi Giselle yang seperti ini, jadi dirinya selalu menurut saja.
"o-oke gue telepon dia dulu"
-----------
"Kalian ada hubungan apa?"
Kedua orang didepan Giselle saat ini saling melihat ke arah satu sama lain, bingung harus menjawab apa. Karina tidak menyangka Giselle akan sefrontal ini, Apalagi Giselle saat ini terlihat seperti ibu mertua yang sedang menyidang anak-anaknya.
Giselle memicingkan matanya ke arah Windu yang saat ini duduk disebelah Karina dengan ekspresi kebingungan.
"pacaran?" Giselle kembali bertanya karena pertanyaannya tidak ada yang menjawab.
"Semacamnya, Selle"
Karina langsung memberanikan diri menjawab, dari pada makin panjang masalahnya, pikir Karina.
Giselle mengerutkan alisnya, seperti memiliki beribu pertanyaan dan juga menahan amarahnya.
"Iyaa, gue tuh baru juga kenal deket sama Windu, dari sejak kita pertama kali kerja sama buat photoshoot itu loh. Jadi emang belum terlalu lama, Selle." Kata Karina yang akhirnya mencoba menjelaskan sedikit demi sedikit.
"Kok gue gatau lo deket sama orang? Udah ga nganggep gue temen kah?"
Karina sedikit melotot mendengar pertanyaan itu, bagaimana bisa Giselle berpikir seperti itu.
"Apaan sih! ngaco kan ngomongnya, kan gue udah bilang, this is new to me Gi, You know me the most kalo soal kayak gini, gue gabisa langsung kasih tau orang-orang tentang hal ini, termasuk lu"
Giselle terdiam
"Trus, jadi ini gue yang pertama tau apa gimana?"
Karina menelan ludahnya
"Well.."
"YAYA TAU DULUAN?" Giselle bertanya dengan nada seperti orang terkejut
"IYAA, tapi denger dulu, dia juga tau karena gue terpaksa cerita sama dia waktu itu dan keadaannya memungkinkan, sedangkan gue belum berani cerita ke lu, Gigiiii udah ya please jangan marah, gue laper banget"
Giselle lalu menyilangkan tangannya di depan dadanya.
"Windu, gue tau gue belum kenal dan mungkin kelakuan gue bisa di anggap lancang, tapi kalo udah berhubungan sama Karina, gue ga perduli orang bakal anggap gue apa"
Windu hanya menganggukan kepalanya, sambil Karina yang masih ada disampingnya memperhatikan ekspresi Windu dan merasa tidak enak karena Windu harus di sidang temannya seperti ini.
"Iya, Giselle, kita mungkin belom terlalu kenal, tapi gue ngerti kok, lo cuman mau lindungin Karina. Gue juga punya temen, so I fully get it."
"Oke, kalo gitu gue punya pertanyaan buat lo"
Giselle mengeluarkan HP nya dari tas
"Gue tadi liat di IG Nina Yunata, ini apaan? Lo emang sedeket ini kah sama dia? Sampe dia nyium-nyium pipi lu dan di upload ke Instastory lagi?"
Giselle saat ini mengarahkan layar HP nya ke arah Windu dan Karina, sehingga keduanya bisa melihat isi dari Instastory yang Giselle omongkan.
"Gue saranin kalo lo mau main-main sama Karina, kayak lo mainin cewe cewe lo yang lain, lo salah orang, salah tempat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angostura
RomanceWindu Januar yang bertemu dengan dunianya dan Karina Jimbaran yang bertemu dengan semestanya di saat yang sama.