15

1.3K 212 8
                                    

Setelah ditodong cerita oleh teman-temannya beberapa hari lalu, Windu akhirnya menjelaskan semuanya. Bagaimana akhirnya dirinya dan Karina menyatakan atau lebih tepatnya menjelaskan perasaan masing-masing. Hingga ada di tahap ini. Yang sebenarnya status hubungan mereka juga masih belum terlalu jelas.

Semua orang mendengarkan dengan seksama kecuali Nina,  walaupun sebenarnya dirinya juga ingin tahu apa benar seorang Windu Januar yang dikenalnya sebagai orang yang anti-romantis ini dapat memiliki hubungan romantis dengan orang,dengan manusia... ini benar-benar diluar dugaan Nina. 

Nina memang tidak menampik bahwa dirinya menyukai Windu sejak hari pertama dirinya masuk kuliah. Hingga akhirnya ketika Windu akan lulus, Nina memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya. Hasilnya? tentu saja Windu dengan halus menolak dan juga menjelaskan pada Nina bahwa dirinya memang sudah menganggap Nina layaknya seorang adik. 

Alih-alih merasa canggung, Windu justru semakin merangkul Nina dan menenangkan Nina kalau dirinya tidak akan memandang dirinya aneh atau lain dari sebelumnya, Windu tetap menyayanginya namun mungkin memang tidak seperti apa yang Nina inginkan. Apalagi ternyata saat itu Windu memang sudah memiliki seorang kekasih, atau ya..sejenisnya karena jujur statusnya dengan sang pacar yang saat ini sudah menjadi mantannya itu belum jelas, maka dari itu tidak banyak orang yang tau mengenai hubungan mereka, termasuk Nina. 

Nina mencoba mengerti, meskipun Nina memang merasa sedih, lagipula siapa yang tidak sedih ketika pernyataan cintanya tertolak? namun anehnya Windu mampu menenangkan hatinya hanya dengan kata-kata. Singkat cerita, kabar mengenai Windu yang mempunyai pacar cepat tersebar, Nina termasuk. Meskipun saat itu Windu sudah akan lulus, namun tetap saja menjadi buah bibir di fakultasnya. Pada saat itu Nina akhirnya memutuskan untuk sedikit menjaga jarak. 

"Nin?" 

Sebuah suara menarik Nina dari lamunannya. 

"Eh iya, sorry sorry aku ngantuk bangett deh-" Kata Nina sambil menguap dan sedikit meregangkan tubuhnya.

Windu tersenyum,
"yaudah tidur aja gih udah malem juga." 

Nina mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar tamu yang ada di apartement Windu. 

Kedua temannya yang tersisa juga melihat Nina pergi ke kamarnya. Lalu tatapan mereka serentak berubah mengarah ke Windu. 

Windu mengerutkan alisnya 

"kenapa? aneh banget lu berdua bisa barengan gitu" 

"Lo sadar ga sih Win, kayaknya si Nin-" 

Windu menarik nafasnya secara kasar, yang secara tidak langsung menghentikan omongan Raiyan. 

"Oke- sorry.." Kata Raiyan sambil mengusap tengkuk lehernya merasa tidak enak kepada Windu. 

"Tapi ya Win, lo juga gabisa terus-terusan lari atau anggap kejadian sama Nina waktu itu ga pernah terjadi, Nina pernah suka sama lu, dan itu faktanya. Gue cuman mau ingetin sekarang lu udah ada Karina, walaupun mungkin hubungan kalian belum jauh, tapi tetep aja, paling nggak lo ngehargain Karina dengan ngomongin masalah ini ke Karina atau ke Nina juga sekalian, lebih bagus." Sahut Mindy ketika melihat Windu seperti ingin menerkam Raiyan 

"N-nah, gitu maksud gue Winduu, jangan galak galak kek lu heran deh" Kata Raiyan yang saat ini sedang menyembunyikan setengah badannya di belakang Mindy. 

Mindy hanya menggelengkan kepalanya

"Mungkin lu tadi ga sadar, tapi Karina kelihatan banget ga nyaman pas lo disamperin wartawan dan ditanyain aneh-aneh perihal hubungan lo sama Nina." Mindy melanjutkan perkataanya. 

Windy terlihat agak terkejut, lalu menyenderkan kepalanya pada lengan sofa sambil memejamkan matanya.

"Iya, thanks Min, Ray udah diingetin, nanti gue bakal selesaiin ini" 

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang