24

1.4K 186 5
                                    

Raiyan kini sudah tiba di apartemen Windu. Dan seperti ketakutan Raiyan, tidak ada tanda-tanda temannya sudah pulang. Mau tidak mau dirinya harus mengabari Karina dengan berita ini. 

"Halo, Rin. Windunya belom pulang nih..." 

"Duh..kemana ya dia Rai, gue khawatir banget" 

"Lo tenang aja, Rin. Windu Anaknya ga impulsive kok, mungkin dia lagi nenangin dirinya aja. Gue cari dulu deh ya" 

"Eh Rai! gue ikut lo nyari Windu ya?" 

"lah, gausah lah Rin, udah malem banget nih." 

"Gapapa, gue juga gabisa tidur kalo Windu belom ada kabar gini."

"Oke oke yaudah kalo gitu gue jemput lo aja deh"

"Eh ga-" 

"ga ada penolakan ya, nanti Windu marah ke gue kalo tau gue ngebiarin lo nyetir malem malem sendirian nanti gue juga yang ribet" 

"o-oke makasih Rai, sorry ngerepotin"

--------

Sudah 2 jam mereka mencari Windu. 

"Duh... Rin, sorry banget ya, kalo kemaren gue ga keceplosan mungkin kalian ga akan berantem kayak gini, maaf"
Yaya yang akhirnya ikut menemani Raiyan dan Karina mencari Windu pun meminta maaf kepada Karina. 

Karina menggeleng

"Gak Ya, lagian one way or another gue juga bakal tau, emang komunikasi gue sama Windu lagi jelek aja, it's nobody's fault, sekarang kita fokus cari Windu aja, gue khawatir banget apalagi gue gatau keadaanya dia sebenernya gimana" 

Karina menanggapi Yaya dengan nada yang sangat gelisah. Yaya pun mengangguk. 

"Kamu gatau biasanya Windu kalau lagi bete dia kemana bi?" Tanya Yaya yang akhirnya juga ikut menemani Karina dan Raiyan. 

Raiyan menggeleng. 

"Dia anaknya rumahan banget, emang agak diem sih anaknya, makanya dia kalo ada masalah larinya kalo ga main game dirumah ya mentok mentok hunting foto"  

Yaya juga bisa menyadari bahwa kekasihnya ini sangat gelisah, dari cara Raiyan memegang stir mobil sangat terlihat dirinya gusar. 

Yaya pun mengusap pundak Raiyan, membantunya untuk lebih santai.

"Hunting foto..?" Karina berbisik 

"Kenapa, Rin?" 

Karina lalu bergerak ke tengah Raiyan dan Yaya

"Gimana kalo kita ke kantor kalian?" 

Raiyan dan Yaya saling menatap

---------- 

Atas saran Karina, saat ini mereka sedang ada di gedung kantor Raiyan dan Windu. 

Saat mereka sampai di gedung, mereka di sambut oleh satpam yang berjaga di depan gerbang dan membenarkan bahwa Windu beberapa jam yang lalu memang masuk ke kantor dan meminta untuk dibuka kan pintu akses ke rooftop gedung  kantor mereka, dengan alasan keperluan hunting foto. 

Mengetahui hal itu mereka bertiga bergegas ke rooftop dan mendapati Windu sedang tergeletak dengan menggunakan tas kameranya sebagai alas kepala, kameranya ada di genggaman tangan kanannya. Beberapa kaleng bir juga terlihat tergeletak sembarang di sekitar Windu. 

 "Ah gila lo! gila beneran lo Win!" Omel Raiyan saat melihat kondisi sahabatnya yang sangat kacau.

Raiyan buru-buru memeriksa keadaan Windu dengan memegang nadi di tangannya, beruntungnya Raiyan bisa merasakan detak jantung Windu yang normal. Kemungkinan besar Windu pingsan karena mabok. 

AngosturaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang